3.7

32 9 0
                                    

Caibing terlihat sibuk di kamarnya, sejak pagi tadi dia tidak keluar dari sana.

Apa yang dia lakukan?

Menaruh beberapa foto dan baju Wonwoo ke dalam kotak besar.

Dia melepas semua foto Wonwoo dari tirai dan memasukan baju Wonwoo yang dia tinggalkan disini.

Bersama semua kenangan kecil mereka.

Setelah selesai, Caibing menutup kotak itu dan pergi keluar.

Apa ini keputusan yang tepat? Ia akan mengembalikan semua barang milik Wonwoo..

Caibing memasuki lift sambil membawa kotak besar itu ke arah apartemen Wonwoo.

Berkali-kali dia menghela nafas, berharap dia tidak bertemu dengan si pemilik barang itu.

Dengan hati-hati, Caibing menaruh barang itu di depan pintu, lama ia menatap kotak itu, namun dirinya segera pergi ketika mendengar suara langkah kaki dari dalam apartemen.

Cklek.

Itu Wonwoo.

Wonwoo baru saja akan bekerja, namun dia terhenti ketika melihat kotak besar ada di depanya.

Wonwoo menjajarkan dirinya dengan kotak itu dan membukanya, benar saja.. Itu adalah barang miliknya.

Sebegitu inginkah dirimu untuk menghapusku..?

Wonwoo terdiam melihat barang dan foto itu..

Caibing memberikan apa yang memang menjadi miliknya.. Tapi tidak bisakah Caibing menyimpan itu semua..? Apa mereka tidak akan bersama lagi?

Wonwoo berlari ke sekeliling mencari keberadaan Caibing, siapa tau wanita itu masih disana.. Bahkan Wonwoo berlari sampai lobi.. Namun dia tidak menemukan Caibing.

Dari kejauhan Caibing bisa melihat Wonwoo.. Dia bisa melihat dengan jelas raut wajah Wonwoo yang terengah karena berlari kesana kemari..

Bukankah aku harus melepaskanmu..

Aku membencimu..

Tapi aku mencintaimu..

Aku tidak ingin melihatmu..

Aku sangat merindukanmu..

Caibing menurunkan topi nya dan berjalan pergi dari sana.

Wonwoo sempat melihat bayangan hitam yang menatapnya dari jauh, namun saat dia fokus padanya, dia sudah menghilang..

Apa dirimu masih ada disini..? Tolong jangan pergi..

Caibing berjalan di tepian trotoar, entah kenapa matahari yang masih terik itu tiba-tiba menurunkan hujan, beberapa orang berlarian mencari tempat teduh, tapi Caibing tetap berjalan.. Tidak peduli jika tubuhnya basah.

Mungkin hujan bisa menghapus ingatanya tentang Wonwoo..?

©

Sohee meminta Wonwoo untuk datang malam ini ke apartemenya, dia menunjukan hasil foto usg pada Wonwoo,

Jelas itu bukan miliknya.

"Bagaimana? Ah.. Aku tidak sabar," Sohee memeluk lengan Wonwoo saat dia sedang menatap hasil usg itu.

Senang? Entahlah.. Wonwoo memasang raut wajah tanpa ekspresinya.

"Aku rasa anak ini adalah laki-laki, dia akan lahir dan tumbuh seperti mu," Sohee menatap Wonwoo, dan menarik tangan Wonwoo untuk menyentuh perutnya.

"Bisakah aku pergi..?" Ucap Wonwoo tiba-tiba, entah kenapa semakin lama berada di sana, dia merasa ingin bertemu Caibing.

"Kenapa buru-buru? Kau bisa tidur disini dan bermain bersama Yeseo, pekerjaan mu sudah selesai kan?"

"Aku harus kembali ke rumah sakit.." Bohong Wonwoo, dia berdiri dan memakai mantelnya.

"Sebelum pergi, kau tidak mau memelukku?"

Wonwoo menatap Sohee.

"Ini permintaan calon anak kita," Sohee mengusap perutnya,

Dengan berat hati Wonwoo pun memeluk Sohee, saat memeluknya, wanita itu mengecup bibir Wonwoo.

Refleks Wonwoo langsung menjauhkan wajahnya.
"Aku harus pergi.."

Melihat Wonwoo yang pergi terburu-buru Sohee merasa kesal.

Tidak apa.. Tidak lama lagi dia juga akan menjadi miliknya.

Wonwoo menjalankan mobilnya, dia merasa aneh pada perasaanya.. Semakin dia memaksakan untuk Sohee.. Semakin besar juga rasanya dia bersalah pada Caibing..

Dia mengemudikan mobilnya perlahan, menghela nafas berat adalah hal yang sering dia lakukan.

Hujan malam ini mulai turun lagi, ia berhenti ketika lampu menyala berwarna merah.

Dari kejauhan, Wonwoo melihat seorang anak kecil yang terjatuh karena mengejar payungnya yang terbawa angin, dia tidak memperhatikan jalan.

Setelah menyadari ada mobil yang melaju kencang  Wonwoo langsung keluar dari mobil dan berlari menuju anak kecil itu.

Tanpa memikirkan apapun.. Semuanya terjadi begitu cepat.

BRAK!

Mobil itu langsung berhenti ketika kaca mobilnya retak.

Terlihat seorang pria yang tergeletak di sisi mobil.

Orang-orang yang melintas di sana sangat terkejut atas kejadian itu.

Mereka semua berkerumun dan menolongnya.

Anak kecil itu tersungkur ke arah sisi jalan, di mana itu adalah trotoar, dia selamat.

Samar-samar pandanganya mulai menghilang.. Darah hampir menutupi seluruh wajahnya.. Dia berusaha mempertahankan dirinya untuk tetap bisa bernafas.

Apa dia akan berakhir seperti ini..?

Pengemudi mobil itu sangat panik dan menghubungi ambulance.

Bagaimana tidak? Dia tidak melihat anak kecil yang baru saja berlari karena hujan lebat.. Dan tiba-tiba mobilnya menghantam sesuatu yang terjatuh di atas kaca mobilnya, seorang pria yang kini terbaring di jalanan.

Apa aku akan bertemu dengan ayah dan ibu sekarang..?

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang