Sohee menunggu di depan apartemen Wonwoo semalaman, namun tak ada tanda-tanda bahwa dia dirumah.
Sohee semakin kesal.
Ia berkali-kali menghubungi ponsel Wonwoo, namun juga tidak ada jawaban.
"Apa dia di rumah sakit? kenapa dia tidak bilang jika sedang banyak pekerjaan?" Sohee memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, dia menuju ke lobi dan bertanya pada seorang suster yang bertugas di sana.
"Suster, apa dokter Jeon ada disini?"Suster itu mengangguk,
"Ya.. dokter Jeon ada di sini,""Benarkah? ah apa aku bisa bertemu denganya jika dia tidak sibuk?" Sohee merasa senang.
Suster itu mengerutkan dahi nya.
"Anda siapa?""Aku calon istrinya,"
"Dokter Jeon di rawat disini karena kecelakaan kemarin, apa anda tidak tau?"
Rasa senang Sohee hilang seketika..
"Apa? kecelakaan?""Ya.. dokter Jeon menyelamatkan anak kecil.. dan dia baru saja menjalani operasi,"
"Dimana kamarnya? beritahu aku."
"Ada di kamar VIP 03,"
Tanpa mengucapkan terima kasih, Sohee langsung bergegas menuju kamar itu.
Melihat Mingyu yang baru saja keluar, dia langsung menghentikan langkahnya.
"Kim Sohee?" Mingyu terkejut mengetahui Sohee ada disana.
"kenapa kau tidak memberitahu ku soal Wonwoo! aku ini kekasihnya." ucap Sohee kesal.
Mingyu hanya diam.
"Kau yang membawa ponsel Wonwoo kan?"
"Aku tidak membawanya, kau lihat?" Mingyu menunjukan kertas yang di bawa dan ponsel miliknya.
"Menyingkirlah!" Sohee masuk begitu saja ke kamar itu, dan benar saja, dia langsung berlari ke arah Wonwoo dan memeluknya.
"Wonwoo.. apa yang terjadi padamu.. kenapa kau seperti ini... Wonwoo.. buka matamu.." Sohee memeluk Wonwoo yang masih belum sadarkan diri.
Padahal yang Wonwoo butuhkan saat ini adalah Caibing.
©
Caibing menghela nafas, rasanya mata dia sangat sembab karena menangis semalam.
Ia berbaring dan menatap alarm yang masih berbunyi, bahkan enggan untuk mematikan alarm itu.
Bagaimana keadaan Wonwoo.. apa dia baik-baik saja..?
Caibing bangun dan mematikan alarm itu, dia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, bahkan riasan kemarin tidak sempat dia hapus.
Setelah membersihkan diri, Caibing menatap ponselnya, jam 11 siang.
Apa aku ke rumah sakit saja..
Tanpa berpikir panjang Caibing pun mengarahkan mobilnya ke rumah sakit, seperti orang yang kehilangan arah.
Dia hanya mengikuti kemana tanganya membawa kemari, dan mengikuti kemana kakinya melangkah.
Sesampainya di depan ruang rawat Wonwoo dia mengurungkan niatnya untuk masuk,
Di dalam sana sudah ada seorang wanita yang menemani Wonwoo.
Caibing mematung di depan pintu, melihat Sohee yang duduk di sebelah Wonwoo dengan telaten membasuh tangan pria itu dengan handuk basah.
Untuk apa Caibing khawatir.. disana sudah ada wanita lain yang menemaninya.
Bukankah dia dan Wonwoo sudah tidak memiliki hubungan apapun?
Jadi.. untuk apa dia kesini?
Caibing melangkahkan kakinya pergi dari sana, tidak peduli dengan air matanya.
Sesekali ia mengusapnya kasar dan masuk ke dalam mobilnya.
"Kenapa aku menangis seperti ini.." lirihnya sambil mengusap air matanya sedikit kasar.
Bukan dia senang menangis.. dia benci menangis..
Apa itu artinya dia masih menyimpan perasaan untuk Wonwoo? tentu saja.
Dari kejauhan ternyata Mingyu melihat Caibing.
Dia melihat Caibing keluar dari lorong vip menuju tempat parkir mobil dengan langkah tergesa dan sesekali mengusap wajahnya.
Dan tebakan Mingyu benar, Sohee masih ada di kamar Wonwoo.
Mingyu menatap amplop coklat yang di bawanya, itu adalah hasil pemeriksaan Wonwoo.
"Aku rasa.. posisi Wonwoo saat tertabrak mobil itu sangat fatal.. kau lihat retakan ini? tulang rusuk ini yang mengenai hatinya.. itulah kenapa pendarahan Wonwoo sangat banyak malam itu. patahan tulang rusuknya mengenai hati."
Mingyu menghela nafasnya dan menatap mobil Caibing yang sudah pergi dari sana.
Mereka masih saling mencintai. Kenapa hubungan mereka sangat singkat..
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Wind
Random"Aku hanya akan mencintai satu wanita dalam hidupku. Yaitu dirimu." - Jeon Wonwoo. "Bagaimana aku bisa yakin dengan perasaanmu?." - Caibing