7.0

31 8 2
                                    

Caibing menghela nafasnya pelan, sejak pulang bekerja Wonwoo demam, bahkan demamnya belum turun sejak tadi, dia terlihat gelisah dalam tidurnya.

"aku disini.. berhentilah memanggil namaku.." Caibing memeras handuk kecil itu, lalu dia letakan di dahi Wonwoo.

"Caibing.." sejak tadi Wonwoo juga membisikan nama Caibing, untung saja Mingyu mengantarnya pulang dengan selamat, bagaimana jika dia pulang sendirian?
"aku bermimpi.." lirih Wonwoo,
"aku bermimpi jika kita mengalami kecelakaan.. dan.."

"sstt... tidurlah.. istirahat ya? hm..? demam mu tinggi, jangan berpikir yang macam-macam," Caibing mengusap kepala Wonwoo, dia memejamkan matanya.
"kau tau? aegi juga khawatir padamu, sejak tadi dia aktif terus," Caibing membawa tangan Wonwoo ke perutnya.

Caibing mengusap tangan Wonwoo perlahan, lalu dia pergi ke dapur untuk mengganti air hangatnya.

"oh? Yujin-ah," Caibing tersenyum saat Yujin datang ke rumah Caibing.

"aku dengar Wonwoo sakit.. jadi Mingyu menyuruhku membantumu," Yujin memberikan paper bag pada Caibing.
"obat demam, dan bubur, aku membelinya saat kemari,"

"terima kasih ya.. aku jadi merepotkan.."

"kau pasti repot karena hamil besar.. jadi aku yang akan membantumu," ia tersenyum,
"temani Wonwoo, aku akan menghangatkan buburnya dulu," lanjut Yujin.

Caibing mengangguk dan kembali ke kamar dengan air hangat yang baru.

Caibing memeriksa ponsel Wonwoo, dari jadwal berjaga hingga operasi,
"jadwalnya padat sekali.." ia meletakan ponselnya lagi, di lihatnya wallpaper ponsel Wonwoo adalah foto usg milik Caibing yang baru.
"aegi-ya.. ayahmu manis sekali bukan?" Caibing mengusap perutnya dan benar saja, tendangan kecil muncul di perutnya.

Yujin masuk ke kamar Wonwoo,
"Caibing," panggil Yujin,

"terima kasih ya.."

"ah, aku akan tunggu di bawah saja," Caibing mengangguk,

"yeobo.. bangun.. kau harus minum obat,"

Perlahan Wonwoo membuka matanya,

"makanlah.. lalu minum obat agar kau bisa istirahat," Caibing membantu Wonwoo untuk bersandar.
"kenapa jadwalmu sangat padat.. kau bahkan tidak memiliki waktu untuk istirahat.."

Wonwoo menatap Caibing yang sedang khawatir pada dirinya,

Aku hanya tidak ingin berurusan dengan wanita yang terobsesi denganku seperti itu. Aku hanya ingin selalu menjaga perasaanmu.

Wonwoo tersenyum tipis,
"itu untukmu dan calon anak kita.."

Caibing menyuapi Wonwoo dengan perlahan,
"kau tau? aku sangat panik saat Mingyu membawamu masuk seperti itu.. dia bilang kau tidak mau di rawat di rumah sakit, sejak tadi aegi sangat aktif.. jadi Mingyu menyuruh Yujin datang untuk membantuku,"

Wonwoo tersenyum melihat Caibing bicara tanpa jeda,
"sudah selesai memarahiku dokter..?"

Caibing mencubit perut Wonwoo dengan gemas.
"habiskan buburnya ya.. minum obat lalu istirahat.. dokter, seharusnya kau menjaga kesehatanmu.."

"maaf yeobo.." ucap Wonwoo mencium tangan Caibing.

"apa kau harus mengambil semua jadwal itu? sepadat itu..?"

"jangan khawatir.."

"bagaimana aku tidak khawatir.. kau sampai sakit seperti ini," Caibing mengusap air matanya.

Wonwoo yang melihat itu merasa sedih juga, bukanya dia membuat Caibing bahagia, dia malah membuatnya khawatir.. jika saja Chaeyeon berhenti mengikutinya.. mungkin Wonwoo juga tidak akan mengambil semua pekerjaan itu, dia mencoba menghindari wanita itu.

Wonwoo memeluk Caibing,
"jangan menangis.. maaf.. aku akan memperhatikan jadwalku lagi.. agar aku juga bisa menemanimu saat melahirkan nanti? hm?" Wonwoo mengusap air matanya.

"kau menyebalkan," Caibing memukuli Wonwoo dengan pelan lalu memeluknya lagi.

Wonwoo mengusap punggung Caibing dengan lembut,

Percayalah.. aku berusaha menjadi seorang suami dan ayah yang baik untuk keluarga kita.

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang