Caibing selesai membuatkan Wonwoo makanan, ia berharap Wonwoo menyukainya.
Setelah selesai bersiap, dia melajukan mobilnya ke rumah Mingyu.
"Bibi, aku datang" Ucap Caibing saat memasuki rumah Mingyu, dia juga sempat bertemu dengan Mingyu di depan.
"Oh, Caibing-ssi.. Masuklah,"
Caibing tersenyum,
"Aku membawakan beberapa makanan untuk Wonwoo..""Dia tidak mau makan.. Ah aku akan siapkan makananya,"
"Tidak perlu bibi.. Aku yang akan menyiapkanya," Caibing mengeluarkan beberapa lauk kesukaan Wonwoo.
"Beruntung sekali Wonwoo memiliki kekasih sepertimu Caibing,"
Caibing tersenyum.
Ia mengetuk pintu kamar Mingyu,
"Wonwoo.. Ini aku, Caibing.."Tanpa menunggu jawaban Caibing masuk, ia melihat Wonwoo yang membelakanginya dan menatap ke arah jendela.
Caibing tersenyum dan duduk di sebelah Wonwoo.
"Selamat pagi.." Ia tersenyum.Wonwoo tidak menatap ke arah Caibing.
"Mau makan? Aku sudah bawakan makanan kesukaanmu," Ucap Caibing sambil menurunkan kedua kaki Wonwoo, dia juga merapikan rambut Wonwoo yang berantakan dengan tanganya, menyisirnya dengan lembut.
Wonwoo kini menatap Caibing,
Satu dan hanya dia yang dia miliki sekarang..
Caibing memberikan susu hangat untuk Wonwoo,
"Minum ya..? Selagi masih hangat,"Dengan pelan Wonwoo meminum susu itu walau hanya sedikit.
Saat Caibing akan menyuapinya, Wonwoo memeluk wanita itu.. Menyembunyikan wajahnya pada bahu Caibing.
Isakan kecil terdengar dari mulut Wonwoo.. Ia yakin bahwa bahunya basah.. Air mata Wonwoo yang hangat menyapa tubuhnya.
Dengan lembut Caibing membalas pelukan itu.
"Berjanjilah.. Berjanjilah kau tidak akan pernah meninggalkanku.." Ucap Wonwoo..
Wonwoo hanya memiliki Caibing..
"Aku tidak akan pergi ke mana pun.. Aku janji.." Jawab Caibing mengusap pelan punggung Wonwoo..
Wonwoo yang merasakan patah hati bertemu dengan Caibing yang kini sangat berarti untuk dirinya.
©
Mingyu baru saja sampai di rumah sakit, namun seorang suster sudah memintanya untuk pergi ke ugd.
Seseorang yang mencari di mana Wonwoo berada.
Mingyu menghela nafas dan kini berdiri di belakang wanita itu.
"Ada apa lagi.. Berhentilah datang di kehidupan Wonwoo.. Dia bukan milikmu lagi"
Wanita itu menatap Mingyu.
"Mingyu-ya.. Dimana Wonwoo? Aku datang ke apartement nya.. Tapi tidak ada orang disana.. Apa yang terjadi?""Aku bilang berhenti mengusiknya.. Ada apa denganmu? Kau yang membuangnya dan sekarang kau bersikeras untuk bertemu denganya? Kau sudah memperlakukan Wonwoo dengan sia-sia."
"Mingyu.. Maafkan aku.. Tapi ijinkan aku bertemu Wonwoo.." Sohee memohon.
"Setelah kau menyakiti hatinya untuk menikah dengan pria lain?"
Sohee terdiam.
Memang itu kenyataanya.
"Jangan berharap untuk kembali padanya. Aku rasa dia berhak bahagia tanpa dirimu."
Saat Sohee ingin mengucapkan sesuatu, Mingyu menatap jam tangan nya.
"Ah, kau membuang waktu ku. Aku harus pergi.""Mingyu.. Mingyu.." Yang di panggil sudah menghilang di dalam lift.
Sohee hanya terdiam di sana..
Apakah dia tida sadar bagaimana dia memperlakukan Wonwoo saat itu?
Bicara dengan mudah untuk menikahi pria lain.
Menuntut pria itu untuk selalu ada untuknya.
Meminta Wonwoo selalu mengerti dirinya.
Sohee yang egois.
Apa sekarang dia menyesal ? Tidak. Dia masih belum menyerah..
©
Setelah Wonwoo merasa sedikit membaik, dia meminta untuk pulang ke apartemen.
Ia menaiki taxi, menikmati jalanan kota Seoul pada malam hari.
Pandanganya kosong menatap ke arah luar.
Ia mengirim pesan pada Caibing jika ia akan pulang ke apartemen malam ini, tapi Caibing belum membalas pesan nya.
Mungkin dia sedang sibuk..
Baru saja ia keluar dari lift, namun seorang anak kecil menghampirinya.
"Ayah..."
Wonwoo berhenti melangkah dan menatap anak kecil itu, ayah?
"Oh, Wonwoo, kau sudah pulang? Aku menunggumu sejak kemarin.." Ucap Sohee. Sohee lalu menggendong anak itu.
"Siapa dia?" Tanya Wonwoo dengan datar.
"Putriku,"
Wonwoo tersenyum sinis.
"Jadi.. Kebohongan apalagi ini?""Wonwoo.. Bisakah.. Kau kembali bersamaku lagi? Jadilah ayah sambung untuk Yeseo.. Maaf.. Aku memang bersalah.. Tapi.. Setidaknya tolong buat putriku bahagia.." Ucap Sohee.
Sepertinya dia salah untuk pulang malam ini.
"Kau sudah tidak waras ya?, aku tidak ada hubunganya dengan anak ini, dan kau.. Kau sudah membohongiku sejak kapan? 3 tahun? 4 tahun yang lalu? Aku hidup penuh kebohongan bersamamu!" Teriak Wonwoo, ia tidak peduli jika ada anak kecil disini.
"Lalu apa bedanya denganmu? Kau juga dekat dengan wanita itu kan? Sekarang kalian berpacaran? Wah hebat." Jawab Sohee.
"Apa reaksinya jika aku mengatakan jika anak ini adalah anak ku dan anak mu?""Apa?"
"Aku akan mengatakan pada wanita itu, kita lihat apa reaksinya jika tau soal ini"
"Jangan macam-macam dengannya."
"Kau bahkan tidak mau menurutiku."
"Jangan meminta apapun dariku. Dan jangan pernah kau menyentuh Caibing. Sedikitpun kau menyentuhnya.." Ucap Wonwoo. Ia lalu masuk ke apartemen itu dengan kunci manual.
Dia tidak bodoh untuk membiarkan wanita itu tau pasword apartemen ini lagi.
Di luar Sohee menatap pintu apartemen Wonwoo yang tertutup rapat.
"Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan mu kembali Wonwoo.."Wonwoo menjatuhnya dirinya di sisi ranjang, menutup matanya dengan lengan, memilih untuk menutup matanya alih-alih pergi mengganti baju.
Ia hanya ingin merasa tenang.. Tapi kenapa wanita itu muncul di kehidupan nya lagi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Wind
Random"Aku hanya akan mencintai satu wanita dalam hidupku. Yaitu dirimu." - Jeon Wonwoo. "Bagaimana aku bisa yakin dengan perasaanmu?." - Caibing