1.4

33 11 0
                                    

Seperti biasa, Mingyu menyusul sahabat karibnya itu ke sebuah bar.

Wonwoo sudah di sana dengan satu gelas wine di depan nya.

"Ada apa?" Ucap Mingyu setelah menemukan sosok Wonwoo yang terdiam.

Wonwoo menatap Mingyu.

"Kau pernah bilang padaku kan, jika aku bisa menyembuhkan luka ku karena perempuan itu," Ucap Wonwoo lirih.

Namun terlingan pria tiang itu bisa mendengarnya.

"Aku rasa kau benar.. Aku.. Aku merasa nyaman bersama Caibing, kami mulai dekat.." Lanjut Wonwoo.
"Apa.. Aku mulai menyukainya?"

Mingyu mengangguk paham.
"Kau serius? Kau yakin dengan perkataanmu itu? Kau harus membedakan perasaan dan pelampiasan."

"Tidak.. Tidak.. Bukan pelampiasan.. Aku tulus.. Aku merasa tulus padanya" Sergah Wonwoo.

Mingyu tersenyum.
"Jika itu bisa menyembuhkan lukamu.. Buka hatimu untuk Caibing.."

"Aku ingin bersamanya.. Aku ingin tau segalanya tentang dia," Ucap Wonwoo dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kau sudah bisa melepas Sohee?" Tanya Mingyu.

"Aku pernah begitu dalam mencintainya," Wonwoo tersenyum miris dan meminum wine itu sekali teguk.
"Aku merasa terlalu memberikan kebebasan untuknya dulu.. Kebebasan untuk menungguku dengan melakukan apapun yang dia mau,"

"Aku rasa Caibing tidak seperti itu.. Dia memiliki kesibukanya sendiri, aku yakin dia akan mengerti pekerjaan dan situasimu,"

Wonwoo mengangguk,

"Jika kau menyukainya.. Aku rasa.. Kau bisa memulai kehidupan baru mu.. Jangan sampai bayangan masa lalu selau menghantui mu.." Ucap Mingyu menepuk bahu Wonwoo.

Wonwoo menatap Mingyu,
"Kau dalam mode bijak ya?"

"Aish.. Aku serius, kau malah melawak."

"Biasanya kau gila,"

"Heii.. Ini ide ku mendekatkanmu pada Caibing, pilihanku tidak akan pernah salah." Mingyu tertawa bangga.

"Ya.. Ya.. Terima kasih atas kerja keras mu dokter Kim"

Perasaan yang mulai ada untuk Caibing.

©

Sejak hari itu, minggu, bulan, sudah terlewati.

Hubungan Caibing dan Wonwoo semakin dekat.

Walau mereka jarang bertemu, tapi Wonwoo benar-benar menyempatkan bertemu dengan Caibing walau hanya makan siang atau makan malam saja.

Sebenarnya Caibing tidak masalah akan hal itu.. Dia tau menjadi dokter sangat sibuk.

Wonwoo merasa nyaman dengan Caibing walau gadis itu masih tidak banyak bicara..

Dua orang itu masih belum paham akan perasaan masing-masing.. Wonwoo berusaha melupakan Sohee, tapi Caibing masih menganggap Wonwoo hanya ingin berteman denganya, walau dia tau saat di dekat Wonwoo hatinya selalu ingin berontak, dia merasa sangat senang.

Jadi.. Sampai kapan mereka akan menyadari perasaan masing-masing?

©

5 bulan kedekatanya dengan Caibing.

Wonwoo duduk di meja kerjanya, satu minggu lebih dia berada di sini, melayani bangsal vip sangat melelahkan.. Belum lagi jadwal operasi.

Dia tidak sempat bertemu dengan Caibing.

Wonwoo menatap ponselnya, Caibing mengirimkan foto Wonwoo yang sudah di cetak, ia tersenyum dan menelpon Caibing.

"Wonwoo-ya," Suara lembut di seberang sana menyapa gendang telinga.

"Kau sudah pulang?" Tanya Wonwoo.

"Eumm.. Aku baru saja akan tidur, bagaimana denganmu?"

Wonwoo tersenyum,

Hanya mendengar suaranya dia sangat senang.

"Mungkin aku akan pulang lusa.. Aku ada tugas malam ini.." Wonwoo menatap jadwal pada kertas yang di tempel pada papan di belakang meja nya.

"Ingin aku bawakan apa?"

Ya.. Caibing dan Wonwoo memang semakin dekat, jika Wonwoo menghabiskan banyak waktu di rumah sakit, maka Caibing yang akan pergi ke rumah Wonwoo membawakan beberapa makanan yang ia buat sendiri, entahlah kebiasaan kecil itu baru berjalan 2 bulan yang lalu saat Wonwoo ingin makan beberapa lauk, dan Caibing bilang dia bisa membuatnya jika Wonwoo mau, jadi.. Begitulah kebiasaan berasal.

"Kau ingin membawakan aku apa?"

"Sup abalone?"

Wonwoo mengangguk walau Caibing tidak melihatnya.
"Tidak masalah.. Aku suka masakanmu,"

"Jika kau lelah istirahatlah.. Jangan terlalu memaksakan dirimu Wonwoo-ya.."

Kalimat khawatir?

"Aku ini dokter.. Aku tidak akan sakit Caibing-ah," Wonwoo tertawa kecil.

"Dokter juga manusia,"

Jawaban singkat Caibing membuat Wonwoo gemas, selama ini memang Caibing selalu bicara apa adanya, itulah yang membuat dirinya gemas.

"Ya sudah.. Sepertinya aku harus kembali bekerja.. Istirahatlah Im Caibing," Ucap Wonwoo.

"Eum.. Selamat malam Jeon Wonwoo.."

Pip.

Wonwoo tersenyum, belum pernah dia mendapatkan perhatian sehangat ini.. Sungguh..

Sepertinya ada pemikiran jika dia akan menarik ucapanya saat itu.

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang