4.3

33 12 0
                                    

Sudah hampir satu minggu sejak dia sadar.. tapi dia tidak bisa menghubungi ponsel Caibing..

Apakah Caibing menjauh darinya lagi..? apakah kali ini dia harus merelakan Caibing?

Wonwoo bersandar pada ranjang pasien itu, ia terus menatap ke arah pintu, berharap Caibing yang datang melalui pintu itu..

"Wonwoo-ya, lihat siapa yang datang bersamaku," itu adalah suara Sohee,

Wonwoo tersenyum tipis.

"Ayah," panggil Yeseo yang berada di gendongan Sohee.

"Ayah, apa ayah sudah sembuh? ibu bilang ayah sakit," Yeseo mengerucutkan bibirnya.

Wonwoo menggeleng pelan dan menyentuh pipi anak itu.
"Aku sudah sembuh, jangan khawatir.."

"Ayah kapan pulang..? aku rindu pada ayah.."

Dia tidak tega pada anak sekecil Yeseo.. tapi dia juga tidak bisa terus berpura-pura seperti ini.. dia sudah tidak mencintai Sohee.. jadi.. dia ingin berhenti berpura-pura bahwa dia akan menikahi ibunya, tapi.. kenyataanya memang dia akan bertanggung jawab atas janin itu.

Wonwoo mengerutkan dahinya dan memegang kepalanya yang tiba-tiba sakit.

"Wonwoo-ya.. kau baik-baik saja? mau aku panggilkan dokter?" panik Sohee.

Wonwoo masih diam dan menunduk sambil memegangi kepalanya.

Memikirkan semua ini hanya akan menambah buruk keadaan.

"Mingyu bagaimana Wonwoo?" Sohee khawatir.

Mingyu menatap Wonwoo yang kini terbaring lemas, dia baru saja menyuntikan obat penenang.
"Biarkan dia istirahat, sebaiknya tinggalkan dia sendirian,"

Itu adalah kalimat usiran yang tepat kan?

Dengan berat hati, Sohee dan Yeseo keluar dari kamar Wonwoo.

"Aku akan berjaga disini saja," ucap Sohee.

Mingyu menghela nafasnya kasar.
"Kenapa kau keras kepala sekali untuk berada disini? Wonwoo bukan anak kecil, kenapa kau mengekang dirinya, dia bukan milikmu!"

"Dia akan segera menikah denganku. apa kau lupa itu? aku hamil!"

Mereka berdua berdebat di depan kamar vip 03 itu.

"Sandiwara apalagi yang kau mainkan?" ucap Mingyu.

"Apa?"

Mingyu tersenyum sinis.
"Lebih baik kau menyerah sebelum aku yang maju." Mingyu pun pergi dari hadapan Sohee.

Sohee menatap Mingyu yang sudah menjauh darinya.
"Apa maksudnya?" lirih Sohee.

©

Yujin menatap Caibing yang sejak tadi tidak lepas dari laptopnya.
"Kau sedang apa? sibuk sekali.."

Caibing membenarkan kacamatanya.
"Ah.. proposal pameran, aku hanya ingin mengajukan pameran foto di kontes ini,"

Yujin hanya mengangguk menanggapi Caibing, sahabatnya itu memiliki banyak kesibukan sekarang.. dia selalu berpergian dan membawa kamera kesayanganya.
Dan sekarang dia bahkan mengajukan ke sebuah pameran foto..

Apa kesibukan adalah cara melupakan sejenak masalah kehidupan?

"Lalu apa yang akan terjadi jika kau terpilih?" Yujin duduk di sebelah Caibing.

"Tentu saja fotoku akan di pamerkan di sebuah acara amal, aku tidak sabar," Caibing tersenyum walau wajahnya masih fokus pada benda bersegi panjang itu.

"Kau tidak tidur?" Yujin sudah berbaring di sebelah Caibing.

pukul 12 malam.

"Sebentar lagi,"

Yujin memang sengaja menginap disini, dan Caibing tidak lepas dari ponsel atau laptop, tapi dia hanya mengaktifkan panggilan saja, bahkan di room chat hanya ada Yujin, dia mengarsipkan semuanya di ponsel itu.

Apakah Caibing tidak penasaran soal keadaan Wonwoo..? tentu saja.. tapi dia sadar, dia tidak ada celah untuk menemuinya

"Tidurlah.. matamu tidak sakit?" ucap Yujin sedikit khawatir.

"Baik,Baik.. sudah selesai," Caibing menutup laptopnya dan berbaring di samping Yujin.

"Wonwoo sudah sadar.." lirih Yujin yang membuat Caibing membuka matanya menatap Yujin.
"Kau tidak menemuinya?"

Caibing menatap arah lain,
"Untuk apa.. Sohee sudah ada di sampingnya, hubunganku dengan Wonwoo sudah berakhir.."

"Kau selalu mengatakan kalian sudah berakhir, ini belum berakhir.."

"Wonwoo akan segera menikahi wanita itu kan..? apa yang harus aku lakukan lagi? katakan Yujin-ah.." Caibing menatap Yujin.

"Setidaknya temui dia.. aku rasa dia akan senang jika kau datang," Yujin mengusap bahu Caibing.

Namun Caibing memalingkan tubuhnya membelakangi Yujin.

Aku juga sangat merindukan Wonwoo.. tapi apa yang bisa aku lakukan?

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang