6.2

27 8 1
                                    

"banyaklah istirahat.. untuk pekerjaanmu, serahkan semuanya pada Jiyeon nuna.." ucap Wonwoo menatap Caibing yang sedang berada di mobil bersamanya.

"tapi.. dia pasti juga akan kesusahan.. apalagi 2 toko sekaligus.." ucap Caibing, Wonwoo menghela nafas.

"dia bisa merekrut asisten kepercayaan kan..? jangan khawatir.. kau harus jaga kesehatanmu.. bukan hanya dirimu sekarang, ada aegi dalam dirimu, jika kau lelah dia juga akan lelah," lanjut Wonwoo dengan sesekali menatap ke arah Caibing dan tersenyum.

"baiklah.. aku akan bicarakan denganya besok,"

Wonwoo mengusap kepala Caibing dengan pelan.

Jam menunjukan pukul 12 malam, Caibing tidak bisa tidur dan terus bergerak gelisah, Wonwoo yang menyadari itu bangun dan duduk di sebelahnya.

"ada apa?"

"aku tidak bisa tidur.." jawab Caibing, Wonwoo mengusap kepalanya pelan.

"kenapa? semalam kau bisa tidur pulas,"

"aku ingin kue ikan.." Caibing bangun dan menatap ke arah Wonwoo.

"s-sekarang?" Caibing mengangguk.

Bukanya tidak mau.. tapi apakah masih ada yang buka tengah malam ini?

"baiklah, aku akan belikan," Wonwoo memakai piyamanya dan mengambil jaket,

"aku ikut.."

"di luar dingin.. aku akan segera kembali"

"biarkan aku ikut hm?" Caibing menatap Wonwoo dan memohon,

Permintaan calon anaknya harus di kabulkan bukan?

Wonwoo mengambil mantel Caibing,
"pakai ini, jangan sampai kau sakit,"

Mereka pun menyusuri jalanan Seoul untuk menemukan tenda penjual kue ikan,

"aegi-ya.. keberuntungan berpihak padamu," Wonwoo menepikan mobilnya dan turun, begitu juga Caibing.

"mau makan disini?" tanya Wonwoo, Caibing mengangguk senang,

"aku akan makan disini saja,"

Wonwoo tersenyum melihat Caibing, dia juga memilih beberapa makanan, dan Caibing sudah memegang dua tusuk kosong di tangan kirinya.

Kenapa dia sangat lucu..?

Caibing menatap Wonwoo saat dia makan,
"kau tidak makan?"

"untukmu saja.." ia hanya tersenyum.

"bolehkah membawa beberapa untuk di bawa pulang?"

Wonwoo mengangguk dan meminta penjual itu membungkus beberapa.

"wahh.. kenapa jadi seenak ini? padahal aku jarang sekali memakanya," ucap Caibing saat di perjalanan pulang.

"mungkin itu karena aegi yang meminta,"

"aegi-ya, kau suka? bukankah rasanya enak?" Caibing mengusap perutnya pelan.

Wonwoo tersenyum, sepertinya dia memiliki double job sekarang, selain menjadi dokter.. dia juga harus menjadi suami siaga.

Pagi hari pun tiba, namun Wonwoo tidak menemukan Caibing di tempat tidur, melainkan dia sudah ada di dapur untuk membuat sarapan.

"selamat pagi Caibing, selamat pagi aegi," sapa Wonwoo memeluk istrinya dari belakang.

"kebiasaanmu memeluk ku dari belakang," protes Caibing,

"lalu apa? kau mau aku peluk dari depan?" Wonwoo memajukan wajahnya,

"itu akan sangat mengganggu.. lebih baik duduk dan tunggu sampai makananya siap,"

"baiklah nyonya.. aku tidak akan mengganggu.." Wonwoo berjalan ke kamar mandi,

"hari ini aku ke caffe ya!" ucap Yujin sedikit berteriak,

Bukanya menjawab, Wonwoo mengeluarkan sedikit kepalanya.
"kenapa? aku kan sudah menyuruhmu bekerja dari rumah saja.."

"aku akan bicara pada Jiyeon eonnie, tidak sopan bicara di telepon,"

"setelah urusanmu selesai, kau pulang kan?"

Caibing mengangguk.

©

Wonwoo berjalan di koridor rumah sakit, ia sedang fokus pada jadwal pekerjaanya, hingga direktur rumah sakit memanggilnya.

"dokter Jeon, kemarilah," panggil direktur perusahaan dari arah ruanganya.

Wonwoo pun berjalan ke arahnya.

"kenalkan, ini dokter magang dari universitas Seoul, namanya Jung Chaeyeon,"

Wonwoo mengangguk dan tersenyum saat memperkenalkan diri, begitu juga wanita muda itu.

"jadi.. apa yang harus saya lakukan?" tanya Wonwoo,

Direktur itu malah tertawa,
"kenapa kau bertanya? kau akan menjadi penanggungjawab dirinya saat magang disini, aku ingin kau bekerja bersamanya,"

"mohon bantuanya sunbae-nim," ia membungkukan badan nya.

Wonwoo mengangguk paham,
"hanya seperti pengawas untuknya?"

"kau bisa membantu jika dia kesulitan berada di ugd,"

"baiklah saya mengerti,"

Mereka berdua tidak sadar jika wanita itu memperhatikan Wonwoo sejak tadi.

"Kenapa aku tidak tau jika ada dokter setampan dirinya disini?"

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang