2.0

43 10 0
                                    

7 Panggilan tidak terjawab.

010 xxxx xxxx xxxx

Wonwoo baru saja menyelesaikan operasi  jam 2 pagi.

Dia menatap layar ponsel nya dengan 7 panggilan masuk tak terjawab dari nomor tidak di kenal.

"Siapa ini? Seperti tidak ada kegiatan saja.." Ia kembali memasukan ponsel ke saku celana dan berjalan menuju pantry untuk sekedar membuat kopi.

Baru saja Wonwoo selesai membuat kopi dan akan meminumnya, suara seseorang membuatnya hampir menjatuhkan gelas itu.

"Mau pulang?"

"Hei! Kim Mingyu! Kau mau memasukan aku ke ugd ya!" Teriak Wonwoo sambil berjongkok di lantai karena dia sangat terkejut.

Sungguh.. Siapa yang dini hari berada di pantry selain dirinya? Bahkan suster juga sedang berjaga, lalu ada suara yang mengejutkan dirinya.

Mingyu memasang wajah tanpa dosa dan merentangkan tanganya.
"Aku kan hanya menyapa,"

"Menyapa? Sialan kau Kim." Gerutu Wonwoo.
"Kau tidur disini? Di pantry?" Tanya Wonwoo lagi saat Mingyu membereskan selimut di lantai.

"Aku menyelesaikan operasi di ruang 3, selesai jam 11 saat kau masuk, jadi aku tidur disini," Jawab Mingyu sambil menguap.

Wonwoo hanya menggelengkan kepalanya.
"Ah ya.. Ada panggilan nomor asing di ponselku, apa Minseo mengganti nomornya?" Tanya Wonwoo.

"Minseo? Dia akan menyebut namanya jika dia mengubah nomor, memang siapa?"

Wonwoo memberikan ponselnya pada Mingyu,
"Saat aku melakukan operasi ada beberapa panggilan yang masuk namun tidak terjawab."

Mingyu melihat nomor asing itu.
"Biarkan saja, jika penting dia akan menghubungimu,"

"Benar kan? Jadi aku akan biarkan saja,"

Mereka berdua istirahat sebentar sebelum pulang ke rumah masing-masing.

©

Tangisan suara anak kecil sejak tengah malam tidak berhenti..

Entah sudah berapa lama sang ibu berupaya menangkan putrinya itu.

"Yeseo-ya.. Berhenti menangis.. Ada apa denganmu.." Ucap Sohee sambil menenangkan tangis putri kecilnya itu.

"Ayah.. Ayah... Yeseo mau ayah.. Ayah kemana.." Ia terus menangis dan menjerit memanggil ayahnya.. Entah itu Hansol.. Atau dia rindu dengan ayah kandungnya..? Kang Daniel.

"Iya.. Iya.. Besok Yeseo akan bertemu ayah.. Jadi berhentilah menangis.. Ya? Ibu mohon.." Sohee berusaha tenang dan mencari selembar kertas di dalam tas miliknya.. Nomor telepon seseorang.

Dia terus berusaha menghubunginya.. Namun tidak ada jawaban sama sekali..

"Wonwoo.. Apakah kau sudah benar-benar tidak mau mengangkat teleponku..? Kau adalah satu-satu nya harapanku untuk Yeseo.."

©

"Kau seperti zombie.. Aku matikan saja ya..?" Ucap Caibing menatap layar ponselnya, dia sedang menyiapkan gelas di caffe.

"Ini sudah 5 menit," Jawab seseorang di seberang sana, rambut berantakan dan menaruh kepalanya pada bantal.

Bahkan wajahnya sudah seperti bantal yang menipis.

"Tidurlah.. Kau mengajak ku saat kau dapat libur nanti,"

Pria itu mengangguk dengan mata tertutup dan melambaikan tanganya.

"Imutnya.." Balas Caibing melambaikan tanganya dan mematikan ponsel.

Brak!

Seseorang menerobos masuk ke dalam caffe dan menghampiri Caibing.

Dia menarik rambut Caibing dari belakang.
"Apa yang sudah kau lakukan pada kekasihku hah! Dasar wanita murahan!" Teriaknya.

Beruntung caffe baru saja buka dan masih sepi.. Beberapa pegawai mencoba melerai perkelahian itu.

"Lepaskan!" Teriak Caibing berusaha melepaskan cengkraman wanita itu. Kim Sohee.

"Dia tidak menjawab panggilanku! Dia juga tidak membuka pintu untuk ku!" Teriak Sohee.

"Hei! Hei! Berhenti!" Teriak beberapa pegawai yang berhasil melerai mereka.

Rambut Caibing berantakan dan luka di sudut bibir karena Sohee juga sempat mencakarnya.

"Sudah cukup nona! Kau membuat keributan disini!" Teriak Jiyeon.

"Keributan? Kau bisa tanyakan pada bos mu itu siapa yang mencari keributan lebih dulu hah!?"

"Keluar dari sini." Desis Caibing.

"Kau mengusirku? Kita belum selesai!" Sohee baru saja akan maju untuk memukul Caibing, dan beberapa pegawai dengan sigap memegang Sohee dan membawanya keluar.

"Pastikan dia tidak berkeliaran di luar." Ucap Jiyeon, kemudian dia menatap Caibing yang kacau..
"Ayo.. Ke ruang ganti dulu.." Ajak Jiyeon, Caibing menurutinya.

"Eonnie.. Dia bahkan tau dimana aku bekerja.." Lirih Caibing saat Jiyeon merapikan rambutnya.

"Aku akan mencegahnya untuk masuk kemari.." Jawab Jiyeon.
"Wanita gila itu menakutkan.."

Caibing terdiam.

Apa.. Ini ada hubungan dengan Wonwoo yang ingin mengatakan sesuatu padanya..?

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang