"Benarkah? Ayah dan ibu akan pulang lusa? Baiklah.. Aku akan jemput kalian di bandara.. Aku akan kenalkan pada seseorang" Wonwoo terlihat semangat saat menerima telepon dari sang ayah yang berada di luar negeri.
Dia ingin memperkenalkan wanita yang kini mengisi hatinya.
"Baiklah.. Aku akan menjemput tepat waktu.. Hati-hati.. Aku akan menunggu kalian," Ucap Wonwoo sebelum mematikan ponselnya dan berjalan di lorong rumah sakit.
Mingyu baru saja keluar dari ugd dan berpapasan dengan Wonwoo.
"Hei brother!""Hmm?" Jawab Wonwoo memegang papan dengan beberapa berkas.
"Kau terlihat ceria sekali, hal baik pasti terjadi padamu," Ucap Mingyu meletakan lenganya di bahu Wonwoo.
"Ayah dan ibu ku akan pulang," Jawab Wonwoo, ya.. Mereka tidak bisa pulang setahun sekali.. Mereka bertemu setelah 5 tahun.
Korea-Florida.
"Wahh benarkah? Aku juga akan memberitahu ayah dan ibu," Ucap Mingyu.
"Aku yang akan menjemputnya," Balas Wonwoo.
"Baiklah baiklah, bagaimana liburanmu?" Tanya Mingyu, yang di lirik tersenyum.
"Menyenangkan,"
"Kau berciuman?" Celetuk Mingyu yang di berikan hadiah dengan Wonwoo yang menutup mulut lebar Mingyu seketika.
"Tutup mulut mu bodoh."
Mereka berada di koridor ugd, ada banyak orang yang bisa mendengarnya.
Mingyu tertawa,
"Benar??? Itu benar????"Wonwoo diam dan bergegas masuk ke lorong menuju vip, meninggalkan Mingyu yang masih berteriak heboh.
Wajah Wonwoo sangat dekat dengan Caibing. Terdengar suara detak jantung.. Jantung siapa?
Jantung mereka berdua yang bersahutan.
Tangan Caibing bergetar saat memegang kacamata yang masih menempel pada wajah Wonwoo.
Perlahan Wonwoo memajukan wajahnya ke arah Caibing.. Mendekat... Semakin dekat..
Brak!
Siapa sangka jika Wonwoo akan jatuh dari sofa saat dirinya berusaha mencuri ciuman pertama Caibing.
Caibing terkejut dan gugup. Dia bergegas berdiri.
"Ma-makananya sudah siap," Dia berbalik dan pergi menuju kamarnya.Wonwoo terdiam dan menyembuyikan wajahnya pada bantal yang ikut jatuh bersamanya.
Malu. Sangat malu.
Mau di letakan dimana wajahnya ini?
"Aish... Timingnya pas sekali" Gerutu Wonwoo merapikan rambutnya dan memakai kembali kacamata itu dengan benar.
Kencan pertama yang akan di ingat ketika ingin mencuri ciuman pertama.. Dirinya jatuh dari sofa dengan tidak estetik. Jeon Wonwoo.
©
Caibing sangat gugup melihat wajah Wonwoo yang terlalu dekat.. Bahkan dia bergegas pergi tanpa menolongnya.
Caibing berlari ke kamar dan bersandar pada pintu.
Dia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat.
Rasanya menggelitik. Ingin tertawa dan tersenyum memikirkan Wonwoo.
Caibing tersenyum malu saat memikirkan kejadian itu.
Dia menatap ke arah luar jendela.
Hari ini dia berada di flower caffe, menikmati secangkir kopi dan merapikan beberapa bunga.
Rambut sebahu yang di ikat,baju dengan model sabrina berwarna abu dan celana panjang warna hitam.
Sangat jarang dirinya memakai warna cerah, padahal dia sangat cantik dengan itu.
"Yujin-ah, apa aku antar saja pesanan karangan bunga ini?" Caibing menerima panggilan dari Yujin untuk mengantar pesanan bunga.
"Baiklah.. Sampai nanti,"Dengan cekatan dia memindahkan karangan bunga yang sudah selesai ke dalam mobil pengiriman.
Pesan dari : Jeon Wonwoo.
Semoga pekerjaanmu menyenangkan Im Caibing
Caibing tersenyum.
Rasanya berbeda saat orang yang menyukaimu mengirimkan semangat dengan kata-kata.
Setelah mengantarkan bunga pada Yujin, Caibing menghentikan mobilnya saat lampu menyala merah.
Sesekali ia melihat orang-orang yang sedang menyeberang di depan mobilnya.
Namun, dirinya tertuju pada seorang wanita yang tidak asing baginya sedang mendorong kereta balita.
"Kim Sohee..?" Lirih Caibing. Matanya terus mengikuti wanita itu.
Jadi.. Apa yang di katakan Minseo itu benar? Sohee mempunyai seorang putri? Apakah Wonwoo tau hal ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Wind
Diversos"Aku hanya akan mencintai satu wanita dalam hidupku. Yaitu dirimu." - Jeon Wonwoo. "Bagaimana aku bisa yakin dengan perasaanmu?." - Caibing