5.5

31 12 1
                                    

Malam pun tiba, beberapa orang berada di Namsan sedang berfoto atau bahkan sedang duduk bersama keluarga menikmati indahnya malam dengan pemandangan kota Seoul.

Caibing lebih dulu sampai, dan dia sangat gugup.

Beberapa kali dia meniup tanganya yang terasa dingin dan melihat ke arah tangga dimana itu adalah jalan satu-satunya untuk naik sampai ke atas.

Apa mungkin Wonwoo akan terlambat?

Tiba-tiba pandangan Caibing menjadi gelap, tidak, dia tidak pingsan.

Seseorang menutup kedua matanya.
"menungguku?" pria itu tersenyum sambil melepas tanganya.

Caibing tersenyum,
"aku kira kau tidak datang,"

"mana mungkin aku tidak datang.. ada hal yang ingin aku sampaikan padamu.." Wonwoo tersenyum sambil merapikan syal merah milik Caibing.

"ada apa..?"

Wonwoo tersenyum,
"Im Caibing.. kau tau kan aku sangat mencintaimu..?" Wonwoo memegang kedua tangan Caibing.

Detak jantung Caibing sangat cepat sekarang, dia menatap sekeliling dan ada beberapa orang yang memperhatikan mereka berdua.

"aku tau.. perasaanku padamu tumbuh begitu cepat, tapi kita dulu pernah bertemu saat kecil, walau kita akhirnya pernah melupakan satu sama lain,"

Sruk.

Wonwoo berlutut di depan Caibing.

"Wonwoo-ya.. bangun, aku malu.." bisik Caibing, namun Wonwoo hanya tersenyum, membiarkan orang-orang mengetahui keseriusanya untuk calon istrinya itu.

"kau merasakan perjalanan kita sampai disini kan? betapa sulitnya kita untuk bersama.. tuhan memberiku kesempatan untuk bersama dirimu lagi," Wonwoo menatap wajah Caibing dengan satu tangan yang ia simpan di dalam saku.

"Im Caibing.. kau mencintaiku kan?"

Caibing mengangguk,

"kau percaya padaku kan?"

Ia mengangguk lagi,

"bolehkah aku meminta sesuatu padamu?"

"apa itu?"

"tetaplah bersama denganku untuk waktu yang lama," Wonwoo tersenyum.

Caibing mengangguk, dia merasa ingin menangis sekarang.

"Caibing-ah.. maukah kau menikah denganku?"

Whoaaaaaaaa

Teriakan orang di sekeliling membuat Caibing merinding, dia tidak tau jika Wonwoo akan melakukan hal ini, ia kira Wonwoo akan mengatakan hal biasa yang selalu ia bicarakan,

Orang-orang disana mengabadikan moment itu,

Hubungan mereka satu langkah untuk ke jenjang yang benar-benar serius.. mereka akan menjalani hubungan itu untuk waktu yang sangat lama,

"apa jawabanmu?" ucap Wonwoo sambil memberikan cincin itu di depan Caibing.

"berdirilah,"

Tanpa menjawab, Wonwoo pun berdiri.

Caibing mengangguk malu dan tersenyum,
"ya.. aku mau,"

Wonwoo merasa sangat senang, dia memakaikan cincin cantik itu ke jari Caibing.

Wonwoo merentangkan tanganya seolah menyuruh Caibing untuk memeluknya,
"kau tidak mau memeluk ku?"

Caibing langsung menghambur ke pelukan Wonwoo..

Terima kasih untuk kesempatan ini.. ayo kita jalani kehidupan bersama.. hanya kau dan aku.

Setelah menghabiskan waktu di atas, akhirnya mereka turun menuju mobil, namun waktu menuruni beberapa tangga, heels yang di gunakan Caibing patah.

"kau tidak apa-apa?" Wonwoo melihat itu terlihat panik,

"tidak apa-apa," Caibing tersenyum.

Wonwoo melepas sepatu yang digunakan Caibing.
"kau tau akan ke tempat seperti ini, kenapa memakai sepatu ber hak tinggi?" Wonwoo melepas jas hitamnya lalu di ikat pada pinggang Caibing yang menggunakan rok, dia terlihat manis.

"aku hanya ingin tampil cantik di depanmu,"

Wonwoo tertawa, dia mencoba untuk mengurut kaki Caibing yang terkilir itu,
"kau bisa memakai apapun yang menurutmu nyaman, aku tidak masalah dengan itu," ia tersenyum dan membawa kedua sepatu itu di tanganya.

Wonwoo berjongkok di depan Caibing.
"naiklah, aku gendong sampai mobil,"

"aku berat.."

"tidak apa, naiklah.."

"bagaimana dengan bekas operasimu.. itu kan belum kering.."

"ayo naik nyonya Jeon," Wonwoo tetap bersikeras, dan akhirnya Caibing mengalah.

Caibing mengalungkan lenganya di leher Wonwoo,

Mereka berdua menuruni tangga dengan Wonwoo yang membawa Caibing di punggungnya,
"aku berat kan?"

"ya.. berat badanmu akan bertambah berat saat mengandung anak kita nanti,"

"apa?" wajah Caibing memerah,

Wonwoo tertawa dengan ucapanya sendiri, membayangkan dia memiliki seorang anak dan istrinya adalah Im Caibing.

Kita bahkan tidak bisa menebak apa yang akan terjadi nanti.

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang