5.6

30 10 0
                                    

"Choi Yujin!" teriak Caibing dari samping mobil merah miliknya.

Yujin yang baru saja keluar dari kantornya pun melihat seseorang yang kini melambai ke arahnya.
"Caibing-ah," Yujin tersenyum dan menghampiri Caibing.

"ada apa? kau tidak bilang mau menjemputku?" tanya Yujin,

"sekarang aku menjemputmu," Caibing tersenyum.

Yujin tersenyum penuh selidik menatap sahabatnya ini,
"ada kabar baik?"

"ayo masuk dan mencari tempat untuk makan, kau pasti lapar," Caibing memasuki mobilnya di ikuti Yujin.

Mereka berdua berada di sebuah restoran jepang,

"wah.. kau membelikan makanan sebanyak ini untuk ku?" Yujin terlihat senang.

Caibing tersenyum.
"ayo makan,"

"tunggu, kau belum menjawabku, apa jawabanmu?" Yujin menatap Caibing.

Caibing tersenyum malu dan menunjukan cincin di jarinya.

"Caibing..." Yujin memeluk Caibing yang ada di sampingnya.
"aku merasa senang juga karenamu,"

Caibing mengusap punggung Yujin.
"aku menerima lamaran Wonwoo,"

Yujin memeluk erat sahabat dekatnya itu,
"mulai sekarang, Wonwoo yang akan bertanggungjawab atas dirimu, semoga kau selalu bahagia denganya," Yujin menangkup kedua pipi Caibing.

"kau tak perlu khawatir lagi.. mulai sekarang kau juga harus memikirkan dirimu sendiri," ucap Caibing.

"aku akan selalu rindu padamu.." Yujin menatap Caibing.

"aku akan selalu ada disini, kita masih bisa bertemu kapan pun kita mau," Caibing tersenyum.

Mereka berteman hampir selama 8 tahun, dan mereka sangat dekat.
Mereka sudah seperti adik dan kakak.
Dan Yujin sangat menjaga Caibing.

Setelah makan malam, Caibing mengajak Yujin untuk menginap di apartemenya malam ini, namun baru memasuki pintu ternyata seseorang sudah ada di dalam.

Jeon Wonwoo.

"oh? kau datang? tidak mengabariku," ucap Caibing yang melihat Wonwoo baru saja menutup pintu kulkas,

Wonwoo tersenyum,
"aku hanya mampir, ada beberapa makanan dari ibu,"

Yujin menatap keduanya,
"jadi.. kalian akan mulai tinggal satu rumah?"

"t-tidak, kami belum memutuskanya," jawab Caibing terbata.

Wonwoo tersenyum dan mendekati keduanya.
"aku akan membicarakan itu dengan calon istriku,"

"aish.. kalian mempermalukanku, aku pulang saja"

"jangan.." Caibing memegang tangan Caibing yang hendak pergi,

"menginaplah, sebelum dia menikah denganku," Wonwoo tertawa,
"kalau begitu habiskan waktu kalian, aku akan bekerja," Wonwoo menatap Caibing.

Caibing mengangguk,
"hati-hati,"

"selamat karena lamaranmu di terima oleh Caibing" Yujin sedikit berteriak karena Wonwoo sudah menghilang di balik pintu.

"jangan menggodaku," ucap Caibing berjalan ke arah kulkas untuk melihat apa saja yang di bawa Wonwoo.

"aku akan mandi dulu ya," ucap Yujin masuk ke kamar mandi, ia menatap 2 sikat gigi yang ada di dalam satu gelas.
"mereka imut sekali," gumam Yujin sambil membuka lemari kecil untuk menyimpan sikat gigi baru.

Di luar, Caibing menyiapkan baju ganti untuk Yujin.

Yujin adalah alasan Caibing untuk tinggal di Korea, mereka bertemu di universitas yang ada di Korea, jauh dari rumah tidak membuat Caibing merasa sedih, justru Yujin yang selalu menguatkan dirinya, bahkan ayah dan ibu Yujin menganggap Caibing adalah putrinya.

Yujin ingin Caibing bahagia dan melupakan masa lalunya walau itu memang mustahil, tapi setidaknya dia tidak terpuruk karena hal itu.

Saat seseorang mendekati Yujin, dia malah memikirkan Caibing.. jika dia sibuk dengan kekasihnya, siapa yang akan mengurus Caibing?

Namun.. saat Wonwoo mengatakan bahwa dia mencintai Caibing ada rasa lega di hatinya jika ada seseorang yang akan hidup bersama Caibing.

Tapi dia tidak akan tinggal diam jika seseorang hanya akan mempermainkan sahabatnya itu.

Jika Caibing menikah nanti.. apakah dia akan membuka hatinya untuk pria di luar sana? pria yang selalu mengajaknya bertemu dan berakhir dengan argumen kecil.

"jika tanggal pernikahan kalian sudah di tentukan katakan padaku, aku akan mencarikan WO yang bagus untuk kalian," ucap Yujin sambil memakan timun yang ada di wajahnya.

Caibing memukul lengan Yujin pelan karena dia hampir tertawa dengan masker yang sudah melekat di wajahnya.
"kau punya rekomendasi?"

"tentu, teman kantorku sudah banyak yang menikah, dan itu tidak main-main,"

"setelah aku menikah kau juga harus menikah," ucap Caibing menatap ke arah Yujin yang terfokus pada layar putih itu.

Yujin tidak menjawab.

"hei," panggil Caibing menunggu jawaban, namun saat Yujin akan membuka mulutnya tiba-tiba..

drrtttttttt ddrrrrtttttt

One Person Calling : Kim Mingyu Titan.

Caibing membulatkan matanya dan menatap ke arah Yujin,
"Kim Mingyu?"

Yujin tersenyum kikuk sambil menutup layar ponselnya, ia berlari menuju kamar Caibing dan menguncinya dari dalam.

"Choi Yujin!" teriak Caibing membuang masker itu dan berlari untuk membuka pintu namum tidak bisa.

Bukan karena dia terkejut saat Mingyu menelponya, namun nama Mingyu di ponsel Yujin adalah pertanyaan Caibing, apa.. mereka diam-diam menjalin hubungan?

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang