2.1

38 10 0
                                    

Tempat di mana saat itu mereka bertemu adalah tempat favorit Wonwoo.

Namsan tower.

Bukan, bukan karena kenangan dengan mantan kekasihnya dulu, tapi banyak kenangan dia dan orang tua nya sebelum mereka berpisah, jadi Wonwoo sering pergi ke sana.

Dan kau tau? Itu juga tempat favorit Caibing, dia sering datang ke sana hanya sekedar mencari udara segar atau menjadi objek dari kamera miliknya.

Baru saja kabut pergi, pemandangan kota mulai terlihat.

"Bagaimana? Pemandanganya bagus kan?" Tanya Wonwoo yang menatap Caibing sedang membidikan kamera ke arah hamparan kota.

Mereka memakai baju yang senada, Wonwoo dengan celana panjang hitam, kaus putih dan cardigan warna navy, jangan lupakan kacamata bulat dengan rambut kecoklatan yang ia biarkan berantakan. Caibing memakai celana panjang hitam dan sebuah blus crop top warna navy dengan lengan panjang dan detail tali pada samping, rambut sebahunya ia kucir rendah.

Siapa pun  yang melihat pasti berpikir mereka itu serasi.

"Mau ku foto? Berdirilah disana," Caibing mengarahkan Wonwoo untuk mengambil sebuah foto berlatar gembok cinta.

Wonwoo terlihat malu-malu dan hanya menundukan kepalanya.

Caibing pun memotretnya beberapa kali dan berulang kali menyuruh Wonwoo mengganti pose.

"Sudah? Bagaimana hasilnya?" Tanya Wonwoo mendekati Caibing.

"Bagus, tidak begitu buruk," Caibing tersenyum.

"Mau aku foto?" Tawar Wonwoo, Caibing mengangguk.

Satu detik Wonwoo terpesona lagi dengan Caibing.. Sungguh.. Dia seperti tersihir saat mengarahkan kamera itu padanya.

Sepertinya aku memang menyukai Caibing.

"Im Caibing.." Panggil Wonwoo saat Caibing sedang berjongkok untuk memotret beberapa gembok disana, ia pun berdiri menatap Wonwoo dengan wajah serius.

Apa yang akan dia katakan..?

"Soal perjanjian kita.. Apakah aku bisa menarik ucapanku?" Ucap Wonwoo.

Caibing terdiam.

"Bukankah.. Kita hanya pura-pura pacaran? Tapi.. Sepertinya.. Aku benar-benar menyukaimu.." Lanjut Wonwoo.

Caibing menatap Wonwoo.
"Apa.. Maksudmu..?"

"Aku menyukaimu.. Bukan, ini bukan pura-pura lagi.. Aku benar-benar menyukaimu.." Wonwoo tersenyum tipis.

Apa.. Artinya perasaan Caibing terbalaskan?

"Jangan bercanda.." Lirih Caibing.

Wonwoo merentangkan tanganya di depan Caibing.
"Apa aku terlihat bercanda?"

Caibing masih ragu..

Wonwoo yang tanpa ragu langsung memeluk Caibing. Membawa Caibing pada tubuhnya.
"Aku benar-benar menyukai dirimu.. Im Caibing.." Lirih Wonwoo berbisik pada telinga Caibing.

Caibing terdiam saat Wonwoo memeluknya.. Dia ragu untuk membalas pelukan itu.

Dalam waktu singkat dirinya bisa membuat Wonwoo bangkit sekaligus membuat pria itu jatuh cinta padanya.

Tidak terasa mereka menghabiskan waktu sangat lama disini, matahari sudah berada di atas mereka sekarang.

Wonwoo menatap Caibing,
"Kau lapar?"

"Mau pergi sekarang?"

Wonwoo mengangguk,
"Masakan aku sesuatu.. Aku ingin makan masakanmu," Wonwoo tersenyum.

"Baiklah,"

"Ah tunggu tunggu! Masih ada satu tempat yang harus kita kunjungi," Wonwoo memegang tangan Caibing dengan seringaian di wajahnya itu.

Pasar tradisional.

Wonwoo membawa Caibing ke pasar tradisional,

Mereka kencan dengan cara yang unik.

"Kau pernah kesini?" Tanya Wonwoo masih setia menggenggam tangan Caibing.

Caibing menggeleng,
"Baru pertama,"

"Dulu saat kecil ibu membawaku kemari," Wonwoo tersenyum.
"Bagaimana dengan tumis daging," Celetuk Wonwoo berhenti di sebuah penjual daging.

"Silahkan dagingnya, wah.. Mesra sekali pengantin baru," Ucap penjual itu.

Seketika mata Caibing seperti akan keluar, sedangkan Wonwoo tersenyum riang.
"Bibi bisa saja.."

"Kalian manis sekali, mau membeli daging perut juga? Aku akan memberikan diskon,"

"Benarkah bibi? Wah terima kasih," Ucap Wonwoo senang, dia menatap Caibing dan menyuruhnya tersenyum.

Caibing pun tersenyum, masih belum mengerti apa yang pria ini lakukan.

Lucu sekali..

"Lihat? Mereka memberikan diskon untuk daging ini," Ucap Wonwoo.

Caibing tertawa,
"Inikah alasanmu mengajak ku? Kita sama saja berbohong.."

"Eyy.. Apa yang berbohong..? Mereka yang berpikir kita ini pasangan yang manis," Jawab Wonwoo.
"Ingin membeli apa lagi? Ayo beli sayuran saja," Wonwoo kembali membawa Caibing ke tempat sayuran.

Selama satu hari dia bersama dengan Jeon Wonwoo.

Mereka akhirnya pulang dengan tangan penuh belanjaan.

"Wah.. Aku lelah," Ucap Wonwoo yang langsung tidur terlentang di sofa.

"Tidurlah.. Aku akan bangunkan jika makananya sudah siap,"

Tanpa menjawab, Wonwoo sudah tertidur dengan mudah.. Tentu saja.. Dia hanya memiliki libur satu hari, dan sekarang dia habiskan waktu itu libur bersama Caibing, pergi ke Namsan, bahkan belanja bersama.

Itu semua pertama kalinya bagi Wonwoo.. Mingyu benar, Caibing tidak menuntut lebih darinya.. Dan itu membuat Wonwoo juga merasa nyaman dengan Caibing.

Caibing benar-benar melakukan semua sendirian.

"Wonwoo-ya.. Makananya sudah siap" Caibing berjalan ke arah sofa dan melihat Wonwoo tertidur dengan kacamatanya.

Caibing tersenyum dan mendekat dengan hati-hati.

Ia menatap wajah Wonwoo yang masih tertidur, perlahan Caibing melepas kacamata Wonwoo.

Saat Caibing melepas kacamata itu perlahan.. Wonwoo seketika membuka matanya.

Caibing terkejut, begitu juga Wonwoo.

Wajah mereka sangat dekat.

Seseorang tolong Caibing.. Jantungnya berdebar sangat kencang sekarang.

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang