7.4

29 9 0
                                    

"kalau begitu kami akan pulang dulu, aku harus mengantar Yujin pulang, dan aku harus bekerja," ucap Mingyu berdiri didepan pintu kamar Wonwoo, dimana Yujin masih menggendong Minwoo.

"ah? pulang sekarang?"

"kau mau menginap?" tanya Caibing,

"besok kau bisa kemari saat libur, biarkan mereka juga istirahat, pasti lelah merawat baby Minwoo," ucap Mingyu, dengan berat hati Yujin menyerahkan Minwoo pada Caibing.

"bibi Yujin akan pulang, Minwoo-ya, selamat malam," Yujin mengusap tangan kecil Minwoo dengan lembut.

"terima kasih ya Yujin," ucap Caibing,

"apa pun untukmu, aku senang persalinanya normal, istirahatlah," ucap Yujin keluar dari kamar di ikuti Mingyu dan Wonwoo.

Setelah Mingyu dan Yujin pulang, Wonwoo menidurkan dirinya di sebelah Caibing, dan Minwoo ada di temgah mereka.

"tidak tidur?" tanya Wonwoo,

"siapa yang akan menjaga Minwoo..? bagaimana jika dia lapar?"

"mau bergantian?" tawar Wonwoo, mengubah posisinya menjadi setengah berbaring.

"kau bisa menjaganya untuk ku?" tanya Caibing tidak yakin.

"astaga.. aku ini ayahnya," Wonwoo menepuk pelan Minwoo agar tertidur dengan nyaman.

"kalau begitu aku akan mandi lalu tidur.. jaga dia ya ayah Minwoo?" Caibing mengusap kepala Wonwoo dan pergi keluar kamar.

Wonwoo tersenyum menatap bayi kecil yang ada di sampingnya, dia sudah menjadi seorang ayah, padahal.. dia baru merasa kehilangan sosok ayah dalam hidupnya, apa ayahnya dulu juga merasakan hal yang sama sata dirinya lahir?

Tidak butuh waktu lama untuk Wonwoo dan Minwoo terlelap bersama, namun beberapa saat kemudian Minwoo menangis dengan keras, Caibing yang melihat itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"padahal dia yang mau menjaga Minwoo.. tapi saat Minwoo menangis dia tidak bangun, lucu sekali," Caibing membawa Minwoo ke dalam gendonganya untuk memberikan asi, Caibing menatap Wonwoo yang terlelap.

Mungkin dia juga lelah.. dari sebelum melahirkan hingga dia kembali ke rumah, hampir 5 hari Caibing tidak melihat Wonwoo tertidur pulas seperti itu.

©

Chaeyeon berjalan di lorong rumah sakit, dan dia mendengar pembicaraan Mingyu dengan Jihoon jika istri Wonwoo sudah melahirkan.

"apa aku membeli hadiah untuk bayi nya ya? siapa tau jika aku datang dan memberi kejutan Wonwoo akan merasa senang?" Chaeyeon mengeluarkan ponselnya dan mencari barang untuk bayi laki-laki seperti apa yang dia dengar dari Mingyu.

Benar saja, keesokan harinya Chaeyeon datang ke rumah Wonwoo.

Caibing membuka pintu itu karena pagi-pagi sekali sudah ada tamu datang.

"oh? Chaeyeon-ssi.." raut wajah Caibing terlihat tidak senang.

"yeobo.. siapa yang datang?" tanya Wonwoo dari dalam.

Caibing menatap Chaeyeon seolah mengatakan ada apa datang kemari?

Chaeyeon tersenyum,
"kau tidak menyuruhku masuk?"

"ah. ya masuklah," jawab Caibing.
"teman kerjamu," jawab Caibing lalu mengambil Minwoo yang ada di gendongan suaminya itu menuju kamar.

Wonwoo menghela nafas, ah.. dia pasti merasa tidak nyaman jika Chaeyeon sampai datang ke rumah.

"aku membawa hadiah untuk putramu," Chaeyeon menyerahkan paper bag itu pada Wonwoo.

"ah terima kasih, seharusnya tidak usah repot-repot," jawab Wonwoo,

"ah tidak, tidak membuatku repot sama sekali,"

Chaeyeon tak bisa melepaskan pandanganya dari Wonwoo.

Di dalam kamar, Caibing merasa kesal, kenapa perempuan itu datang kemari? bahkan dia juga membawa hadiah? datang sepagi ini? apa dia tidak punya sopan santun?

"Minwoo-ya.. kenapa ayahmu begitu menyebalkan.. kenapa dia melayani wanita itu.. aku kan tidak suka," Caibing menggantikan baju Minwoo, tapi tiba-tiba dia malah menangis, Caibing mengusap air matanya dengan pelan, dia terdiam dan menatap Minwoo yang juga sedang menatapnya, seolah bayi kecil itu bicara pada Caibing, kenapa ibu menangis?

"ibu tidak menangis.. ibu bahagia memiliki dirimu.." Caibing mengusap wajah Minwoo dengan lembut.

Perasaan Caibing masih belum stabil.. lagipula dia juga baru saja melahirkan, kau tau? seperti syndrom baby blues, dimana perasaan akan tidak terkendali.

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang