1.9

35 10 0
                                    

Satu bulan kemudian.

Aneh rasanya.. Sejak saat itu memang Caibing sudah tau banyak tentang Wonwoo dari Minseo.

Tapi wanita itu belum yakin soal perasaanya.

Dan Wonwoo?

Tentu saja dia selalu berusaha mendekati Caibing, mengajaknya pergi, nonton film, atau sekedar makan berdua saja.

Seperti saat ini, menyempatkan dirinya bertemu Caibing.

"Noona, jika kau tidak keberatan.. Bolehkah aku meminta nomor mu?" Ucap seorang murid sma dengan tubuh tinggi dan wajah nya yang panjang.

"Ya?" Caibing nampak canggung dan tidak enak untuk menolaknya.. Sampai seseorang menepuk bahu murid itu.

"Hey, Lee.. Seokmin?" Ucapnya melihat name tag di seragam nya. 

Murid itu langsung menutupi name tag.
"Anda siapa..?"

"Ah.. Aku? Biar aku jelaskan dulu," Dia merangkul bahu Seokmin.
"Wanita ini lebih tua dari mu.. Jika kau mau mendapatkan yang seperti ini kau harus belajar yang rajin, kau tau siapa kekasih noona ini?"

Seokmin menggeleng.

"Kekasihnya seorang dokter, dokter, hebat kan?"

Seokmin mengangguk beberapa kali sambil melirik Caibing, yang di lirik tersenyum.

"Jadi.. Kau harus belajar yang rajin, kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan nanti. Okay?" Dia menepuk dada Seokmin.

"Ini pesananmu, silahkan menikmati," Ucap Caibing memberikan 3 kopi americano untuk kedua temanya.

Seokmin membungkukan badan nya dan pergi menuju teman-teman di meja dekat jendela.

"Kenapa kau membuatnya takut,"

"Apa yang ku lakukan? Aku hanya memberinya sedikit pelajaran," Yaa.. Dia Wonwoo.

Caibing tertawa,
"Kau cemburu?"

"Tidak, untuk apa aku cemburu,"

"Kau cemburu dengan anak sma? Lucu sekali," Sindir Caibing.

"Hei.. Aku bilang aku tidak cemburu.. Aish.. Berikan saja pesananku seperti biasa hm?" Wonwoo tersenyum dan menunjukan kotak makan siang yang dia bawa.

"Baiklah, tunggu di tempat biasa ya.."

Wonwoo tersenyum dan pergi ke tempat biasa.

Tempat biasa?

Itu adalah rooftop caffe, ada sebuah gazebo kecil di atas, dan mereka berdua sering makan siang di sana.

"Waktu makan siang mu satu jam kan? Cepat makan," Caibing membuka kotak makanan itu.

"Kau seperti menyuruhku pergi dari sini," Cibir Wonwoo.

Caibing tertawa,
"Tidak.. Bukan begitu.."

Wonwoo tersenyum,
"Akhir pekan nanti.. Kau mau pergi bersama?"

"Lagi..?"

Wonwoo mengangguk,
"Aku ingin mengajakmu ke tempat favoritku,"

Aku ingin menarik ucapanku..

"Jika kau tidak sibuk kita bisa pergi,"

Wonwoo mendengus kesal,
"Berhentilah mengatakan aku sibuk, aku mengajakmu pergi karena aku bisa pergi, kau tidak perlu cemas jika aku tidak bekerja atau libur tanpa ijin,"

Caibing menatap Wonwoo,
"Kau marah?"

"Seolah-olah aku membolos bekerja hanya ingin bertemu denganmu,"

"Hei.. Aku hanya bercanda.. Kenapa kau marah," Caibing merasa panik karena Wonwoo marah padanya.
"Wonwoo.."

Melihat raut wajah Caibing yang sedih, kini giliran Wonwoo yang tertawa lepas,
"Kenapa wajahmu begitu? Kau takut aku marah? Sungguh?"

"Jeon Wonwoo.. Jangan bercanda," Caibing melempar Wonwoo dengan selada.

"Lucu sekali melihatmu seperti itu,"

"Sudahlah.." Caibing memasukan satu gulung daging dengan selada ke mulut Wonwoo.

Suasana makan siang mereka terlihat bahagia, mereka saling melempar senyum sesekali.

Caibing sesekali menatap Wonwoo merasa berdebar..

Dia tidak merasakan perasaan ini sebelumnya..

Apakah dia mulai menyadari perasaan nya pada Wonwoo?

"Im Caibing!" Teriak Yujin memasuki apartemen Caibing,

Caibing memutuskan untuk pindah apartemen, itu juga saran dari Yujin.

"Sudah datang?" Ucap Caibing yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka berdua,

"Waahh.. Daging.. Kau memanggangnya sendiri?"

Caibing mengangguk dan duduk di depan Yujin,

"Ayo makan, dan aku akan ceritakan sesuatu.."

"Soal Wonwoo?" Tebak Yujin menahan tawa.

"Makanlah dulu," Caibing berdiri dan mengambil minum.

Menyembunyikan raut wajah nya yang merona.

"Yujin-ah.. Sepertinya.. Aku benar-benar menyukai Wonwoo.."

Yujin tersenyum ke arah Caibing.
"Aku sudah menduga nya.. Kalian selalu pergi bersama.."

Caibing menatap Yujin.
"Tapi.. Apakah tidak apa-apa..? Aku.. Aku masih belum yakin apakah dia juga akan menyukai ku.."
"Bagaimana jika dia tidak menyukai ku..? Bukankah dia meminta ku untuk berpura-pura saja..?" Lanjutnya.

Ingin rasanya Yujin memukul kepala polos Caibinh dan mengatakan Wonwoo juga menyukainya.. Kenapa dia tidak jujur pada Caibing? Itu biarlah menjadi urusan mereka.. Tapi jika Wonwoo menyakiti Caibing maka dia adalah orang pertama yang akan melenyapkan Jeon Wonwoo.

"Memangnya dia bicara apa padamu?" Tanya Yujin berusaha bersikap biasa saja.

"Dia mengajaku untuk ke suatu tempat.. Apa mungkin untuk mengakhiri semua ini?"

Yujin menatap Caibing dengan menopang dagu nya.
"Memang kau tau apa yang akan dia katakan?"

Caibing menggeleng.

"Pikirkanlah perlakuanya padamu.. Walau kalian baru dekat apa kau nyaman denganya? Aku tau mungkin dia juga masih merasa sedih karena masalahnya.. Tapi.. Aku rasa dia tidak jahat padamu.." Jawab Yujin.
"Kau juga tau banyak tentang Wonwoo dari adik Mingyu kan? Aku rasa dia juga tidak akan menipu mu atau membuat masalah karena hal itu.. Jika kau merasa yakin.. Lanjutkan saja, mungkin kau bimbang karena sudah lama kau tidak merasakan perasaan bagaimana rasanya menyukai seorang pria setelah sekian lama, bisa jadi perasaanmu yang mati rasa sehingga tidak bisa membedakan tulus dan kebohongan,"

Caibing mendengarkan Yujin bicara panjang lebar dengan wajah datar, dia hanya menatap Yujin tanpa reaksi.

Mungkin benar jika perasaan miliknya mati rasa karena tidak menyukai seseorang dalam waktu yang lama.. Sangat lama.

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang