0.5

47 14 0
                                    

Hari itu Wonwoo mengantar Caibing untuk pulang pagi-pagi sekali.. Dan entah sudah berapa kali dia meminta maaf atas kejadian itu.. Sungguh.. Dirinya merasa sangat bersalah..

Dan.. Sudah satu minggu berlalu.. Keduanya belum bertemu kembali.

"Jeon Wonwoo, kau sudah selesai dengan operasinya?" Itu Mingyu, lagi-lagi dia muncul.

Mingyu tau semuanya karena dia memaksa Wonwoo mengatakan apa yang terjadi malam itu.. Awalnya sesuai rencana Mingyu untuk membuat Wonwoo dan Caibing menjadi akrab.. Tapi.. Sohee datang dan mengubah semuanya.

"Aku selesai 30 menit yang lalu.." Lirih Wonwoo.

Beberapa hari ini dia juga sangat sibuk dengan jadwal operasi.. Sehingga dia bahkan tidak sempat pulang ke rumah.

Mingyu mendekati Wonwoo..
"Soal Caibing.."

"Menurutmu.. Apa dia marah padaku?.." Wonwoo menatap pria tinggi yang kini memainkan ponselnya.

"Berikan ponselmu,"

"Apa?"

"Berikan ponselmu.."

Tanpa menjawab, Wonwoo memberikan ponsel itu.

"Bagaimana jika menemuinya..? Ambilah libur.. Kau bahkan hampir satu minggu tinggal di rumah sakit," Mingyu mengembalikan ponselnya.

"Untuk mengalihkan pikiranku lebih baik aku bekerja.." Wonwoo memutar kursinya.

"Haloo, Im Caibing!" Seru Mingyu, sontak Wonwoo memutar kursinya dan menatap Mingyu.

"Caibing..?" Lirih Wonwoo.

Mingyu mengangguk,
"Ah.. Ini ponsel Wonwoo, dia bilang ada yang ingin dia katakan padamu, dia akan menjemputmu nanti,"

Wonwoo melotot.

Jadi.. Dia memakai ponselnya untuk menelpon Caibing?
Kim Mingyu..

"Kau selesai jam 9 malam? Baiklah, tunggu di sana, nanti Wonwoo akan menjemputmu, sudah ya!"

Pip.

"Hei.. Kau gila ya? Kenapa kau tidak ijin dulu padaku," Omel Wonwoo.

"Berhentilah berpikir.. Bertindaklah, temui Caibing dan jelaskan semuanya.. Aku rasa dia tidak marah padamu, dia bahkan langsung setuju bertemu denganmu,"

Wonwoo menghela nafas.

Melupakan dan memulai lembaran baru itu adalah hal yang berbeda.

"Lupakan Sohee.. Dia tidak pantas untukmu," Setelah mengatakan itu, Mingyu pun keluar dari ruangan Wonwoo.

©

Caibing baru saja menutup Flower Caffe, dia menunggu Wonwoo yang katanya akan datang..

Sesekali dia melihat jam tanganya.

Dia datang kan..?

Tak lama, sebuah mobil hitam itu berhenti di depanya.

"Im Caibing.. Masuklah," Seru Wonwoo.

Caibing pun masuk ke dalam mobil itu,

"Maaf ya.. Menunggu lama ya..?" Ucap Wonwoo yang fokus menyetir.

"Ah.. Tidak.. Aku baru saja menutupnya,"

Suasananya canggung..

"Caibing-ssi.. Ah.. Aku bingung memanggilmu bagaimana.. Bisakah.. Aku memanggilmu dengan santai?"

"Ah.. Ya.. Tentu saja Wonwoo-ya.."

Mereka berdua menahan senyum.

"Bagaimana kabar..mu?" Tanya Wonwoo.

Caibing mengangguk,
"Ya.. Aku baik-baik saja.."

"Ah.. Aku mengajakmu keluar untuk.. Ya.. Aku ingin meminta maaf soal hari itu.. Kau pasti sangat terkejut.."

"Ah soal itu.. Tidak perlu di bahas lagi.. Sungguh aku tidak apa-apa.."

"Caibing-ah.."

"Tidak apa-apa Wonwoo-ya.. Sungguh.."

Wonwoo tersenyum.
"Terima kasih ya.."

Caibing mengangguk.

"Nah kita sudah sampai.. Apa kau suka pasta?"

Caibing mengangguk,
"Ya.. Aku suka,"

"Kalau begitu ayo.." Wonwoo tersenyum dan keluar lebih dulu,

Mereka memasuki restoran itu.

Dan.. Terkejutnya Wonwoo saat melihat mantan kekasihnya itu dengan calon suamianya.

Wonwoo terdiam, sehingga Caibing yang di belakangnya menatap Wonwoo.

"Jeon Wonwoo, lama tidak bertemu," Ucap Sohee menggandeng mesra calon suaminya itu.

Wonwoo hanya mengangguk, Caibing yang berdiri di sampingnya juga memberi salam.

"Ah.. Sudah aku duga kau ada hubungan dengan gadis itu, jangan lupa untuk datang ke pernikahan kami ya!"

Caibing merasa asing disini.. Namun di lihat dari wajah Wonwoo.. Sepertinya dia yang sangat tidak nyaman.

"Tentu, aku akan datang ke pestamu dengan kekasihku," Tangan Wonwoo meraih tangan Caibing dan menggenggamnya.

Tunggu.. Apa? Kekasih..? Yang benar saja..

Sohee menatap sinis Caibing dan menyuruh calon suaminya untuk bergegas pergi.

Setelah Sohee pergi.. Wonwoo masih menggenggam tangan Caibing.

"Maaf  ya," Ucap Wonwoo.

Caibing hanya mengangguk samar,

Mereka berdua memilih tempat dan memesan makanan.

"Im Caibing.."

"Hm?"

"Apa.. Kau tidak keberatan? Karena aku.. Kau juga menjadi imbasnya.." Lirih Wonwoo.

"Aku tidak perlu tau bagaimana masa lalu mu.. Jadi.. Itu tidak masalah bagiku.." Jawab Caibing.

"Bagaimana jika aku meminta sesuatu?"

"Seperti..?"

"Pura-pura menjadi kekasihku.."

Berpura-pura menjadi kekasihku..

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang