3.2

34 9 0
                                    

Sohee tersenyum, dia sangat senang.

Dia senang karena dia hamil, tentu saja, dan itu adalah anak Wonwoo.

"Aku harus menemui Wonwoo," Ia bergegas pergi ke rumah sakit dan memasukan testpack itu ke dalam tas nya.

Sohee pergi ke rumah sakit, dia sengaja tidak mengirim pesan pada Wonwoo lebih dulu.

Sesampaianya di rumah sakit, Sohee bertanya pada suster yang sedang bertugas di sana, dan dia bilang Wonwoo sedang istirahat.

"Dimana Wonwoo.. Dia bahkan tidak menjawab panggilanku," Gumam Sohee saat berjalan menyusuri lorong, matanya tertuju pada satu sosok yang kini tengah berdiri di tengah taman.

"Wonwoo!" Panggil Sohee, namun yang di panggil hanya diam.

Sohee berlari dan memeluk Wonwoo dari belakang, tentu saja itu membuat Wonwoo terkejut dan refleks menjauh dari Sohee.

"Kenapa kau ada disini.?" Tanya Wonwoo dingin,

"Coba tebak? Kenapa aku kemari?"

Wonwoo diam.

Dia bahkan tidak ingin bicara pada Sohee.

"Aku hamil.." Ucap Sohee senang dan memperlihatkan testpack itu pada Wonwoo.

Wajah Wonwoo memucat. Seakan dia sedang di tusuk belati di jantungnya.

"A-apa?"

"Iya aku hamil! Ini anak kita!" Sohee terlihat senang dan akan memeluk Wonwoo, tapi dia malam mundur beberapa langkah dan terlihat sangat terkejut.

"Jangan bercanda."

"Bercanda? Apa aku terlihat bercanda?"

Wonwoo menatap Sohee tajam.
"Ini semua ulahmu kan?"

"Apa?"

"Semua ini adalah akal-akalanmu saja! Kau memberiku obat agar aku bisa tidur denganmu dan kau membuat video itu seolah kita melakukanya karena cinta! Benar kan?" Jelas Wonwoo.

Hidupnya sudah hancur..

Sohee tertawa,
"Untuk apa aku melakukan itu? Kau memang melakukanya padaku, itu artinya kau masih suka padaku,"

"Berhentilah pura-pura bodoh. Aku punya semua bukti obat yang kau berikan padaku." Ucap Wonwoo.

"Lalu apa artinya itu sekarang? Yang lebih penting, sekarang aku hamil, dan ini adalah anak kita Wonwoo," Sohee hendak meraih tangan Wonwoo, namun Wonwoo menepisnya.

Tanggung jawab? Ya.. Wonwoo adalah pria yang bertanggung jawab.. Tapi bagaimana dengan Caibing? Dia masih mencintai Caibing.. Bagaimana saat Caibing kembali dan.. Dan dia tau semua ini..? Yujin pasti akan segera membunuhnya..

Hidupnya sudah kacau sekarang..

Sohee tersenyum,
"Baiklah, kita akan bertemu lagi ya calon ayah?" Sohee melambaikan tanganya di depan wajah Wonwoo.

Wonwoo hanya diam, dia mengepalkan tanganya dan berteriak selepas Sohee pergi darinya.

Wonwoo berteriak sekeras mungkin, tidak peduli bahwa sekarang dia berada di lingkungan rumah sakit.

Sampai Jihoon berlari ke arahnya dan beberapa suster di sana, mereka berusaha menenangkan Wonwoo, namun Wonwoo terus berteriak dan memberontak.

Obat bius..?

Salah satu suster menyuntikan obat bius pada Wonwoo yang terus berteriak, mereka membawa Wonwoo ke ugd.

Sesaat dia hanya tertidur untuk sejenak melupakan semuanya.

"Jihoon-ah, ada apa dengan Wonwoo?" Mingyu datang dengan panik, dia mendapat pesan dari Jihoon bahwa Wonwoo berteriak di rumah sakit, dan Mingyu yang sedang berada di luar pun langsung menuju rumah sakit.

"Beberapa suster bilang ada seorang wanita yang bertemu denganya, dan setelah wanita itu pergi, Wonwoo berteriak histeris, aku memberikanya obat bius.."

Mingyu mengusap wajahnya kasar.
"Astaga.. Apalagi ini.. Apa.. Wanita itu Sohee?"

"Jaga Wonwoo untuku, aku akan segera kembali," Mingyu bergegas pergi, dia harus bertemu dengan Sohee.

Sebenarnya apa yang akan di lakukan wanita itu pada Wonwoo.. Kenapa dia muncul kembali di kehidupan Wonwoo..

Setelah Mingyu beberapa kali berkeliling di sebuah apartemen kecil, akhirnya dia menemukan dimana rumah Sohee, karena Wonwoo bilang

Brak! Brak!

Bukanya mengetuk, Mingyu menggebrak pintu itu. Tidak peduli jika ia akan di protes oleh tetangga sebelah.

"Ya? Oh, Kim Mingyu, lama tidak bertemu,"

Mingyu langsung menyerbu masuk dan menghimpit Sohee ke dinding.
"Apa yang telah kau lakukan pada Wonwoo! Apa mau mu wanita j*lang!" Teriak Mingyu.

Sohee terbatuk karena lengan Mingyu yang menahan lehernya.

Dia terlalu menyanyangi Wonwoo sebagai kakak.. Dia tidak akan membiarkan kehidupan Wonwoo hancur lebih dari ini..

"Le-lepaskan.."

"Kau yang merencanakan semuanya! Kau memberikan obat pada Wonwoo agar kau bisa membuat video itu seolah Wonwoo melakukanya tanpa paksaan! Benar kan?! Kau tidak punya harga diri lagi? Kau membuangnya! Kau menyia-nyiakan Wonwoo! Kau mengkhianatinya! Dan sekarang? Kau melakukan semua cara agar Wonwoo kembali padamu? Jangan licik! Sadarlah bahwa Wonwoo tidak mencintaimu lagi!" Teriak Mingyu.

Sohee akan sadar? Tidak. Ingat kan? Bahwa dia tidak akan menyerah.

Sohee tertawa,

Mingyu menatapnya tajam.

"Kau tau? Tidak ada gunanya melakukan ini padaku, lagipula aku sudah hamil, ini anak Wonwoo," Jawab Sohee tersenyum.

Sial..

"Apa?"

"Wonwoo sudah tau aku hamil, dan sebentar lagi Wonwoo akan kembali padaku,"

"Wanita gila."

"Ya. Aku gila. Aku gila karena Wonwoo."

Mingyu menatap Sohee dengan sinis,
"Lihat apa yang akan di lakukan Hansol jika tau kelakuan 'istri' nya ini, kau akan menikahi Wonwoo tapi kau tidak mau bercerai dari Hansol kan?" Mingyu bergegas pergi dari sana.

"Tidak tidak! Jangan beritahu Hansol! Hei! Kim Mingyu!" Sohee mengejar langkah Mingyu yang sudah jauh darinya.

Mingyu sudah sampai di tangga bawah dan berjalan ke mobilnya, tapi Sohee baru sampai tangga di tengah,

"Mingyu! Kim Mingyu!" Teriak Sohee, namun kakinya salah melangkah sehingga dia jatuh dari tangga itu.

Sohee berteriak kesakitan dan memegangi perutnya,
"Tolong.." Rintihnya, dia melihat darah yang mengalir dari kakinya..

"Tidak.. Tidak.. Tidak mungkin.. Aku tidak boleh kehilangan calon bayi ini.."

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang