"Kau ingin cuti untuk sementara?" Mingyu menatap Wonwoo yang sibuk mengemasi barangnya.
"Aku yakin Caibing selama ini ada di Jeju, aku harus mencarinya.." Jawab Wonwoo yang tak menghiraukan Mingyu disana.
"Wonwoo-ya.." Mingyu menatap Wonwoo dengan sedih..
Wonwoo kini menatap Mingyu yang masih berdiri di ambang pintu.
"Aku tau peluang ini sangat sedikit tapi.. Biarkan aku menjelaskan ini pada Caibing.. Setidaknya.. Aku sudah meminta maaf dan menjelaskan semua padanya.. Walau.. Mungkin akhirnya aku dan dirinya tidak bisa bersama.. Aku merasa tersiksa karena dia menghindar dariku.. Dia pergi dariku Mingyu.." Lirih Wonwoo, dia membuang pandanganya ke arah lain mencoba untuk menarik nafas sangat dalam.Pandangan Mingyu tak lepas dari Wonwoo, Jeon Wonwoo yang dia kenal sekarang sangat rapuh.. Bahkan Wonwoo tidak sadar jika di dalam tidurnya selalu menyebut nama Caibing.. Terlalu banyak masalah yang datang.. Padahal dia sudah sangat bahagia bersama Caibing.
"Bawa obatmu.." Ucap Mingyu lalu pergi dari kamar Wonwoo.
Tanpa menjawab, Wonwoo mengambil botol kecil di dalam nakasnya, lalu memasukan itu ke dalam koper.
Apapun yang terjadi.. Kita harus bertemu..
©
"Jangan bercanda padaku dokter.. Tidak mungkin.. Aku tidak boleh kehilangan janin itu.. Tidak.." Sohee histeris saat seorang dokter mengatakan bahwa dia keguguran.
"Usia kandunganmu masih sangat rentan... Dan anda bilang jatuh dari tangga.. Usia 5 minggu benar-benar sangat rentan.. Jadi.. Kami tidak bisa menyelamatkanya,"
Sohee menangis sejadi-jadinya..
"Bagaimana ini.. Bagaimana dia bisa membawa Wonwoo kembali padanya.. Tidak.. Dia tidak boleh kehilangan Wonwoo.. Tapi apakah Mingyu sudah mengatakanya pada Hansol?"
Sohee sangat takut sekarang..
Sidang perceraian mereka masih belum berakhir.
Sohee mengambil ponselnya, dan di lihat ada beberapa panggiln dari Hansol.
Astaga.. Apa benar Mingyu melaporkanya? Soal video itu juga..?
Sohee menelan ludahnya kasar.. Bagaimana pun juga dia harus mendapatkan sebagian harta Hansol sebelum bercerai.. Jika dia sudah mendapatkan itu dia harus membawa Wonwoo kembali padanya..
Dia akan terus berbohong soal kehamilanya.. Wonwoo tidak boleh tau jika dia mengalami keguguran. Tidak boleh.
©
Jeju-do ~~
Pengeras suara yang terdengar setelah sampai di bandara.
Wonwoo menarik kopernya menuju jalan keluar, dia bahkan sudah menyewa sebuah mobil pribadi disana.
Tujuan utamanya adalah mencari Caibing.
Ia mulai berkeliling di sana, dia harus menyusuri penginapan satu ke penginapan lain, jika perlu dia bisa menyusuri semuanya.
Wonwoo mempersiapkan foto Caibing yang sudah di cetak agar dia mudah menanyakan itu kepada setiap orang yang dia temui.
"Semoga ini membuahkan hasil.. Im Caibing.. Aku benar-benar merindukanmu.."
Sisi lain pulau Jeju, disana terlihat Caibing sedang duduk di ayunan, ia sedang melamun.
Layar ponselnya di biarkan menyala, ia bahkan tidak keluar dari halaman itu, itu adalah halaman akun sns Wonwoo, postingan terakhir dengan foto tangan Caibing.
"Kau ada dimana sekarang.. Aku tau kau melihat ini.. Katakan padaku aku akan pergi menjemputmu,"
Rasa kecewa masih ada dalam dirinya, namun dia juga tidak bisa berbohong jika dia juga merindukan Wonwoo..
Sangat merindukanya..
Ia juga takut Wonwoo akan pergi.. Bagi Caibing, Wonwoo adalah Cinta pertamanya.
Caibing memejamkan matanya.. Terasa air mata menetes di pipinya.
Malam ini biarkan dia menangis di temani bintang yang bertebaran di langit Jeju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Wind
Random"Aku hanya akan mencintai satu wanita dalam hidupku. Yaitu dirimu." - Jeon Wonwoo. "Bagaimana aku bisa yakin dengan perasaanmu?." - Caibing