5.8

32 11 0
                                    

Hari dimana janji suci di ucapkan oleh kedua mempelai di sebuah kebun bunga dengan nuansa hijau nan indah.

Wonwoo terlihat tampan dengan setelan jas berwarna coklat itu, pengantin perempuan-lah yang mengambil gambarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonwoo terlihat tampan dengan setelan jas berwarna coklat itu, pengantin perempuan-lah yang mengambil gambarnya.

Caibing dengan hair extension menggunakan gaun itu dan berjalan di hamparan bunga, sudut yang indah untuk mengambil gambar bukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caibing dengan hair extension menggunakan gaun itu dan berjalan di hamparan bunga, sudut yang indah untuk mengambil gambar bukan?

Semua orang datang dengan gembira, menatap sepasang pengantin itu.

Ayah dan ibu Yujin juga datang, begitu juga ayah,ibu,adik serta Mingyu, semua keluarga dekat berkumpul disana, lalu beberapa teman Wonwoo dari rumah sakit.

Wonwoo berdiri di sebelah Caibing dan merapikan mahkota bunga yang ada di kepalanya.

"jangan menatapku terus, aku malu," bisik Caibing menatap Wonwoo yang kini berhadapan denganya.

"kenapa malu? kau kan sudah menjadi istriku," bisik Wonwoo.

"berhenti menggodaku Jeon Wonwoo," Caibing memukul Wonwoo dengan buket bunga yang di bawanya.

"hei Jeon Wonwoo! kapan kau akan melempar bunga itu? Soonyoung tidak sabar menangkapnya!" teriak Jeonghan saat melihat pengantin baru itu tengah asik dengan dunia mereka sendiri.

"oh? ya, sebentar," jawab Wonwoo,
"lemparkan sejauh yang kau bisa," Wonwoo tertawa,

"aku akan melemparnya!" teriak Caibing, semua orang berkumpul di belakang Caibing dan Wonwoo, berharap menangkap buket bunga itu.

"hana,dul,set!" setelah aba-aba itu sang pengantin melemparnya, dan mereka semua berkerubung untuk memperebutkan buket bunga cantik itu.

"whoaaaaaa putraku akhirnya akan segera menikah!" seru ibu Mingyu saat melihat Mingyu yang menangkapnya.

Semua bertepuk tangan, terutama Yujin yang tersenyum malu-malu, Mingyu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"ahh.. itu tidak adil, kenapa kau harus lebih tinggi dariku," kesal Soonyoung yang di tertawakan seluruh orang disana.

"jangan salahkan tinggiku," ucap Mingyu yang berdiri di sebelah Soonyoung,

"kau tinggi egois,"

"salah siapa kau pendek,"

"aku masih dalam masa pertumbuhan!"

"kau tidak akan tumbuh lagi!"

"berhenti atau aku akan ikat kalian di pohon?" ucap Jihoon menengakhiri kedua pria yang bertengkar itu.

Suasana pernikahan ini sangat menghangatkan.. walau keduanya tidak di dampingi oleh orang tua.. namun mereka masih bisa berbahagia bersama.

Wonwoo membawa Caibing duduk di sebuah bangku di taman itu, saat mereka berdua mengamati pesta, seseorang bersembunyi di balik pohon dan menatap ke arah mereka berdua.

"kenapa kau tidak sebahagia itu saat bersamaku?"

Dia melihat Wonwoo yang terus saja menatap Caibing, bahkan sesekali pria itu mengusap dengan lembut kepala Caibing.

Status mereka sekarang sudah suami istri.

Wanita itu pergi saat adik Mingyu melihat seseorang di balik pohon, namun dia bingung kenapa wanita itu langsung lari saat dia memanggilnya?

"oppa, eonnie," sapa Minseo dan menghampiri Caibing,

"kau tidak menikmati pestanya?" tanya Wonwoo menunjuk Mingyu,Jihoon,Soonyoung dan Jeonghan yang sedang bernyanyi di depan altar.

Minseo menggeleng,
"mereka itu sekumpulan dokter aneh, Yujin eonnie sedang membantu paman dan bibi dan mereka menyuruhku mengantar hadiah pernikahan lebih dulu," Minseo menyerahkan amplop putih.

Wonwoo menerima itu dan membukanya,
"hadiah pernikahan? tiket pesawat Jeju? penginapan villa bintang lima? dan penyewaan kendaraan pribadi? wah.. lengkap sekali"

"wahh.." mata Caibing berbinar menatap itu.

Minseo mengangguk,
"itu hadiah dari Yujin eonnie,lalu paman dan bibi, nanti mereka akan menyusul, aku, ayah dan ibu juga belum memberikan hadiahnya,"

Wonwoo memeluk Minseo,
"wah.. Minseo-ya.. ucapkan terima kasih pada Yujin.. kau sudah tumbuh menjadi anak yang baik,"

"oppa, jangan memeluku terlalu lama atau Caibing eonnie akan marah padaku," ucap Minseo, namun Caibing hanya tertawa,

"Caibing!!" Yujin berlari dengan dress putih selutunya dan memeluk Caibing.

"hati-hati kau bisa jatuh!" ucap Caibing.

"aku senang sekali.. akhirnya kau resmin menjadi nyonya Jeon!"

"berhenti menggodaku,"

Yujin tersenyum,
"nikmati perjalanan kalian selama di Jeju ya? aku tau ini tidak seberapa tapi, mendapatkan tiket villa dengan fasilitas bintang 5 itu sulit, jadi.. setelah pulang dari sana.. pastikan membawa keponakan untuk kami? hm?" Yujin menatap Caibing,

"ya! ah.. aku akan jadi bibi kalau begitu ya kan eonnie?" Minseo dan Yujin saling berpelukan,

Wonwoo tertawa mendengar itu, dan sudah di pastikan jika Caibing merasa malu di buatnya,

"tenang saja.. kalian para bibi akan menjadi pengasuh untuk anak ku nanti," ucap Wonwoo,

"wah.. kalian ini benar-benar," Caibing memukul punggung Wonwoo,

"hei pengantin baru! ayo berfoto!" teriak ayah Yujin yang sudah selesai memotret para pria berjas hitam itu.

"ayo nyonya Jeon, kita tidak punya banyak waktu," ucap Yujin sambil membantu gaun Caibing agar tidak terinjak saat dia berjalan.

Wonwoo yang ada di sebelah Caibing memberikan tanganya dan menuju ke tempat pesta,

"berdirilah di tengah dan semuanya bersiap ya!"

Ckrek!

Mereka semua terlihat bahagia saat ini, dan berharap tidak hanya saat ini tapi juga selamanya. benar begitu?

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang