Sudah hampir 12 jam.. Dan tidak ada yang tau dimana Wonwoo.
Caibing menutup teleponya dengan Mingyu.
Tidak ada kabar juga dari Mingyu.
"Wonwoo.. Apa yang sebenarnya terjadi..?"
Drrtttttt drrrtttttt
Pesan video dari : 010 xxxx xxxx xxxx
Caibing langsung membuka pesan itu, sebuah pesan video.
"Video..?"Ia membuka pesan itu dan.. Seketika dia menjatuhnya ponselnya ke lantai.
Pupil matanya bergetar..
"W-wonwoo.." Lirihnya.Sebulir air mata jatuh dari mata Caibing.
Apa ini semua akan berakhir..?
©
Wonwoo memegangi kepalanya. Entah sejak kapan dia merasakan sakit di kepalanya, dia juga merasa tubuhnya sangat lemas sekarang.
Dia belum menyadari sesuatu di sana.
Ia mengambil ponsel yang ada di saku nya.
Jam 12 siang.
Wonwoo langsung terbangun saat melihat jam yang ada di ponselnya.
"Jam 12..? A-apa yang terjadi.. Dimana aku..?" Ia melihat sekeliling.Kamar ini.. Ini bukan kamar miliknya!
Ia lalu menelepon Caibing, namun tak ada jawaban darinya. Wonwoo merasa gelisah..
Ia berusaha mengingat sesuatu.. Tapi kepalanya sangat sakit.
Ia berjalan gontai keluar dari kamar itu.
Hotel itu berada jauh dari Seoul.
Wonwoo menaiki taxi untuk kembali ke Seoul, dia berusaha menghubungi Caibing.. Namun tidak jawaban lagi..
Aneh..
Akhirnya dia berhasil menghubungi Mingyu.
"Jeon Wonwoo! Darimana saja kau! Kau dimana?" Suara Mingyu terdengar panik.
"Aku.. Aku dalam perjalanan ke Seoul.."
"Apa? Bicaralah yang benar!" Nada bicara Mingyu antara marah dan khawatir..
Wonwoo masih belum bisa mengingat apapun.
Setelah beberapa bentakan.. Akhirnya Mingyu menemui Wonwoo di apartemenya.
Wonwoo berjalan gontai, wajahnya seketika memucat ketika dia mengingat sesuatu, lalu dia masuk ke dalam apartemen. Dan Mingyu langsung menyerbu Wonwoo.
"Darimana saja dirimu? Kau tau? Kami semua khawatir.. Kau bahkan mematikan ponselmu!"
Wonwoo hanya diam. Wajahnya pucat.
Merasa ada yang aneh dengan Wonwoo, Mingyu memegang kedua bahu Wonwoo.
"Ada apa?" Selidik Mingyu.Wonwoo hanya diam menatap Mingyu.
"Jeon Wonwoo..?"
"Aku.. Melakukan kesalahan.." Lirih Wonwoo.
Mingyu merasa ada yang aneh padanya.
"Bicaralah yang benar." Desis Mingyu."Aku.. Melakukan kesalahan.." Lirih Wonwoo, kini lebih pelan.. Seiring dirinya kehilangan kesadaran.
"Wonwoo! Jeon Wonwoo!" Mingyu yang panik memilih membawa Wonwoo ke dalam kamarnya dan menghubungi Yoon Jeonghan, dokter yang kebetulan sedang bertugas di rumah sakit untuk pergi ke apartemen Wonwoo.
©
Caibing menatap layar ponselnya sejak tadi, panggilan masuk dari Wonwoo dan Mingyu yang dia abaikan.
Ia memeluk lututnya, air matanya belum mengering..
"Caibing..?" Itu suara Yujin.
Caibing diam dan menunduk.
Yujin masuk ke dalam kamar Caibing yang tidak terkunci.
"Hei.. Ada apa..?" Tanya Yujin memegang tangan Caibing."Yujin-ah.." Lirih Caibing, dia menangis, dan memeluk Yujin.
"Hei.. Hei.. Ada apa Caibing..? Ada apa..?" Yujin mengusap punggung Caibing.
Caibing menangis di pelukan Yujin.
"Sudah ada kabar dari Wonwoo..?" Tanya Yujin.
Sakit..? Ya.. Caibing merasa hatinya telah di robek dengan video itu.. Video itu terlihat nyata.. Bahkan sangat nyata dan itu adalah Wonwoo! Jeon Wonwoo milik Caibing.
Caibing merasa di khianati dan di bohongi oleh Wonwoo..
Setelah Caibing mulai tenang, Yujin diam-diam mengambil ponsel sahabatnya itu diam-diam.
Caibing bukan tipe orang yang akan membagi masalahnya walaupun itu adalah sahabatnya sendiri.. Jadi inilah satu-satunya cara agar dia tau apa yang terjadi.. Apa yang membuatnya menangis.. Ini ke tiga kalinya Caibing menangis di depan Yujin.
Yujin masuk ke dapur dan membuka pesan milik Caibing, beberapa dari dirinya dan Mingyu, panggilan suara dari Mingyu dan Wonwoo, dan.. Sebuah pesan video dari nomor tidak di kenal?
Yujin membuka video itu, dan.. Matanya terkejut lalu menutup mulutnya, tercengang.
Seketika dia merasa marah.
Wonwoo.. Kau akan habis di tangan Yujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Wind
Random"Aku hanya akan mencintai satu wanita dalam hidupku. Yaitu dirimu." - Jeon Wonwoo. "Bagaimana aku bisa yakin dengan perasaanmu?." - Caibing