4.6

31 8 0
                                    

Caibing menyuapi Wonwoo perlahan, sejak semalam Caibing menginap di rumah sakit demi Wonwoo.

"Sebentar aku akan meniupnya," Caibing meniup makanan di sendok itu sebelum Wonwoo memakanya.

Wonwoo terus menatap Caibing, tidak percaya bahwa wanitanya ada disini.

"Ini, sudah dingin" Caibing mengarahkan sendok itu ke mulut Wonwoo.
"Aaa..."

"Aku bukan anak kecil.." ucap Wonwoo sambil menelan bubur itu.

Caibing tersenyum dan meniup bubur itu perlahan.

Aku hanya ingin satu hal.. Jangan pisahkan kami lagi..

"Setelah ini minum obatmu, lalu istirahatlah, aku akan pulang sebentar,"

Grep!

Wonwoo memegang erat tangan Caibing,
"Ada apa Wonwoo-ya?"

"Jangan pergi.."

Sedetik pun aku tidak ingin jauh darinya.

"Tetaplah disini bersamaku.."

Melihat Wonwoo seperti ini membuatnya tidak tega untuk menjauhi dirinya..

Caibing mengusap tangan Wonwoo yang menahan dirinya.
"Baiklah.. aku akan disini, aku tidak pergi.. aku akan meminta Yujin mengantar bajuku.. aku perlu mengganti baju Wonwoo-ya,"

Wonwoo tersenyum dan mengangguk.

"Kenapa kau seperti anak kecil hm?" Caibing mengusap lembut tangan Wonwoo.

"Aku merindukanmu.. sangat merindukanmu.." lirih Wonwoo, matanya terlihat sedih mengatakan itu.

Caibing memeluk Wonwoo dengan lembut, dia tidak mengatakan apapun.. dia hanya ingin memeluk Wonwoo.

Semua akan baik-baik saja kan..

"Caibing.." Yujin muncul dari balik pintu saat Caibing mengeringkan rambut Wonwoo dengan handuk.

"Oh? sudah sampai?" ucap Caibing sambil menerima paper bag besar berisi baju dan beberapa barang miliknya,

Yujin tersenyum ke arah Wonwoo,
"Bagaimana kabarmu Wonwoo-ssi?"

"Sudah lebih baik," jawab Wonwoo,

Baru saja mereka akan berbincang, suara pintu di buka dengan keras membuat mereka bertiga menoleh bersamaan ke arah pintu.

Kim Sohee.

"Apa yang kalian lakukan disini!?" teriaknya, dia menatap Caibing dengan marah dan berjalan ke arahnya, namun di tahan oleh Yujin.
"Menyingkir dari hadapanku!" teriak Sohee.

"Kenapa kau kemari? bukankah Mingyu sudah melarangmu untuk datang?" ucap Yujin menahan Sohee.

"Apa urusanmu denganku? kau cari masalah?"

Wonwoo menatap Sohee yang berusaha mendorong Yujin.

Sebenarnya dia juga tidak ingin bertemu Sohee.. tapi dia memikirkan janin yang di kandung wanita itu.. bagaimanapun juga itu karena perbuatanya.

"Yujin-ah.. biarkan saja.." ucap Wonwoo sukses membuat Caibing dan Yujin menatap ke arahnya.

"Apa?" pekik Yujin.

"Lihatkan? bahkan Wonwoo mengijinkanku ada disini!" Sohee mendorong Yujin.

"Jeon Wonwoo!" teriak Yujin, dia merasa kesal dengan Wonwoo.. apa dia tidak memikirkan perasaan Caibing?

Caibing hanya diam menatap ke arah Wonwoo.

"Pergilah, kalian berdua tidak di butuhkan disini." ucap Sohee mendorong Caibing dan Yujin.

"Jangan menyentuhku!" teriak Yujin, dia mendorong Sohee dan tidak sengaja Sohee terjatuh tepat di sudut sofa.

Sontak Caibing dan Wonwoo terkejut.

"Yujin-ah!"

"Sohee-ya!"

Sohee tidak sadar jika dia langsung berdiri dan ingin menampar Yujin, namun kemudian dia pura-pura kesakitan mengingat dirinya hanya pura-pura hamil.

"Sakiitt... akhh.. Wonwoo.. perutku sakit..." Sohee mengaduh kesakitan, tak lama kemudian Sohee pingsan, ya dia benar-benar pingsan karena kepalanya yang memang sempat terbentur ke sudut sofa itu.

Wajah Wonwoo seketika menjadi panik, dia berusaha turun dari ranjang namun Caibing menahanya.

Beberapa suster datang karena teriakan Sohee, dan mereka membawa Sohee ke ugd, begitu juga Yujin yang mengikutinya.

"Sohee.. Sohee-ya..bertahanlah" melihat Wonwoo yang begitu khawatir membuat hati Caibing kembali sakit.

Apakah Wonwoo sangat mengkhawatirkan calon bayi nya..?

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang