Setelah Caibing mulai tenang, Wonwoo keluar dari ruangan itu, wajahnya terlihat sedih.
Chaeyeon yang melihat itu langsung menghampirinya.
"apa terjadi sesuatu?"Wonwoo menggeleng pelan,
"tidak, tidak ada apa-apa, aku harus kembali bekerja." Wonwoo melewati Chaeyeon begitu saja.Chaeyeon tersenyum, dia mengintip dari celah pintu.
"oh? bukankah itu Caibing? istri Wonwoo?"
Wajahnya memancarkan seulas senyum saat melihat Caibing yang terbaring di dalam.Hari berikutnya, Caibing masih berada di rumah sakit untuk pemulihan, ia berdiri di dekat jendela kamarnya sambil terdiam.
Sejak tadi ia menaruh tangan di perut, mengusap pelan perut itu seolah masih ada kehidupan disana, namun, kenyataanya.. dia kehilangan calon bayinya.
Ia bahkan tidak menyadari seseorang yang masuk ke kamar itu.
"hai Caibing, lama tak bertemu," ucapnya, namun Caibing mengabaikan suara itu, ia menatap sedih keluar sana, pemandangan taman rumah sakit dengan beberapa orang yang membawa bayi mereka untuk bermain di taman dengan baju pasien.
"hei, kau mengabaikanku? aish.. menyebalkan." wanita itu melangkah ke arah Caibing dan melihat apa yang ada di luar sana.
"ah.. anak kecil, kau pasti menyesal. iya kan?, bagaimana ini.. kau pasti sedih sekali ya?" ucap wanita itu sambil membelai rambut Caibing.
"kenapa kau tidak bisa menjaganya dengan baik? kau membuat Wonwoo sedih dan kecewa, seharusnya saat itu kau ceraikan saja dia.. kau tidak becus untuk menjaga kehamilanmu sendiri. kau manja sekali," cibirnya.
Air mata menetes dari sudut mata Caibing, ia perlahan melihat ke arah wanita yang di sebelahnya. Jung Chaeyeon.
Yang di tatap dengan marah malah tersenyum seolah dia benar dengan semua kalimatnya.
"pergi."
"kau mengusirku? hei.. aku dokter disini, kau tidak berhak mengusirku,"
"pergi! aku bilang pergi!" teriak Caibing.
"kau berteriak padaku? aishh sialan!"
Plak!
Chaeyeon menampar Caibing, melihat itu, Chaeyeon juga terkejut karena dia menamparnya begitu saja.
"pergi! aku tidak ingin melihatmu lagi! pergi!!" teriak Caibing, mendengar keributan dari kamar istrinya, Wonwoo langsung masuk dan memeluk Caibing.
"Caibing.. tenanglah.. ada apa? aku disini.." Wonwoo membawa Caibing ke dalam pelukanya, Caibing menangis dan terus memberontak memukuli tubuh Wonwoo.
Melihat Wonwoo yang begitu peduli dengan Caibing membuat Chaeyeon muak.
"kalau begitu aku akan memeriksanya nanti," ucap Chaeyeon keluar dari kamar itu.
"kau bisa tenang sekarang.." lirih Wonwoo mengusap kepala Caibing,
"bayiku.. hiks.. aku kehilangan bayiku.. maafkan aku.." ia memeluk Wonwoo dengan erat.
Wonwoo berusaha membuat Caibing tenang kembali.
"wah.. wanita itu sudah gila." gerutu Chaeyeon sambil menatap cermin di depanya,
"tidak apa-apa.. mari kita lihat apakah Wonwoo akan bertahan dengan wanita dengan gangguan mental seperti itu?" sudut bibirnya terangkat, menantikan kabar yang sangat ia tunggu. Bermain dengan cantik, itu adalah keahlianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Wind
Random"Aku hanya akan mencintai satu wanita dalam hidupku. Yaitu dirimu." - Jeon Wonwoo. "Bagaimana aku bisa yakin dengan perasaanmu?." - Caibing