7.6

26 10 0
                                    

Caibing berbaring sambil menidurkan Minwoo di pelukanya, dia terus menatap ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul 11 malam.

"Minwoo.. kenapa ayahmu belum pulang.. dia bahkan tidak memberi kabar.." Caibing mengusap pelan punggung kecil itu.

Caibing berdiri dan menuju kamarnya.
"lebih baik kau tidur dulu ya.. ibu akan buatkan susu untukmu,"

Saat Caibing membuka pintu kamar, Minwoo hampir menangis dan menatapnya.

"ada apa malaikat kecilku? kenapa kau menangis hm?" Caibing kembali menggendongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ada apa malaikat kecilku? kenapa kau menangis hm?" Caibing kembali menggendongnya.

Kenapa Wonwoo belum sampai di rumah juga.. apa terjadi sesuatu padanya?

Caibing menatap Minwoo yang mulai tenang saat ia peluk.

Entah sudah berapa jam Caibing tertidur di lantai.. begitupun dengan Minwoo yang tertidur di kasur bayi samping Caibing.

Matahari sudah bersinar dan perlahan Caibing mulai bangun,

"astaga.. jam berapa ini..?" dia melihat ponselnya, jam 8 pagi. Dan tidak ada pesan ataupun panggilan dari Wonwoo.

Suaminya tidak pulang ke rumah.

Caibing menatap Minwoo yang masih terlelap, Caibing menyelimuti Minwoo kembali dan berlari menuju kamarnya, tapi kamar itu kosong.

"astaga.. kemana dia pergi.." Caibing mulai gelisah, dia juga beberapa kali menelpon nomor Wonwoo, namun dia tidak menjawabnya, dia juga bicara pada Mingyu, namum dia bilang Wonwoo sudah pulang lebih awal, dan itu juga jawaban yang sama dengan Jeonghan dan Soonyoung.

Cklek.

Terdengar suara pintu di buka, Caibing bergegas melihat siapa yang datang.

"Wonwoo.." lirih Caibing saat melihat suaminya itu masuk ke rumah.

"yeobo.. dari mana saja?" tanya Caibing, namun ia hanya mendapat tatapan sendu dari Wonwoo, dan kemudian Wonwoo memeluknya.

"yeobo.. ada apa..?" Caibing di buat bingung oleh suaminya ini, tapi bukan itu juga yang menjadi masalah.. tapi juga karena Wonwoo bau alkohol.. apa semalam dia minum?

Wonwoo hanya diam sambil memeluk Caibing, dia memejamkan matanya, merasakan tubuh Caibing yang hangat.

"ada masalah..?" lirih Caibing.

Masih dengan posisi yang sama. Wonwoo hanya diam.

"kau akan terus diam saja?" Caibing hendak melepaskan pelukanya, namun Wonwoo menahan Caibing.

"biarkan seperti ini.. sebentar saja.." lirih Wonwoo.

"kau bau alkohol.. kau mabuk..? dimana kau semalam..?"

Belum sempat menjawab, suara tangisan Minwoo membuat Caibing mendorong pelan Wonwoo, dan dia jatuh tepat di atas sofa.

Caibing langsung menggendong Minwoo dan membawanya ke kamar.

Wonwoo duduk terdiam di sofa, dia hanya menatap kosong lantai di bawahnya, membiarkan helaian rambut menutupi wajah tampanya.

Dia harus tegas membuat keputusan.. atau dia akan melukai perasaan Caibing.

Setelah Minwoo tenang, Caibing keluar kamar dan berjalan ke arah Wonwoo yang masih menunduk, Caibing menaruh handuk di atas kepala Wonwoo.

Caibing menatap wajah suaminya yang masih menatap ke bawah,
"kau akan diam saja?" Caibing melepas kacamata Wonwoo.

"kau akan bersamaku..? apapun yang akan terjadi padaku nanti..?" lirih Wonwoo, dia menatap ke arah Caibing.

"ada apa denganmu..? bicaralah yang benar.." Caibing duduk di samping Wonwoo.

"meskipun aku bukanlah seorang dokter lagi..? kau akan tetap bersamaku? .. aku akan melakukan apapun untuk kalian.."

"kau ini bicara apa..?"

"katakan.. kau akan tetap bersamaku kan..?"

Caibing memeluk Wonwoo.. walau dia masih belum mengerti apa yang terjadi pada suaminya itu, tapi.. dia ingin Wonwoo menenangkan perasaanya.

Wonwoo memeluk Caibing dengan erat dan terus berbisik bahwa dia minta maaf..

Maafkan aku membuatmu dalam situasi yang sulit..

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang