6.1

41 9 0
                                    

Sudah dua hari setiap pagi Caibing pasti berada di kamar mandi, dia selalu mual dan pusing, dan sudah dua hari ini Wonwoo mengambil libur untuk menemani istrinya.

"mau ke dokter..?" tanya Wonwoo pada Caibing yang berbaring di ranjang.

Caibing menggelengkan kepalanya,
"ini hanya sebentar.. tidak perlu ke rumah sakit.."

"aku buatkan bubur ya?"

Caibing mengangguk pelan, Wonwoo pun berjalan ke dapur dan membuatkan bubur.

Setelah selesai membuat bubur, Wonwoo membawanya ke kamar.

"ayo bangun sebentar.." Wonwoo membantu Caibing agar bisa bersandar,

"ayo makan.. sedikit saja.." Caibing menutup mulutnya rapat, dia tidak ingin makan bubur..

"aku ingin nasi goreng kimchi.."

"apa?"

"nasi goreng kimchi,"

"kau tidak mau bubur?" Caibing menggelengkan kepalanya.

"hah.. baiklah.. aku buatkan ya? tapi kau harus memakanya," Caibing mengangguk menatap punggung Wonwoo yang menghilang di balik pintu.

Saat Wonwoo memasak, Caibing turun ke dapur dan memeluk suaminya itu dari belakang.

"ada apa hm?" tanya Wonwoo tanpa melihat, Caibing menempelkan telingan pada punggung Wonwoo.

"tidak apa-apa, aku hanya bosan di kamar.."

"sebentar lagi selesai,"

Wonwoo meletakan nasi goreng kimchi ke sebuah piring, dia juga menyuruh Caibing untuk duduk.

"ini sarapanmu, nyonya Jeon," ucap Wonwoo, Caibing terlihat senang dan memakanya perlahan.

"mmm.. ini enak sekali.. kenapa aku selalu membuat rasa yang berbeda?" ucap Caibing, Wonwoo tersenyum.

"ayo makan bersama.." ajak Caibing, Wonwoo pun menurutinya,

"makan perlahan.. nanti perutmu sakit," ucap Wonwoo menatap Caibing.

Setelah Caibing menghabiskan makananya, mereka pun pergi ke taman sekedar jalan-jalan.

Caibing berjalan dengan menaruh kepalanya pada bahu Wonwoo, padahal beberapa hari kemarin dia tidak mau menempel seperti ini, dia selalu bilang Wonwoo itu bau, sehingga suaminya itu harus tidur di kamar tamu.

"udaranya segar sekali.." ucap Wonwoo.

"wah.. permen kapas," Caibing menatap seorang penjual permen kapas yang sedang membentuk beruang untuk seorang anak kecil,

"kau mau?" Caibing mengangguk,

"tunggu disini sebentar.. aku akan belikan,"

Caibing menatap Wonwoo yang berlari ke penjual itu, ia berdiri di pembatas sungai dan melihat sekeliling, namun ada segerombolan remaja yang melewatinya, saat mereka menjauh bau parfum itu menusuk hidungnya yang masih sensitif, dia lalu mencari semak-semak disana, dia kembali mual dan muntah lagi.

"Caibing?" Wonwoo kembali dengan permen kapas berbentuk bunga untuk istrinya.

Namun tak ada jawaban.

"Caibing!?" Wonwoo panik, dia melihat beberapa wanita paruh baya yang sedang berkerumun, dia mendekati mereka.

"permisi.."

Wonwoo menerobos kerumunan itu dan menemukan Caibing terduduk lemas,

"Caibing..? kau kenapa?" panik Wonwoo, ia langsung membawa Caibing ke pelukanya, melepaskan permen kapas itu sembarang arah.

"nona ini muntah-muntah disini, kami khawatir jika sendirian dia bilang suaminya sedang pergi sebentar, sebaiknya bawa istrimu ke rumah sakit.. dia sepertinya sangat lemas," ucap salah satu wanita itu.

"terima kasih bibi.. kami permisi.." ucap Wonwoo membawa Caibing dengan bridal untuk sampai ke mobil.

"Yeobo.. kepalaku pusing.." lirih Caibing,

"sebentar.. kita akan ke rumah sakit.. tahan ya?" Wonwoo berusaha fokus untuk menyetir, dia tidak mau terjadi kecelakaan saat membawa Caibing.

Setelah sampai di rumah sakit, Wonwoo meminta Shin Yeeun untuk memeriksa, karena kebetulan dia yang sedang bertugas di ugd.

Wonwoo membantu Caibing untuk bangun setelah di periksa oleh Yeeun.

"Yeeun-ah, apa yang terjadi?" tanya Wonwoo khawatir.

Yeeun tersenyum,
"kau tak perlu khawatir, ini kabar bahagia, Caibing hanya mengalami morning sicknes,dan sensitif pada bau yang tajam,"

"morning apa?" tanya Wonwoo dengan polos,

Caibing menatap Wonwoo dan melambaikan tanganya sambil tersenyum.
"good morning,"

Wonwoo merasa menyesal bertanya soal itu, rasanya gemas melihat Caibing yang mencoba melucu karena wajah Wonwoo begitu tegang.

"selamat, kau akan menjadi seorang ayah Jeon Wonwoo," ucap Yeeun.

Caibing terlihat senang, dan wajah Wonwoo sangat terang sekarang,
"a-apa?"

"istrimu hamil, usia kandunganya sudah 4 minggu," lanjut Yeeun.

Wonwoo menatap Caibing lalu memeluknya,
"terima kasih Im Caibing.."

"jadi wajar saja dia merasa mual karena bau yang tajam, dia juga butuh istirahat yang cukup, aku akan berikan vitamin untukmu," Caibing mengangguk,

"terima kasih," Caibing menatap Yeeun yang sedang mencarikan beberapa vitamin di rak obat.

"aegi-ya.." Wonwoo tak berhenti tersenyum dan menyentuh perut Caibing yang masih sedikit rata itu.

Caibing tersenyum dan menatap Wonwoo, sebentar lagi mereka akan menjadi orang tua.

Apakah kebahagiaanku akan segera lengkap? Terima kasih untuk hadiah terindah ini.

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang