1.1

40 11 0
                                    

Sebuah mobil berhenti di depan Flower Caffe , dan Caibing keluar dari mobil itu.

Melambaikan tanganya canggung ke arah mobil.

Wanita berwajah imut berlari dari dalam caffe dan memeluk Caibing dari samping.
"Dari mana saja kau Im Caibing!" Gemas Yujin.

"Yujin-ah.."

Yujin mengerucutkan bibirnya.
"Kau mulai mengabaikan ku hm? Jiyeon eonnie bilang sejak pagi kau tidak datang,"

Caibing tersenyum canggung,
"Ah.. Itu.."

"Kalian sepertinya semakin dekat, apa.. Tawaran pura-pura pacaran itu sudah berakhir? Kalian benar-benar jatuh cinta?" Celetuk Yujin di tanggapi wajah datar dari Caibing.

Yujin tersenyum.

Dia tidak memikirkan dirinya sendiri. Kebahagiaan Im Caibing adalah prioritasnya.

"Baiklah, aku tidak akan bertanya.. Ayo masuk ke dalam," Kini Yujin menggandeng tangan Caibing masuk ke dalam caffe.

©

Wonwoo sepertinya sudah gila.

Sejak tadi dia sesekali tersenyum saat mengecek keadaan pasien di bangsal vip.

Beberapa pasien yang menyadari itu menjadi sedikit khawatir.

Dokter yang biasa serius tiba-tiba menjadi banyak senyum? Sendirian?

Apa yang membuatnya tersenyum seperti itu?

Setelah beberapa saat mencurahkan perasaannya dalam diam, Wonwoo merasa lelah.. Saat dia bergerak, wanita di depan nya diam.

Dengan pelan, Wonwoo bergerak dan mendapati Caibing tengah menunduk.. Menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa..

Wanita itu tertidur.

Wonwoo menempatkan posisinya dan membawa kepala Caibing ke bahunya, dan dia bersandar di kepala Caibing, untuk menyusulnya ke alam mimpi..

"Dokter.. Kau baik-baik saja..?" Tanya seorang perawat.

Wonwoo tersenyum,
"Aku baik-baik saja.. Aku hanya merasa senang.. Jangan khawatir" Wonwoo tertawa,

Mereka bersyukur jika dokter Jeon tidak gila karena tersenyum sendiri sejak tadi.

Wonwoo selesai dengan tugasnya.

Ia berdiri di sandaran lorong lantai 3, dimana itu adalah tempat akses bangsal vip dari ugd.

Ia mengambil ponselnya dan melihat isi chat seseorang.

Im Caibing.

Wonwoo mengganti ponselnya, dan dia tidak lagi menyimpan nomor ponsel istri orang.

Ia menatap foto profil Caibing yang tidak tersenyum menatap kamera.

Apa.. Aku mulai menyukai dirimu? Secepat ini?

"Dokter Jeon!"

Oh sial.. Si dokter gila menemukan dirinya.

"Kau sudah baikan? Sudah tidak pusing lagi?"

Wonwoo mengangguk dan memasukan ponsel ke saku jas dokternya.

"Sudah minum pereda pengar?"

"Kim Mingyu, aku bukan kekasihmu, berhentilah bertanya," Ketus Wonwoo.

"Oh.. Jadi kau kekasih Caibing?" Mingyu mengekor Wonwoo lagi.

Wajahnya sudah seperti tomat. Lagi-lagi Mingyu menggodanya!

"Berhentilah mengganguku.."

"Aku tidak menganggu, aku bertanya, jawab  saja," Mingyu tertawa.

Wonwoo berhenti. Ia berbalik menatap Mingyu.
"Bagaimana jika aku mulai menyukai.. Caibing..?" Ucap Wonwoo dengan cepat.

Mingyu mengangkat sebelah alisnya.
"Apa?"

"Bagaimana jika aku mulai menyukai Caibing?"

"Kau.. Serius..? Secepat ini?" Tanya Mingyu.

Wonwoo menyisir rambutnya ke belakang.
"Entahlah.. Aku belum yakin.. Tapi.. Perasaan yang selalu menyeruak di dada ku.. Entahlah.. Aku merasa aneh."

Mingyu tertawa,
"Aku sudah bilang kan.. Lupakan wanita itu dan cari yang lain, tapi.. Apa yang Caibing lakukan sehingga membuatmu jatuh cinta seperti ini?"

"Aku tidak jatuh cinta.. Aku hanya.. Merasa nyaman saja,"

"Aku akan belah kepala mu jika hanya membuat Caibing menjadi pelampiasan." Ancam Mingyu.

"Aku tidak seperti itu bodoh!"

Wonwoo kesal. Dia sedang tidak dalam mood yang berantakan, antara senang, sedih, dan bingung, tapi si tiang itu malah membuat semuanya tercampur.

Dengan langkah cepat Wonwoo pergi meninggalkan Mingyu, dan sudah di pastika si tiang itu mengekorinya.

©

Caibing dan Yujin sedang berada di departemen store.

Yujin yang mengajak Caibing untuk menemani membeli beberapa baju,

Sekaligus membeli beberapa untuk Caibing.

"Bagaimana dengan ini?" Tanya Yujin saat menunjukan sebuah kemeja crop top dan setelan rok kotak-kotak.

"Itu bukan style mu," Jawab Caibing.

Yujin memberikanya pada Caibing,
"Ini aku pilih untukmu, cepat coba,"

Penurut, Caibing mencobanya.

Caibing belum pernah berkencan dengan seorang pria sebelumnya.
Dia merasa semua pria sama saja, sama seperti ayah nya yang sering berselingkuh. Bahkan tak jarang seorang wanita paruh baya datang dan memarahi ibunya. Berat memang meninggalkan sang ibu disana.. Tapi.. Ini juga keputusan Caibing. Dia tidak mau tinggal di tempat menakutkan itu lagi. Dan..
Wonwoo adalah pria pertama yang hadir dalam hidupnya.

Caibing keluar dengan malu-malu,

Apapun yang di gunakan Caibing itu cantik.

"Kita ambil yang itu?" Tanya Yujin,

Caibing menganguk,
"Tidak terlalu buruk,"

"Oke, aku akan cari beberapa lagi," Yujin tersenyum.

Saat Caibing akan masuk ke ruang ganti, ada pesan masuk di ponselnya.

From : Jeon Wonwoo

Lusa, aku jemput untuk pergi ke suatu tempat ya

Rasanya jantung Caibing hampir meledak.

Ia tak bisa menyembunyikan raut bahagia nya, entahlah.. Dia merasa ada yang menggelitik di dalam dirinya.

Apa ini yang di rasakan orang-orang saat jatuh cinta?

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang