5.3

37 9 0
                                    

Wonwoo menatap ke arah Caibing, sejak ibu dan Minseo pulang, dia hanya diam sambil meletakan beberapa lauk di dalam nakas.

"Caibing.. ada apa?" tanya Wonwoo setelah dia menahan tangan wanita itu.

Caibing tersenyum tipis,
"hm? apa maksudmu..?"

"apa yang kau pikirkan?" tanya Wonwoo, membuat Caibing terduduk di ranjang itu.

"tidak ada.."

"jangan bohong.."

Caibing menatap arah lain dan menghirup nafas dengan dalam.
"aku.. aku.. aku hanya takut.."

Wonwoo melihat wajah Caibing yang menunduk, tertutup oleh rambutnya yang jatuh ke bawah,

"takut soal apa?" Wonwoo menyelipkan rambut Caibing ke belakang telinga.

"menikah.." jawab Caibing lirih, namun terdengar jelas di telinga Wonwoo.

Wonwoo terdiam.
"apa yang kau takutkan..?" ia tersenyum.

Caibing tidak bicara.. dia meremat tanganya dengan gugup.

Wonwoo menggenggam tangan Caibing erat,
"bicaralah.. tak perlu ada hal yang kau sembunyikan dariku.."

Caibing menatap Wonwoo,

Saat usia Caibing 5 tahun, kehidupan keluarganya seperti keluarga lain. Penuh canda tawa dan kehangatan keluarga pada umumnya, ayah, ibu, Caibing dan adik perempuanya, Xiaoting.

Namun, sejak ayah Caibing di tipu uang dengan jumlah besar, keluarganya menjadi kacau.. ayahnya sering mabuk dan bahkan sering membuat ketibutan di lingkungan rumah.

Dia tidak segan memukul istri dan adik Caibing yang masih berusia 3 tahun saat itu.

Hingga.. saat Xiaoting mengalami sakit dan kejang mereka tidak ada biaya untuk membawanya kerumah sakit.. hingga gadis kecil itu meregang nyawa.. ibu Caibing sangat terpukul karena hal itu.. dan saat dia tau bahwa ayah Caibing selalu berada di klub malam dan mabuk dengan para wanita.

Itu membuat gadis kecil bernama Caibing tumbuh dengan lebih dewasa, dia menjadi tidak suka dengan para penindas, dia juga tidak segan memarahi orang dewasa yang menurutnya salah, dia di sukai guru dan teman-teman di sekolah, namun saat beranjak dewasa.. dia kehilangan Caibing yang pemberani.

Ayah Caibing hampir menjual dirinya untuk berjudi saat dirinya berusia 18 tahun.. jika dia tidak menurut dia akan di pukuli bahkan dipaksa untuk meminum minuman keras..

Ibu Caibing berusaha melindunginya namun itu akan sia-sia..

Sampai ayah Caibing bertemu seorang wanita kaya raya dan memberikan segalanya pada mereka, namun karena harta.. ibu nya juga berubah.. tidak masalah dia di perlakukan seperti apa asalkan dia juga mendapat bagian harta dari wanita simpanan ayahnya itu.

Saat terakhir kali Caibing kabur dari klub malam, ibunya menyuruh pergi ke Korea dan memulai kehidupan baru disana, dia tidak ingin Caibing menderita.. atau dia tidak ingin Caibing menikmati uangnya? tidak. Caibing bahkan muak dengan ayah dan ibunya yang sangat tergila-gila dengan harta.. dan itu membuat Caibing menjadi pendiam dan dingin saat tinggal di Korea.

Itu alasan Caibing sedikit takut tentang pernikahan.. bagaimana jika perlakuan Wonwoo akan berubah padanya..?

Wonwoo mendengar jelas apa yang di katakan kekasihnya itu, dia mengusap kepala Caibing dengan lembut.
"itu yang kau pikirkan..?" Caibing mengangguk.

"apa.. kau pikir aku akan berubah seperti yang kau takutkan..?"

Caibing mengangguk lagi.

"aku tidak akan berubah.. aku tidak akan meninggalkanmu sendirian.. jangan berpikir semuanya sama.. tidak.."

Caibing menatap Wonwoo,
"apa.. aku bisa mempercayaimu..?"

"kau butuh bukti..?" Wonwoo tersenyum dan mengusap wajah Caibing.
"tatap mataku.. apa yang kau lihat? kau selalu menatap mataku saat aku mengatakan hal tak masuk akal kan?"

Caibing menatap lekat manik coklat itu..

Dan sekali lagi.. tidak ada kebohongan dari Jeon Wonwoo.
Apa.. Caibing akan menerima lamaran Wonwoo nantinya?

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang