Pagi harinya, Caibing terbangun karena mendengar suara tangisan Minwoo. Ia keluar dari kamar dan berjalan ke arah dapur, Minwoo duduk di kursi makanya, dan Wonwoo sedang kerepotan untuk membuat susu dan sarapan untuk istrinya.
"sebentar Minwoo-ya.. ayah akan berikan susumu.. tolong berhenti menangis ya.." Wonwoo memberikan botol itu pada Minwoo, dan seketika putranya berhenti menangis, dan Minwoo memegang botol susu itu dengan erat.
"oh? kau sudah bangun..? aku membangunkanmu ya?" tanya Wonwoo yang kembali fokus ada masakanya.
Caibing duduk di sebelah Minwoo sambil mengusap kepalanya.
"kau belum berangkat..? bukankah kau bekerja pagi ini?""aku akan berangkat setelah memastikan kau minum obat," Wonwoo memberikan sup dan susu untuk Caibing.
"ah.. hari ini jadwal pemeriksaan.. aku belum membuat janji dengan dokter kandungan di rumah sakit, bagaimana ini..?"Caibing yang sedang menyuapi Minwoo hanya mengangguk,
"aku dengar 2 blok dari apartemen ini ada klinik, aku bisa cek disana,""kau yakin? tidak masalah? apa klinik itu bagus?" pertanyaan beruntun yang selalu Wonwoo berikan saat ia merasa kurang yakin.
"kau bisa lihat brosur itu, tetangga lantai atas yang memberikanya padaku,"
Wonwoo melihat brosur klinik kandungan itu, lalu mengeceknya dengan ponsel, jika di Korea, dia akan menelpon rekan kerjanya untuk pemeriksaan, tapi saat di tugaskan ke Beijing, dia belum sempat membuat janji, dia juga tidak mau jika calon anak keduanya tidak mendapat perawatan yang bagus.
"baiklah, aku rasa tidak masalah, mau aku antar?" tawar Wonwoo.
"tidak perlu, aku akan naik taxi dengan Minwoo,"
"tidak apa-apa jika membawa Minwoo? dia mulai berat.. bawa saja kereta dorongnya, aku akan siapkan."
Caibing hanya mendesah pelan dan mencuci piring sarapan mereka.
Wonwoo yang sekarang sibuk menyiapkan keperluan Minwoo agar Caibing tidak kerepotan nantinya.
"kau akan terlambat jika terus menyiapkan semuanya," ucap Caibing sedikit berteriak dari dapur karena Wonwoo masih sibuk memilih baju untuk Minwoo.
"sudah selesai," jawabnya dengan enteng dan bersiap untuk berangkat ke rumah sakit.
Setelah semua pekerjaan rumah selesai, Wonwoo akhirnya bisa berangkat bekerja dengan tenang,
"ah.. jangan lupa untuk mencetak hasil usgnya," ia tersenyum."lagi..?"
Wonwoo mengangguk mantap,
"usianya memasuki 3 bulan.. apa sudah terlihat? saat Minwoo dulu kita mencetak di bulan ke 5,"
"tidak apa-apa, aku hanya tidak sabar saja," Wonwoo benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanya.
Caibing mengangguk dan tersenyum,
"baiklah, ayah berangkat dulu ya Jeon Minwoo, jangan membuat ibumu kerepotan nanti, jadilah anak baik," Wonwoo mencium pipi kanan kiri Minwoo sehingga bayi kecil itu tertawa girang.
"bagaimana denganku?"
"kau mau aku cium?"
"ah tidak perlu, aku-"
Cup.
Wonwoo tersenyum lebar setelah mencium sekilas bibir istrinya.
"baiklah, kabari aku jika semua sudah selesai,"
"eum.. hati-hati,"
Setelah Wonwoo pergi, Caibing dan Minwoo juga pergi dengan taxi untuk sampai ke klinik.
Caibing melakukan pemeriksaan seperti biasanya, dia juga meminta untuk mencetak foto usg itu.
"jadi.. bagaimana keadaanya?" tanya Caibing yang masih terfokus pada layar monitor.
"semuanya normal tapi.. sebaiknya anda jangan terlalu banyak pikiran dan kegiatan yang berat, usia 3 bulan masih sangat rentan, dan sepertinya kandungan anda juga lemah,"
Caibing terlihat sedih saat mendengar jawaban itu.
"apa.. dia akan baik-baik saja..?""kami akan memberikan vitamin dan anda juga harus menghindari stres, itu bisa mempengaruhi kandunganya,"
Caibing tidak pernah berhenti untuk memikirkan ibunya.. dia selalu ingin mencari dan mengetahui jika ibunya baik-baik saja.. dan tidak lagi mengalami kekerasan oleh ayahnya sendiri.
"ah.. baiklah, aku akan melakukanya,"
"kalau begitu saya akan mengambil obat dan vitamin,"
Setelah dokter itu pergi, Caibing memegang tangan Minwoo, tangan kecil yang memberinya kekuatan dan juga calon bayinya itu, Caibing menatap foto hasil usg itu di tanganya.
Bagaimana dia akan mengatakan ini pada Wonwoo.. bagaimanapun juga dia harus menjaganya hingga lahir nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Wind
Random"Aku hanya akan mencintai satu wanita dalam hidupku. Yaitu dirimu." - Jeon Wonwoo. "Bagaimana aku bisa yakin dengan perasaanmu?." - Caibing