2.7

32 9 1
                                    

Sohee menemui seseorang yang bekerja sebagai wartawan.

Sepertinya.. Dia merencanakan sesuatu.

©

Wonwoo baru saja sampai di apartemen Caibing setelah selesai bekerja.. Ya, dia mulai bekerja lagi sejak 2 hari yang lalu.

Ia memasuki apartemen dengan pasword yang di kirim Caibing padanya.

"Dia belum pulang?" Gumam Wonwoo melihat apartemen itu masih gelap.

Ia menyalakan lampu dan duduk di sofa, melepas jas nya dan melepas 2 kancing kemeja atasnya.

Ia diam menatap langit-langit rumah Caibing.

Hubungan keduanya kini mulai dekat.. Apa.. Ancaman Sohee kemarin akan merubah semuanya?

"Oh! Astaga.." Ucap Caibing saat memasuki apartemenya. Dia melihat Wonwoo yang bersandar pada sofa.

"Sudah pulang?" Tanya Wonwoo dengan wajah senang.

Faktanya adalah apartemen Caibing memang lebih dekat dari rumah sakit, jadi.. Wonwoo memutuskan untuk pulang kemari.

"Sudah makan?" Tanya Caibing membawa makanan.

"Apa yang kau bawa?" Tanya Wonwoo menghampiri Caibing.

"Kue beras," Jawab Caibing meletakan tas nya.

Wonwoo duduk di kursi dan menyiapkan kue beras itu.
"Kau punya soju?"

"Soju..?"
Caibing mengeluarkan satu botol soju dari lemari es nya.

"Sempurna," Ucap Wonwoo lalu membuka soju itu.

"Makanlah dulu, aku akan mandi," Ucap Caibing pergi ke kamarnya.

Wonwoo mengangguk dan mulai menyantap kue beras dan soju itu.

Alkohol adalah cara terbaik melepas penat.

Caibing mengganti pakaianya dengan celana training dan baju oversize. Sangat kontras dengan Caibing yang tadi.

"Tidak ganti baju?" Tanya Caibing melihat Wonwoo masih menggunakan kemeja dan celana coklatnya.

"Baju ku ada disini?" Tanya Wonwoo, Caibing mengangguk,

"Aku menaruhnya di atas ranjang, gantilah baju mu, lalu istirahat," Caibing tersenyum.
Wonwoo mengangguk dan jalan ke kamar milik Caibing.

Caibing belum terbiasa tinggal bersama seorang pria di rumahnya, dan ini kali kedua Wonwoo menginap di rumah Caibing.

Setelah selesai, Wonwoo pun menghampiri Caibing yang duduk di sofa, dia membawa sisa soju dan gelas. Di letakanya di depan sofa itu.
"Film horor lagi?" Tanya Wonwoo.

Kebiasaan Caibing setelah pulang kerja, dia akan menonton film horor sebentar sebelum tidur.

Caibing mengangguk, Wonwoo meminum satu gelas soju.

Ia menyandarkan kepalanya pada bahu Caibing.
"Lelah..?" Tanya Caibing. Wonwoo mengangguk samar.

"Biarkan seperti ini.." Lirih Wonwoo.

Caibing mengusap pelan rambut Wonwoo sambil tersenyum.
"Kau lucu.."

Wonwoo duduk tegak dan menatap Caibing.
"Aku.. Lucu..?" Caibing mengangguk.

"Aku lucu..?" Ulang Wonwoo. Kali ini dia mendekat kepada Caibing.

Caibing menahan nafasnya, ia memejamkan matanya.

Wonwoo mendekatkan wajahnya pada Caibing..

Percobaan kedua..

Cup.

Wonwoo mengecup bibir Caibing, ia memejamkan matanya.

Mereka berdua terdiam, sama-sama memejamkan matanya.

Ciuman pertama Caibing yang di ambil oleh Jeon Wonwoo.

Perlahan Wonwoo menjauhkan wajahnya dan menatap Caibing.
"Hei.. Bernafaslah.."

Dengan cepat Caibing menarik nafasnya. Ia sangat malu, wajahnya memerah.

Wonwoo yang menatap itu tersenyum,
"Wajahmu merah.."

Caibing menutup wajahnya dan berlari ke kamar.

Wonwoo tertawa pelan,
"Wah.. Jeon Wonwoo.. Kau nakal sekali," Gumamnya pada diri sendiri.

Di dalam kamar, Caibing masuk ke dalam selimut dan menutupi wajahnya.

Dia juga menyentuh bibirnya dan membayangkan apa yang baru saja terjadi.

Dia berciuman dengan Wonwoo.

Pagi harinya, Caibing membuat sarapan. Ia sedang sibuk memotong beberapa bahan untuk sup, namun seseorang sudah melingkarkan kedua tanganya pada pinggang Caibing.

"Sudah bangun?"

"Hmn.." Jawab Wonwoo menyandarkan kepalanya pada punggung Caibing, walaupun faktanya dia lebih tinggi dari wanita itu.

"Kau akan berangkat pagi?"

Wonwoo mengangguk tanpa menjawab.
"Ah.. Sepertinya aku bisa pulang lebih awal hari ini,"

"Baiklah, kita pergi malam nanti?"

Wonwoo mengangguk lagi,

Bioskop, mereka akan pergi menonton film.

"Kau bisa menunggu ku di sana, aku akan langsung pergi saat selesai nanti," Ucap Wonwoo yang berjalan ke arah kamar mandi.

Caibing menyiapkan masakahnya di meja,

Sudah seperti pasangan pengantin baru.. Padahal mereka baru saja menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih.

Perlakuan Wonwoo yang hangat pada Caibing membuat keduanya merasa nyaman satu sama lain.

©

Sebelum pergi menemui Caibing, Wonwoo terpaksa menemui Sohee di sebuah caffe.

"Wonwoo-ya.." Sohee memulai pembicaraan.

"Katakanlah apa yang ingin kau katakan.. Aku harus segera pergi." Ucap Wonwoo.

"Setidaknya minumlah dulu.. Aku ingin meminta maaf padamu.."

Wonwoo menghela nafas bosan.
"Cepat katakan dan aku harus segera pergi." Wonwoo meneguk beberapa kali kopi itu tanpa menghabiskanya.

"Aku sungguh minta maaf padamu.. Ya aku bersalah.. Aku bersalah karena sudah berbohong padamu.."

Entah kenapa Wonwoo merasa tidak fokus mendengar perkataan Sohee.. Seperti ada yang salah dengan dirinya.

"Seharusnya aku tida melakukan itu padamu.. Maafkan aku Wonwoo.. Maafkan aku.." Lanjut Sohee.

Perlahan Wonwoo bergerak tidak nyaman. Berkali-kali dia menundukan kepalanya.

Sohee tersenyum tipis.

Seseorang muncul dan membawa Wonwoo ke dalam mobil bersama Sohee.

Dalam keadaan setengah sadar Wonwoo menatap ke luar jendela..

Lotus Caffe.

"Im.. Caibing.." Lirih Wonwoo sebelum matanya gelap di tutup oleh sesuatu.

©

Sudah satu jam Caibing berdiri di depan pintu masuk bioskop.. Dan sudah 30 menit yang lalu film sudah di mulai.

Berkali-kali dia menghubungi ponsel Wonwoo namun tidak bisa, ponsel itu mati.

"Apa yang terjadi..? Kenapa dia tidak menjawab panggilanku..?" Lirih Caibing.

Dia berjalan pelan keluar bioskop..

Hujan..

Mingyu mengatakan jika Wonwoo sudah keluar sore tadi.. Namun kemana Wonwoo pergi..?

Ini tidak seperti Wonwoo yang ia kenal.. Dia bahkan tidak memberitahu kemana dia pergi..

Caibing membiarkan tubuhnya basah.

Ia berjalan ke arah halte dengan lunglai.

"Wonwoo.. Aku harap sesuatu tidak terjadi padamu.."

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang