Wonwoo sedang mengawasi Chaeyeon yang memeriksa beberapa pasien di bangsal, ia berdiri di dekat meja sambil mengetukan sebuah pulpen.
"Wonwoo-ya," panggil Mingyu yang muncul dari lantai 2.
"hm?"
"kau.. sudah mendengar sesuatu?" ucap Mingyu sedikit berbisik, yang di tanya hanya menggelengkan kepalanya acuh.
"aku dengar dari sumber terpercaya, jika Kim Sohee di bawa ke tempat rehabilitasi,"
Rehabilitasi?
Wonwoo menatap Mingyu, seolah menyuruhnya melanjutkan kalimat itu.
"aku dengar dia membuat masalah di rumah Hansol, bukankah dia tidak mau bercerai? beberapa kali dia mau mengakhiri hidupnya, dan dia juga mengancam akan membunuh putrinya sendiri, Minseo bilang dia melihatnya di pernikahanmu," ucapan Mingyu membuat Wonwoo terkejut, separah itukah hingga dia ingin menghancurkan hidupnya sendiri?
Seolah Mingyu tau apa yang ada di pikiran Wonwoo, dia menepuk bahunya.
"jangan salahkan dirimu, aku tau pikiranmu Jeon,""kau pikir itu bukan karena diriku?" lirih Wonwoo.
"itu bukan salahmu. salah dirinya terlalu ingin memilikimu bodoh,"
Wonwoo menatap ke arah lain dengan gelisah.
Apa benar.. ini bukan salahnya..?
"jangan pikirkan ini.. pikirkan keluargamu, hm? calon ayah," Mingyu tertawa setelah memanggil Wonwoo dengan sebutan itu.
Mingyu menepuk bahu Wonwoo lalu berjalan pergi, saat Mingyu pergi, Chaeyeon pun datang.
"sunbae-nim.. ini hasil laporan pemeriksaan," ucap Chaeyeon memberikan catatan.
Wonwoo pun menerimanya,
"terima kasih, aku akan memeriksanya," Wonwoo tersenyum dan hendak pergi, namun Chaeyeon menahan tanganya."sunbae-nim, apakah kau bisa menemaniku makan siang? aku masih asing disini, jadi.. aku terlalu malu pergi sendirian,"
Wonwoo melepas tangan itu perlahan.
"ah..maafkan aku, kau bisa pergi dengan suster Lee.. aku sudah ada janji makan siang hari ini, suster Lee!" panggil Wonwoo pada seorang suster yang kebetulan berjaga disana.
"tolong temani dokter Chaeyeon untuk makan siang, dia masih baru disini," ucap Wonwoo, suster itu mengangguk.Chaeyeon merasa kesal melihat Wonwoo yang pergi begitu saja.
Dia begitu dingin? hmm.. menarik.
©
Caibing dan Wonwoo sedang makan siang di sebuah restoran, Caibing menatap Wonwoo yang lebih banyak diam.
"yeobo.. ada apa?" tanya Caibing.
Wonwoo tersenyum,
"tidak apa-apa..""ada masalah di rumah sakit?"
Wonwoo menggeleng,
"tidak ada," ia tersenyum."kau itu pembohong yang tidak bisa berbohong dengan baik, aegi-ya, jangan seperti ayahmu, berbohong itu tidak baik," Caibing berbicara pada perutnya.
Wonwoo tersenyum, bagaimana pun.. mungkin Caibing harus tau hal ini kan?
"Kim Sohe.."
Caibing menatap ke arah Wonwoo,
"dia berada di tempat rehabilitasi, dia mencoba mengakhiri hidupnya, dan.. putrinya di rawat oleh Hansol, menurutmu.. apa itu karena aku?"
Caibing terdiam, ia memegang tangan Wonwoo.
"kenapa kau menyalahkan dirimu.. jangan salahkan dirimu.. kau tau bagaimana dirinya selalu bertindak di luar kendali.. kau mengenalnya kan? aku dengar dia juga di tinggal oleh mantan kekasihnya dan membesarkan seorang anak sendirian.. aku rasa itu juga sangat berat untuknya.. kenapa kau menyalahkan dirimu seperti ini..? itu tidak ada hubunganya denganmu yeobo.."Wonwoo menatap Caibing, mungkin benar yang di katakan Caibing.. dia hanyalah masa lalunya..saat ini masa depan Wonwoo adalah Caibing dan calon anaknya.
"maaf.. aku membuatmu khawatir.." Wonwoo mencium tangan Caibing.
"berhentilah memikirkan hal seperti ini.. mulai sekarang.. kehidupanmu adalah kita.. kita yang akan menjalani hidup ini.. bukan orang lain," ucap Caibing yang berpindah duduk di samping Wonwoo.
Wonwoo menunduk dan mengusap perut Caibing,
"aegi-ya.. maafkan ayah ya sudah membuat ibumu khawatir,""iya ayah," ucap Caibing dengan suara yang dia buat imut.
Wonwoo tertawa mendengarnya,
"habiskan makananmu.. aku antar pulang ya?"Caibing mengangguk,
Wonwoo menatap Caibing.
Di sampingnya adalah seorang wanita yang sangat dia cintai, tidak pantas rasanya jika dia memikirkan wanita dari masa lalunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Wind
Random"Aku hanya akan mencintai satu wanita dalam hidupku. Yaitu dirimu." - Jeon Wonwoo. "Bagaimana aku bisa yakin dengan perasaanmu?." - Caibing