0.3

55 12 0
                                    

"Jeon, ayo makan siang aku lapar.."

"Kau membangunkanku hanya untuk ini..?" Gerutu Wonwoo saat dirinya baru saja bangun tidur.

"Aku yang mabuk kenapa kau yang protes.. Ayolah.. Aku sudah di depan apartemen mu. Kau mengganti pasword nya ya?"

Wonwoo dengan malas nya bangun dari tidurnya, mengambil kemeja oversize yang ada di gantungan baju.

Cklek.

"Wah.. Dokter Jeon, kenapa kau kejam? Aku sahabat mu tapi kau mengganti pasword tanpa memberitahuku," Omel Mingyu yang langsung melenggang ke dapur.

Wonwoo memasang kancing baju nya dan duduk di sofa ruang tengah, melempar benda segiempat itu ke sebelahnya.

Semalam dia setengah mabuk, dan berpikir untuk mengganti pasword apartemen.. Dari hari dia dan Sohee berkencan menjadi tanggal lahir Mingyu. Entahlah dia tidak bisa berpikir jadi tanggal lahir Mingyu saja yang terlintas.

Hubungan Wonwoo dan Mingyu? Mereka sahabat, ah bisa di katakan menjadi saudara? Mereka sudah berteman sejak kecil. Dan wajar saja jika mereka sangat dekat. Bahkan mereka menjadi seorang dokter bersama.

"Oh? Kotak besar apa itu? Kau mau pindah?" Tanya Mingyu menunjuk 2 kotak besar di bawah tangga. Wonwoo menatap sekilas kotak itu.

"Barang milik Sohee, dia bilang akan mengambilnya."

Mingyu duduk di sebelah Wonwoo membawa beberapa camilan dan satu kaleng cola.
"Taruh saja di luar,"

"Kau bilang ingin pergi? Kenapa duduk di sini?"

"Mandi sana! Aku akan menunggumu,"

Wonwoo melempar bantal ke arah Mingyu.
"Kau menganggu liburanku!"

"Kau pasti hanya akan tidur sepanjang hari, jadi ayo keluar mencari udara segar!" Teriak Mingyu yang melihat Wonwoo menghilang di balik pintu kamarnya.
"Suasana hati nya sangat buruk. Jadi apa salahnya jika aku mengajaknya pergi? Aish.. Kim Sohee .. Benar-benar wanita menjengkelkan."

From : Kim Sohee
Kau ada di rumah? Aku akan ambil barangku.

Mingyu membaca pesan itu di ponsel yang Wonwoo tinggalkan di sofa.

Mingyu yang kesal membawa dua kotak besar itu keluar pintu.

©

"Silahlan menikmati coffe nya" Gadis bermata sipit itu tersenyum.

"Im Caibing," Panggil rekan kerjanya,

"Ya eonnie?"

"Begini.. Kaki ku sedikit sakit karena terjatuh dari tangga.. Apakah aku bisa menggantikanmu untuk berada di kasir saja?"

Caibing tersenyum,
"Baiklah, aku yang akan catat pesananya,"

"Terima kasih.. Maaf ya lain kali aku akan berhati-hati.."

"Tidak masalah.." Caibing mulai melakukan tugas nya.

Pemilik sekaligus bekerja di sana, itu adalah keseharianya.

Dua orang pria tinggi itu memasuki Flower Caffe.

"Kapan dia akan mengambil barang miliknya?" Tanya pria tinggi berkulit tan itu.

"Entahlah, biarkan saja.."

"Kenapa dia menjadi menyebalkan? Wah.. Dia bahkan mengkhianatimu."

"Permisi.. Anda mau pesan apa?" Caibing memberikan buku menu itu.

"Ah.. Aku americano, kau mau pesan apa?"

"Terserah kau saja.."

'Suara ini seperti tidak asing..?'

"Aish.. Menyebalkan, dan latte untuk orang ini,"

Wonwoo menatap Mingyu tajam.

"Apa?"

"Tidak tidak.. Aku pesan yang sama dengan pria ini sa- oh? Caibing-ssi?"

Caibing dan Wonwoo bertatapan sebentar.

Benar dia?

Kenapa dia ada di sini?

"Oh.. Halo.. Wonwoo-ssi" Ucap Caibing canggung.

Mingyu terlihat bingung dengan dua orang ini.
"Kalian saling kenal?"

"Ah.. Kami tidak sengaja bertemu,"

"Halo.." Caibing menyapa Mingyu.

"Kau bekerja disini?" Tanya Wonwoo,

"Ah.. Aku pemiliknya," Caibing tersenyum tipis.

Ekspresi Mingyu dan Wonwoo seolah mengatakan "waah.."

"Aku akan bawakan pesananya, tolong tunggu sebentar.." Caibing tersenyum sebelum meninggalkan dua pria itu.

Dan.. Sudah di duga jika Kim Mingyu akan heboh soal ini.

"Hey hey.. Siapa gadis itu? Kau tidak memberitahuku.."

"Kami tidak sengaja bertemu.."

"Ceritakan padaku," Ujar Mingyu.

Dan Wonwoo akan menceritakan awal dia bertemu dengan Caibing.

"Kenapa dia ada disini..?" Lirih Caibing sambil menyiapkan makananya.

Setelah siap dia pun menyerahkan pesananya pada kedua pria itu.

"Caibing-ssi, boleh aku minta nomormu?"

"Hey. Kim Mingyu."

Caibing terlihat ragu,

"Aku tidak akan macam-macam.. Hanya untuk berteman saja,"

Caibing tersenyum ragu.

"Hati-hati dengan pria ini," Ucap Wonwoo menunjuk Mingyu yang menyerahkan ponselnya.

"Baiklah.." Caibing menuliskan nomor ponselnya.

"Dasar." Ucap Wonwoo.

"Nikmati makananya," Ucap Caibing meninggalkan Wonwoo dan Mingyu.

"Hey kau sudah gila ya?"

"Kau kan sudah berkenalan, jadi tidak masalah jika aku juga berkenalan kan?"

"Astaga.. Terserah kau saja lah."

Mingyu tersenyum penuh arti.

Mingyu memiliki pemikiran yang di luar nalar, dan Wonwoo hanya akan diam saja karena dia sudah terlalu sering melihat kelakuan aneh sahabatnya itu.

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang