4.1

35 13 0
                                    

Satu bulan kemudian.

Wonwoo tidak lepas dari pandangan Sohee sejak malam itu, dan genap satu bulan, setiap pagi pemeriksaan rutin dia selalu ada disana.

"Bagaimana Mingyu? apa keadaanya sudah membaik?"

Mingyu memeriksa catatan Wonwoo dari awal,
"Aku rasa, mungkin dia akan segera sadar, masa kritisnya sudah lewat." jawab Mingyu yang hanya menatap ke arah Wonwoo.

Jujur saja.. dia merasa tidak nyaman jika Sohee setiap hari datang ke rumah sakit.. bahkan dia tidak meninggalkan Wonwoo sedetik pun..

Dia tidak memberi kesempatan Caibing menemui Wonwoo.

"Wonwoo.. cepat bangun.. apa kau tidak mau mendengar bagaimana kondisi calon bayimu?" ucap Sohee menempelkan tangan Wonwoo ke perutnya.

Dengan curiga Mingyu menatap perut Sohee yang rata, entah kenapa dia merasa aneh.

©

Hari-hari Caibing membosankan seperti biasa, sudah satu bulan juga dia ke rumah sakit.

Dia keluar dari kamar dengan baju dan celana panjang oversize, membiarkan rambut pendek yang berantakan.

Ia mengambil satu gelas air dan meminumnya, membawa cangkir berwarna hijau itu menatap ke arah jendela.

Pemandangan kota Seoul di malam hari.

Sesekali menyesap air putih itu seperti alkohol,

Di saat seperti ini Yujin sedang sibuk bekerja.. Mingyu juga pasti sedang bekerja, Minseo? dia tidak mau menganggunya, anak itu sedang sibuk dengan sekolahnya.

Caibing kesepian.

Apa.. dia kembali saja ke China..? apa ini waktunya untuk kembali ke negara asalnya?

Meninggalkan Wonwoo tanpa sepatah kata lagi? tentu saja.. lagipula dia juga akan segera menikah dengan Sohee jika sudah membaik kan..

Caibing menatap dalam bayangan samar dirinya yang berada di jendela itu.

Hidupnya sudah banyak berubah..

Tidak berwarna..

Berwarna..

Dan kembali ke abu-abu..

Caibing menatap ponselnya, dia melihat ruang obrolanya bersama Wonwoo di ponsel lama nya.

• Aku merindukanmu, ayo bertemu aku akan pergi untuk makan siang.

• Caibing, sudah tidur?

• Aku akan pulang ke apartemenmu ya, kita makan malam bersama,

• Selamat bekerja, aku mencintaimu

• Aku tidak bisa istirahat disini, aku ingin tidur di pangkuanmu lagi,

• Aku terus memikirkanmu..

• Bilang saja kau rindu, kenapa menyuruhku datang untuk memperbaiki saluran air?

• -Audio-

Diam-diam tertawa, diam-diam menangis
Selagi kumenyembunyikan keadaanku
Hari yang melampaui kemampuanku terlewati

Hari ini juga kata-kata yang tak bisa diucapkan
Hanya bisa tercermin dalam satu hati
Melelahkan
Melelahkan
Melelahkan

Setiap kali kau kesulitan
Peluk aku, begitupun aku

Sebanyak apapun kau menyembunyikannya
Kau tau itu takkan pernah tertutupi

Jadi kita bisa tersenyum bersama

Jangan minta maaf

Jangan khawatir

Jangan takut

Jangan menangis sekarang

Bagiku
Kau begitu berharga

Dihari yang sulit
Katakan pada dirimu sendiri

Aku ada disini
Kau sudah bekerja keras
Aku mencintaimu

Aku akan memelukmu

Setiap kali kau kesulitan
Peluk aku, begitupun aku

Sebanyak apapun kau menyembunyikannya
Kau tau itu takkan pernah tertutupi

Jadi kita bisa tersenyum bersama

untuk kekasiku, Im Caibing, cepatlah tidur, aku akan kembali bekerja,

Caibing mematikan ponsel itu dan menangis,
"Aku merindukanmu.. hiks.."

Caibing menangis dalam gelap apartemenya,

Dia benar-benar merindukan Wonwoo-nya.

©

"Tidak mengajak Caibing?" tanya Mingyu sambil mengaduk ramyeon.

"Tidak.. mungkin sudah tidur, ponselnya mati," jawab Yujin meniup ramyeon miliknya,

Mereka berdua sering bertemu untuk bertukar informasi tentang Wonwoo dan Caibing.

"Bagaimana keadaan Wonwoo?"

"Sudah membaik.. aku rasa satu atau dua hari dia akan sadar,"

Yujin menatap Mingyu,
"Aku rasa.. Caibing perlu bertemu Wonwoo.."

Mingyu diam,
"Ya.. aku juga memikirkan nya, tapi wanita itu tidak pernah pergi dari sisi Wonwoo.. bagaimana bisa?"

Yujin memukul meja itu membuat Mingyu terkejut dan menahan mie nya agar tidak jatuh dari meja.
"Kenapa wanita itu selalu menjadi penghalang dalam hubungan mereka, aku ragu dia juga hanya pura-pura hamil."

Pura-pura hamil.

Mingyu langsung berdiri dan berbicara dengan mulut penuh dan beberapa kuah yang ada di mulutnya itu keluar.
"Aku sependapat denganmu!"

"Hey! Kim Mingyu! kau aish.. kau membuat air terjun dengan kuah ramyeon!" teriak Yujin mengusap baju dan rambutnya.

Mingyu terbatuk setelah dia juga teriak.

Yujin memberikan minum pada Mingyu,
"Minumlah,"

"Aku sependapat denganmu.. aku rasa.. wanita itu tidak beres," ucap Mingyu,

"Tidak beres?"

Mingyu mengangguk ribut,
"Jika dia hamil.. ini adalah bulan ketiga? tapi perutnya masih rata,"

Yujin diam menatap serius Mingyu,
"Jadi.."

"Mau mencari kebenaranya?" lanjut Mingyu menopang dagunya dan menatap Yujin.

Lebih kuat bukti daripada hanya perkataan, kau pasti tau itu.

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang