Deburan ombak tersamarkan saat wanita itu berada di dalam bilik telepon umum.
Telepon umum di jaman sekarang?
Ia menyandarkan dirinya di dinding kaca itu, memejamkan matanya perlahan mengingat sesuatu yang ia sesalkan..
Caibing menarik kopernya menuju ke barisan pemeriksaan tiket pesawat menuju jeju.
Sesekali dia membalikan badanya, berharap ada seseorang yang muncul dari pintu masuk.. Namun saat ia semakin dekat dengan giliran nya.. Tak ada seseorang yang muncul disana.
Kecewa?
Tentu saja Caibing sangat kecewa dengan Wonwoo..
Bagaimana bisa dia berhubungan badan dengan mantan kekasihnya.. Bukankah.. Dia sudah memilih Caibing..? Apa benar Caibing hanyalah pelampiasan?
Caibing memutuskan untuk menyendiri.. Pergi ke Jeju, bahkan dia meninggalkan ponseonya pada Yujin. Tak ada yang tau dia berada disini kecuali Yujin.
Setelah menutup telepon, Caibing mengendarai sekuter listriknya untuk berkeliling disini, sudah satu minggu dia berada disini.
Caibing berhenti pada pemecah ombak untuk memotret, cuaca yang cerah dan langit biru yang membentang. Cocok dengan crop top hitam dan rok tennis coklat yang di gunakan Caibing.
"Eonnie!!!" Teriak wanita cantik dengan rambut panjang berwarna coklat ke emasan. May, putri pemilik Penginapan Bulan.
Caibing tersenyum melihat May yang datang dari tepi pantai membawa keranjang penuh dengan gurita.
"Dapat banyak?" Tanya Caibing melihat keranjang yang di bawa oleh May cukup berat.
"Tentu saja, malam ini kita akan membuat gurita bakar," May tersenyum.
Sudah satu minggu Caibing berada disini untuk menenangkan dirinya, dan May adalah orang yang ceria dan ramah, mudah baginya untuk berteman dengan Caibing.
"Eonnie, aku akan pulang dulu ya, silahkan jika ingin menikmati pemandanganya," Ucap May tersenyum. Dia berlari kecil meninggalkan Caibing sendirian.
Caibing kembali termenung.
Dia hanya berdiri dan menatap lepas pantai di sana.
Bohong jika dia tidak merindukan Wonwoo.. Ia rindu.. Namun ia sangat kecewa.
Malam sudah tiba, Caibing kembali ke penginapan dan melihat May sudah sibuk dengan memanggang beberapa gurita di temani oleh sang ayah.
"Selamat malam," Caibing menyapa mereka,
"Eonnie, cepat ganti baju mu dan kita makan bersama," Ajak May,
"Benar nak, ganti baju mu dan kita akan makan bersama," Ucap ayah May.
Caibing mengangguk dan masuk ke kamarnya, ia meletakan kamera itu di atas meja dan segera mengganti baju nya.
"Bagaimana eonnie? Enak kan?" Tanya May yang duduk di sebelah Caibing.
"Ya tentu, kau pintar memasak ya," Ucap Caibing.
"Berapa kali eonnie memujiku," May tertawa,
Rasanya seperti berada di dalam keluarga.
"Kami dulu tinggal di Seoul dan memiliki restoran kecil, setelah aku lulus kami kembali ke Jeju," Ucap May, dia memperhatikan Caibing yang melamun.
"Eonnie, kau pasti memikirkan sesuatu ya?" May menepuk bahu Caibing.
Caibing terkejut dan menatap ke arah May.
"Ada apa..?"May mendengus kesal,
"Tidak apa-apa jika tidak mau bercerita eonnie, karena itu privasi.. Tapi .. Aku tau karena sebagian yang datang kemari sendirian pasti sedang ingin menyembuhkan dirinya, benar?""Ah ya.. Begitulah," Jawab Caibing canggung.
"Aku tidak menanyakan hal pribadi," May tersenyum.
Caibing kembali terdiam.
Satu minggu tanpa ponsel.. Bagaimana kabar Wonwoo..? Apakah dia mencarinya? Apakah dia berusaha menghubungi Caibing?
Dalam situasi ini Caibing memikirkan Wonwoo..
Apakah Wonwoo juga memikirkan dirinya saat ini atau.. Dia memang sudah tidak peduli denganya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper Wind
Random"Aku hanya akan mencintai satu wanita dalam hidupku. Yaitu dirimu." - Jeon Wonwoo. "Bagaimana aku bisa yakin dengan perasaanmu?." - Caibing