4.2

27 13 0
                                    

Caibing dan Wonwoo sedang berada di sofa king size yang menghadap ke arah jendela besar di apartemen Wonwoo.

Di luar hujan, dan hanya terlihat kilatan petir dan lampu warna warni berada di bawah sana seperti bintang.

Dengan tirai yang di buka mereka menikmati malam hujan bersama,

Ctaarrr!!!

Kilatan petir dengan suara yang nyaring itu menyambar, dengan refleks Caibing memeluk lengan Wonwoo yang setengah tertidur di sampingnya.

"Caibing.. kau kenapa?" tanya Wonwoo yang melihat Caibing memeluk dirinya, dia mengusap lembut kepala wanita itu.

"Tidak.. tidak.." jawab Caibing memperbaiki posisi tidurnya,

Wonwoo bangun dalam posisi setengah berbaring.
"Kau takut petir?" tanya Wonwoo sambil tersenyum.

"Tidak," jawab Caibing berbalik membelakangi Wonwoo.

"Hei.." Wonwoo berusaha membuat Caibing menatap dirinya.

"Katakan, kau takut?" ucap Wonwoo lagi setelah berhasil membuat Caibing kini berhadapan denganya.
"Jangan takut, aku ada disini," Wonwoo mengusap surai pendek Caibing.

Caibing menatap Wonwoo dalam diam,

Ctaaarrrr!!!!

Dan lagi, Caibing langsung memeluk Wonwoo karena terkejut, dan posisi mereka sekarang adalah Caibing berada di ceruk leher Wonwoo, kepala Caibing membentur dadanya dan Wonwoo tertawa.

"Kenapa kau lucu sekali Im Caibing.." Wonwoo memeluk erat Caibing malam itu,
"Bagaimana jika malam hujan dan petir menyambar kau sendirian?"

Caibing menatap Wonwoo dari sudutnya dan hanya melihat rahang pria itu.
"Aku akan menyuruh Yujin datang kemari," jawab Caibing lirih.

Wonwoo mendekap Caibing,

Terdengar jelas suara detak jantung Wonwoo.
"Mulai sekarang kau bisa memeluku saat hujan, kau bisa menyuruhku datang sesukamu,"

"Kau akan datang?"

Wonwoo mengangguk, dia bisa melihat wajah Caibing yang memerah sekarang,
"Karena aku mencintaimu, kau harus ingat itu, hanya Im Caibing yang aku miliki,"

Caibing tersenyum, namun ia memejamkan matanya saat wajah Wonwoo mendekati dirinya.

Wonwoo memejamkan matanya saat mencium bibir Caibing.

"Caibing.."

Perlahan Wonwoo membuka matanya, samar dia melihat Caibing di sampingnya.

Tapi kenyataanya hanya Mingyu dan Sohee yang ada di sampingnya.

"Wonwoo-ya.. kau sudah sadar?" ucap Sohee khawatir.

Mingyu tersenyum tipis saat Wonwoo melihat ke arahnya seolah mengatakan..

Dimana Caibing..? Dia tidak datang?

"Istirahatlah Wonwoo.. kau masih sangat lemah," Mingyu mengusap pelan bahu Wonwoo.

"Cai.. bing.." lirih Wonwoo dari balik masker oksigenya.

Sohee merasa kesal mendengar nama itu,
"Wonwoo-ya, aku ada disini, kau tidak merindukanku? kenapa kau malah menyebut nama wanita yang bahkan tidak peduli padamu,"

"Kim Sohee! jaga ucapanmu." suara Mingyu meninggi.

"Benar kan? dia tidak datang untuk Wonwoo, aku yang selalu ada disini." ucap Sohee.

"Itu karena kau tidak mengijinkan Caibing kemari!"

Fakta, ya itulah kebenaranya.

Wonwoo memejamkan matanya, merasa jengah mendengar perdebatan ini.. padahal dia baru saja sadar.

"Bisakah.. kalian pergi..? aku.. ingin istirahat.." ucap Wonwoo lirih.

"Tapi.. kau akan sendirian nanti.. biar aku yang menemanimu ya?" ucap Sohee.

Wonwoo menggeleng dan Mingyu menarik Sohee sedikit kasar agar dia keluar dari kamar itu.

Wonwoo memejamkan matanya lagi,

Apa benar Caibing tidak menjenguknya? apa mungkin Caibing tidak tau jika dia mengalami kecelakaan?

Tidak.. pasti Mingyu memberitahunya kan..

Lalu.. kenapa Caibing tidak ada disini?

Apakah dia benar-benar tidak peduli pada dirinya lagi?

Whisper Wind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang