Diki
Lo masih di apartemen lo, Raf? Kita semua udah ada di kampus. Lo akan terkejut begitu lo melihat ini. Makanya cepat sini.Rafa membaca pesan dari sahabatnya itu. Ia mengernyitkan dahi. Sebenarnya apa yang terjadi di kampus, dan apa yang sedang dilihat teman-temannya sehingga ia akan terkejut. Ia menjadi penasaran.
****
Tanpa menunggu waktu lama, ia dengan cepat menghubungi Diki, dan beruntungnya ia Diki langsung menjawabnya pada nada dering pertama.
"Halo, assalamualaikum, Raf."
"Hmm, waalaikumsalam. Sebenarnya ada apa? Kenapa suara lo kayak bisik-bisik."
Rafa mengernyitkan dahi ketika mendengar suara sahabatnya di seberang sana.
"Lo udah baca pesan masuk dari gue kan? Sumpah gue juga kaget dengan apa yang gue lihat saat ini."
"Hmm, makanya itu gue telepon lo."
"Ck! Apa yang dia lakuin di sini?! Minggir, gue mau ke sana."
"Ka, tahan emosi lo."
"Berisik, kampret! Nanti kita ketahuan."
"Udah, lo diam. Gue juga pengen banget ke sana tarik tangannya dengan kasar, dan melemparnya jauh-jauh. Persetan! Dengan apa yang akan terjadi sama gue nanti. Ck!"
Rafa mengernyitkan dahi ketika ia juga mendengar suara bisik-bisik teman-temannya di seberang telepon sana. Tadi Diki, dan sekarang keempat teman-temannya juga sama. Sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan?
"Ada apa? Dik, anak-anak ...."
"Gue ... gue ... melihat dia. Tidak, kita semua melihat dia lagi setelah sekian lama."
"A-pa?!"
Rafa menggertakkan giginya. Kedua tangannya mengepal. Tentu saja ia tahu siapa yang sahabatnya itu maksud.
"Cewek nggak punya perasaan yang telah membuat sahabat gue terpuruk, kehilangan semangatnya, dan membenci masa-masa SMA. Gadis itu membuat sahabat gue trauma. Gue sangat-sangat membencinya, Raf."
"Dik ...."
Rafa mendengar suara Brian memanggilnya. Ya, seketika semua terdiam mendengar ucapan Diki di seberang sana.
"Mas, kamu baik-baik saja?"
Rafa tersentak kaget ketika Andin menyentuh tangannya, dan menatapnya khawatir. Seketika ia panik. Ia tidak ingin Andin mendengar pembicaraannya dengan Diki.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomancePerjodohan yang sudah ada sejak lahir, sepasang sahabat menjodohkan anak mereka jika mereka sudah bertumbuh dewasa. "Senyum dikit kek kaku amat kek triplek," Andini Putri Hermawan. "Diam, atau lo mau gue cium," Rafa Fauzan Kamil. WARNING! 🚨 SUKA ME...