CHAPTER 56

26.8K 1.1K 170
                                    

"Pagi," sapa Rafa kepada Andin dengan senyuman hangatnya dan tidak lupa juga elusan halus dipuncak kepala Andin.

"Hmm, pa... O-oh... Astaga..." Andin dengan cepat menyembunyikan seluruh badannya di dalam selimut tebalnya dan hal itu membuat Rafa tersenyum geli.

Senyuman macam apa itu woy?! dan juga... Hey... Sejak kapan Rafa berada di sana? Apa dia memperhatikan gue yang sedang tidur? batinnya panik.

Andin tidak tahu apa yang sedang Rafa lakukan di samping tempat tidurnya dan juga senyuman hangatnya itu membuat dadanya berdegup kencang di pagi hari.

"Ayo, cepat bagun. Kita bisa telat ke kampus," kata Rafa sambil menarik selimut Andin.

Andin membelalakkan kedua matanya di dalam selimut ketika mendengar ucapan Rafa.

Oh, astaga... Jam berapa sekarang? Batinnya panik, tetapi tidak lama ia mendengus di dalam selimutnya

Ya, ini semua gara-gara Rafa. Jika saja Rafa tidak terus membangunkannya dan melakukannya lagi dan lagi ia tidak akan kesiangan seperti ini. Memang, setelah melakukan adegan panas ia dan Rafa memang tertidur dalam selimut yang sama, tetapi tidak lama Rafa mencium dan menggaulinya kembali dan akhirnya mereka melakukannya lagi.

"Hey... Biji ketapang. Ayo." Rafa masih dengan menarik selimutnya.

Andin mendengus kesal atas ucapan Rafa di bawah selimut. Biji ketapang? Rafa mengeluarkan kata itu lagi. Sudah sejak lama ia tidak mendengar ucapan Rafa memanggilnya seperti itu. Sebenarnya julukan biji ketapang itu dari Rafa dan kedua temannya Diki dan Firman mengikuti Rafa.

Andin juga tidak tahu kenapa Rafa memanggilnya biji ketapang, tetapi setelah Andin tanyakan ia jadi tahu alasannya.

Flashback

Andin dan Rafa sedang berada di perpustakaan sekolahnya. Andin menemani Rafa yang sedang membaca buku. Awalnya ia terlihat bete karena Rafa terlihat serius dan jika seperti itu. Ia dicueki oleh Rafa.

"Raf,"

Tidak ada jawaban dari Rafa dan hal itu membuat Andin cemberut

"Rafa..."

Masih tidak ada jawaban dari Rafa.

"Rafa tampan anaknya Tante Aluna... Tapi... Masih gantengan Lay Oppa dari pada lo haha."

Andin tertawa atas ucapannya sendiri, tetapi tidak lama ia kembali diam ketika menyadari bahwa ia sedang diperpus dan ia juga mendapatkan tatapan tajam dari Rafa.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang