"Udah merasa baikan?" tanya Rafa kepada Andin begitu ia sudah melepaskan pelukannya yang di balas anggukan oleh Andin.
"Rafa, gu-"
"Ustt..." Rafa menaruh telunjuknya di bibir Andin, ia menggelengkan kepalanya sambil menghapus air mata Andin.
"Gue... Gue... Nggak kuat ngelihat mereka, apalagi Diki sama Firman," kata Andin. Ia mendongak dan meremas baju Rafa dan sesekali memukul dada Rafa. Air mata Andin kembali terjatuh yang membuat Rafa sedih.
"Iya, gue tahu," jawab Rafa sambil menghapus air mata Andin kembali dengan ibu jarinya.
"Semua ini salah gue coba kalau gue nggak ngelarang lo untuk memberitahukan yang sebenarnya kepada sahabat kita pasti nggak akan kayak gini."
Lagi, Andin memukul dada Rafa dengan tangan mungilnya. Rafa masih setia menghapus air mata Andin dengan ibu jarinya.
"Coba dulu kita kasih tahu mereka bersamaan dengan gue kasih tahu kepada teman-teman gue tentang status gue, tapi... Gue melarang lo ya kan? Apa lo juga menyalahkan gue?"
Rafa terdiam. Ia tidak membuka suaranya. Ia hanya fokus untuk menghapus air mata Andin.
"Terus lo mau jelas in ke teman-teman kita kapan?"
"I-itu..."
"Lo jangan lupa. Raka, Firman, Brian dan Diki juga teman kita, bahkan mereka berteman sama kita sudah hampir enam tahun sampai sekarang hingga kita semester enam. Apa lo lupa?"
"Karena keegoisan gue yang yang melarang lo untuk bilang sama sahabat kita jadi seperti ini. Gue justru hanya bilang ke teman-teman gue dan melupakan teman kita yang bahkan sudah kita kenal lebih dulu."
Rafa mendongakkan dagu Andin yang menunduk, agar ia bisa melihat wajah Andin. Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Andin yang membuat Andin membelalakkan kedua matanya dan tidak lama ia tersenyum.
"Kenapa? Jangan menipu gue," kata Andin dengan suara seraknya. Ia tidak akan tergoda dengan Rafa. Dulu saja ia hampir tertipu dua kali dan sekarang ia tidak ingin tertipu untuk yang ketiga kalinya.
"Gue nggak ak-"
Rafa membungkam bibir Andin dengan bibirnya. Tidak ada lumatan disana. Rafa hanya menempelkan bibirnya dengan bibir Andin, Andin terdiam. Ia benar-benar syok atas apa yang baru saja terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomancePerjodohan yang sudah ada sejak lahir, sepasang sahabat menjodohkan anak mereka jika mereka sudah bertumbuh dewasa. "Senyum dikit kek kaku amat kek triplek," Andini Putri Hermawan. "Diam, atau lo mau gue cium," Rafa Fauzan Kamil. WARNING! 🚨 SUKA ME...