"Sayang, kamu baik-baik saja? kata teman-teman kamu, kamu sakit. Apakah kamu tahu aku benar-benar khawatir sama kamu."
Andin yang sedang membereskan alat tulisnya dibuat kaget karena Reza tiba-tiba masuk ke kelasnya dan langsung memeluknya dengan erat. Untung saja dosennya sudah keluar beberapa menit yang lalu.
"Heh! A-aku... Aku..."
Andin dibuat gagap. Apa yang harus ia katakan. Sebenarnya ia tidak sakit hanya saja ia menangis dan Rafa membawanya ke danau.
Keempat teman Andin hanya diam. Ia menatap Reza prihatin. Mereka berpikir bagaimana nantinya jika ia tahu tentang status Andin yang sudah menikah itu.
"Aku bahkan sudah mengirimi kamu pesan dan menelepon, tapi kamu tidak merespon," kata Reza yang masih memeluk Andin.
"A-aku..."
Andin menatap teman-teman seolah meminta bantuan. Keempat teman Andin yang mengerti arti tatapan Andin dan mereka semua mengangguk.
"Oh, astaga! Mata kamu bengkak. Apa kamu habis menangis?" kata Reza begitu ia melepaskan pelukannya dan membalikkan badan Andin untuk menghadapnya.
Apa mata gue masih bengkak? Astaga! Perasaan udah gue tutupi pakai concealer apa masih kelihatan. Nyebelin!. Andin merutuki dirinya.
Andin menatap keempat temannya yang dibalas tatapan meringis dari mereka.
"Hah! Be-bengkak?" Reza mengangguk mantap atas pertanyaan Andin.
"Iya, Andin habis nangis gara-gara..."
Lisa sengaja menjeda ucapannya karena ia ingin temannya itu panik. Sebenarnya Lisa masih kesal terhadap Andin yang sudah menyembunyikan pernikahannya. Kasih pelajaran sekali-kali tidak apa-apa kan?
"Gara-gara?" tanya Reza. Ia menunggu ucapan Lisa.
Andin dan ketiga temannya menatap Lisa khawatir. Sementara Lisa tersenyum evil.
Lisa, nggak akan ucapin yang sebenarnya kan? Andin merasa gelisah di dalam hatinya.
"Lisa..." ucap Kayla. Ia memperingati temannya tersebut lewat tatapan matanya. Sementara Lisa tertawa ketika ia melihat wajah keempat temannya yang panik. Apalagi ketika ia melihat wajah Andin.
"Bwahaha ya tentu saja gara-gara nonton film Korea. Lo tahu kan pacar Lo ini maniak Drakor dan EXO." Lisa tertawa geli. Sementara Andin dan ketiga temannya membuang napas lega.
Pletak!
"Lo ya, bikin kita semua panik." Sarah menjitak kepala Lisa dengan gemas. Sementara Lisa tertawa sambil mengelus kepalanya. Kayla dan Sherly menatap Lisa kesal.
"Astaga, jadi kamu menangis habis nonton film kesukaan kamu itu." Reza tersenyum geli ke Andin dan Andin mengangguk dan tersenyum kikuk.
"Cepat bereskan alat tulis kamu lalu setelah itu aku akan ajak kamu ke suatu tempat."
"Ke-kemana?"
Andin menatap teman-temannya, begitu juga keempat teman-teman Andin. Mereka saling tatap satu sama lain.
"Udah ayo cepat." Reza memasukan binder ke dalam tas milik Andin. Andin dan teman-temannya mereka masih diam.
"Setelah ini kamu pulang kan? Tidak ada dosen lagi," kata Reza yang sambil memasukan pulpen dan buku paket milik Andin.
"A-apa?"
"Sudah selesai. Ayo." Reza menarik tangan Andin untuk membawanya keluar dari kelas, tetapi sebelum itu Lisa dan Sherly menahan pergelangan tangan Andin untuk berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
Lãng mạnPerjodohan yang sudah ada sejak lahir, sepasang sahabat menjodohkan anak mereka jika mereka sudah bertumbuh dewasa. "Senyum dikit kek kaku amat kek triplek," Andini Putri Hermawan. "Diam, atau lo mau gue cium," Rafa Fauzan Kamil. WARNING! 🚨 SUKA ME...