Pagi hari ini Andin di kagetkan dengan Rafa yang tidur di sampingnya. Bukankah semalam ia sudah menyuruh Rafa untuk tidur di sofa? Lalu bagaimana bisa Rafa sudah ada disampingnya ketika ia bangun?!
Andin buru-buru memeriksa pakaian yang ada di dalam tubuhnya. Ternyata pakaiannya masih utuh. Andin bernafas lega.
Astaga, mana Rafa tidur dengan shirtless yang menampilkan perut kotak-kotaknya tersebut. Andin pernah melihatnya, tetapi hanya di ponsel pintarnya. Itu pun dari bias-nya, tidak dengan secara langsung seperti ini. Bahkan tadi ia merasa, ia memegang perut Rafa yang keras dan padat itu, seperti roti sobek kalau k-popers menyebutnya. Seperti Andin contohnya.
"Huwaaa tanganku ternodai." Ingin sekali Andin berteriak pada saat itu juga.
Rafa ada di sampingnya ia masih terlelap. Astaga, bagaimana bisa ia tidur tidak merasakan bahwa Rafa tidur bersamanya. Apakah ia tidur seperti mayat?! Yang tidak merasakan apapun ketika ia tidur.
"Lo udah bangun," tanya Rafa ke Andin dengan suara serak khas bangun tidur. Ia segera bangun dan duduk untuk mengembalikan nyawanya. Andin yang ditanya Rafa hanya diam. Ia hanya menatap Rafa dengan terpesona.
"E-eh!"
"Astaga suaranya sexy sekali. Jadi seperti ini yaa suara khas bangun tidur lelaki yang sering gue baca di wattpad. Emang serak-serak gimana gtu." Andin dibuat terpana seketika dengan ucapan khas bangun tidur Rafa.
"Gue kesiangan kagak sholat subuh tadi," ucap Rafa terpejam sambil merapihkan rambutnya yang acak-acakan sehabis bangun tidur itu. Andin menatap Rafa tanpa berkedip.
"Astaga rambutnya minta diusel-usel." Seketika jiwa liar Andin meronta-ronta.
"Ini semua gara-gara Papah ngundang tamunya banyak, Ckk!" lanjut Rafa, "Katanya ngundang sedikit, tapi buktinya apa?!"
"Cepetan mandi, habis itu kita pulang," ucap Rafa. Ia duduk di depan Andin yang masih berada diatas kasur king size itu.
"Kita bicarakan tentang kehidupan kita selanjutnya."
Setelah itu Rafa segera masuk ke kamar mandi. Tidak lupa juga ia membawa baju ganti untuk dirinya kenakan hari ini. Sementara Andin hanya memperhatikan punggung Rafa yang terasa lebar itu.
"Astaga, ada apa dengan gue hari ini. Gue bisa gila kalau setiap hari bangun tidur disuguhi Rafa yang Shirtless itu. Tenang Din lo udah punya Reza." Andin menyemangati dirinya sendiri. Ia tidak akan tergoda dengan Rafa.
Pulang? Ahh Andin baru ingat ia masih berada dihotel. Dan ia juga baru ingat bahwa ia sudah menjadi istri Rafa sekarang. Astaga Andin merasa geli dengan ucapan istri itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomancePerjodohan yang sudah ada sejak lahir, sepasang sahabat menjodohkan anak mereka jika mereka sudah bertumbuh dewasa. "Senyum dikit kek kaku amat kek triplek," Andini Putri Hermawan. "Diam, atau lo mau gue cium," Rafa Fauzan Kamil. WARNING! 🚨 SUKA ME...