"Aku kangen sama kamu." Reza langsung saja memeluk pinggang ramping Andin setelah ia dan Andin sedang berada di taman. Reza memeluk Andin erat dan menaruh dagunya di pundak andin.
Andin yang awalnya kaget dengan Reza yang tiba-tiba memeluknya. Tidak beberapa lama Andin tersenyum dan membalas pelukan Reza.
"Akhir-akhir ini kita jarang keluar nonton ataupun sedar jalan. Aku merasa kamu berubah akhir-akhir ini." Andin terdiam atas ucapan Reza. Reza semakin merengeratkan pelukannya.
Andin mengakui bahwa ia dan Reza sudah mulai jarang keluar sebagai mana mestinya sepasang kekasih sewaktu mereka dulu dan untuk dirinya berubah. Andin tidak tahu apakah benar bahwa ia sudah mulai berubah?!
"Terakhir kita nonton waktu kamu bersikap aneh."
"Ma-ma-maksud kamu?"
"Kamu yang sering melamun, kamu yang tidak menghabiskan popcorn kamu dan yang membuat aku tambah heran kamu menangis. Ya, aku tahu kamu menangis sewaktu aku membukakan pintu mobil untuk kamu. Padahal itu sudah biasa aku lakukan." Reza melepaskan pelukan mereka dan Reza menuntun Andin untuk duduk di bangku taman.
Andin masih dengan sikap diamnya. Jika di pikirkan kembali, itu karena malamnya Andin baru diberitahu bahwa Andin dan Rafa dijodohkan. Bahkan, malamnya ia tidak bisa tidur.
"Itu benar-benar sangat lama sekitar tiga bulan yang lalu dan semenjak itu kita mulai jarang jalan dan aku hanya bisa melihat kamu di kampus."
Jika diputar kembali itu karena Andin sedang sibuk untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Rafa. Dimulai dari fitting baju pengantin, mencari cincin pernikahan, pemilihan gedung untuk resepsi dan masih banyak lagi. Dulu Andin pikir semuanya sudah dipersiapkan oleh Bunda dan Mamanya Rafa. Jadi, Andin tinggal bisa membawa badannya saja untuk menikah, tetapi tidak. Andin dan Rafa ikut terlibat di dalamnya.
"Aku minta maaf kalau aku punya salah sama kamu." Reza menggenggam tangan Andin erat.
Lagi?! Reza aku mohon jangan buat aku tambah bersalah sama kamu, Batinnya.
"A-apa?"
"Kamu marah sama aku kan? Karena waktu itu aku mengajak kamu yang sedang sakit, sekali lagi aku minta maaf." Andin menggeleng keras sambil menatap Reza.
Kamu nggak salah, tapi aku yang salah!! Batinnya.
Reza masih setia menggenggam tangan Andin dan sesekali mencium tangan Andin yang membuat Andin ingin menangis.
"Kamu sudah berapa kali minta maaf sama aku, yang seharusnya minta maaf itu aku Reza! Aku!!! Aku sudah membohongi kamu!"
Andin menunduk dalam. Ia tidak berani untuk menatap Reza, sepertinya air mata sialannya itu sebentar lagi akan keluar.
"Aku kangen kamu yang dulu. Pasti setiap pulang kampus kita jalan. Entah itu nonton, atau sekedar mencari jajanan wisata kuliner yang sedang hits di instagram itu."
"Kata teman-teman kamu, kamu juga sering melamun di kelas beberapa bulan terakhir, apa kamu sedang punya masalah?" Andin masih dengan sikap diamnya. Ia menunduk dalam dan Reza menggenggam tangan Andin sambil mengelusnya lembut.
"Aku sudah bilang bukan, kamu bisa berbagi sama aku, atau tidak sama teman-teman kamu. Ingat, kamu tidak sendirian, kamu punya orang-orang yang sayang sama kamu."
Kamu tidak mengerti!! Andin berteriak frustasi di dalam hatinya.
Tes.
Air mata Andin menetes mengenai tangan Reza yang masih setia menggenggam tangan Andin. Reza langsung saja membawa Andin dalam pelukannya. Andin menangis sesegukan dan membalas pelukan Reza erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomancePerjodohan yang sudah ada sejak lahir, sepasang sahabat menjodohkan anak mereka jika mereka sudah bertumbuh dewasa. "Senyum dikit kek kaku amat kek triplek," Andini Putri Hermawan. "Diam, atau lo mau gue cium," Rafa Fauzan Kamil. WARNING! 🚨 SUKA ME...