CHAPTER 89

4.2K 345 17
                                    

"Andin, mana?"

Semua yang berada di sana mengernyitkan dahi ketika tidak melihat keberadaan Andin bersama Rafa.

"Masih tidur," balas Rafa singkat. Setelah itu ia duduk disamping Brian. Ia ikut bergabung bersama teman-temannya.

Mereka semua sedang berkumpul di gazebo kamar Diki. Kamar yang ditempati oleh Diki, Rizky, dan Brian. Resort di sini memiliki kolam renang pribadi disetiap kamar.

"Kalau begitu gue nyusul Andin ya, guys," kata Kayla kepada teman-temannya. Ia bangun dari duduknya.

"Ikut ...," seru Sherly. Ia berlari menyusul Kayla.

"Lo nggak membuat Andin kelelahan karena membuat ponakan lagi untuk kita, kan?" celetuk Firman. Sarah yang berada disampingnya dengan cepat menampar lengan berotot Firman. Semua yang berada di sana tertawa. Dengan cepat di tatap tajam oleh Rafa.

"Kamu." Sarah memperingatkan pacarnya untuk tidak berbicara yang macam-macam.

Kayla, dan Sherly yang belum jauh menghentikan langkahnya atas celetukan Firman. Mereka berdua menatap satu sama lain.

"Gimana?" tanya Kayla kepada Sherly. Ia menggigit bibirnya. Sangat tidak sopan jika ia tetap membangunkan Andin jika memang benar sahabatnya itu baru saja melakukan aktivas olahraga.

"Jangan bangunin Andin dia lagi istirahat," kata Rafa kepada Kayla, dan Sherly.

"Eh! I-iya," kata Kayla ia mengagguk mengerti.

Semua yang berada disana berteriak heboh. Bukankah sahabatnya ini baru saja membenarkan ucapannya Firman? Sementara teman-teman Andin terkejut.

"Astaga ... astaga ... Kay, ini seriusan?" Sherly menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu. Antara senang, dan tidak percaya atas apa yang baru saja ia dengar. Sementara Kayla hanya diam. Ia terkejut mendengarnya.

"Wow ini seriusan?" seru Diki senang. Tidak lama ia tertawa.

"Raf, berapa ronde lo berdua?" Firman bertanya kepada Rafa dengan tawanya.

"Gila ... belum ada sehari lo udah menanam benih aja di sini. Haha," tukas Rizky. Ia menatap sahabatnya takjub. Tidak lama ia tertawa di akhir ucapannya.

"Apaan sih lo semua! Andin tidur karena merasakan jet lag. Otak lo semua pada ngeres. Ck!" Rafa berdecak di akhir ucapannya. Ia mendengkus kesal. Bisa-bisanya teman-temannya itu berpikiran seperti itu.

"Oh ... karena jet lag. Haha," beo Diki dengan tawanya. Diikuti dengan teman-temannya.

"Sialan! Gue kira beneran," umpat Firman.

"Sama, gue juga. Haha," kata Rizky dengan tawanya.

"Ada-ada aja lagi lo semua. Masa iya Rafa, dan Andin main secepat ini? Belum juga satu jam. Haha." Brian tertawa diakhir ucapannya.

Rafa memang sedang tertidur awalnya bersama Andin di kamar, tetapi tidak lama ia terbangun karena mendengar suara ponselnya yang terus berbunyi.

"Ck!" Rafa mendelik. Ia menatap tajam Firman, Diki, Brian, Rizky Sementara yang di tatap hanya menyengir.

"Sialan!" umpat Rafa.

Anak-anak perempuan hanya diam. Bahkan untuk sekedar tertawa saja rasanya takut jika sudah berhadapan, atau menggoda Rafa rasanya mereka takut. Alhasil selama pacar, dan teman-teman lelakinya mentertawakan Rafa mereka hanya tertawa garing.

"Gimana, Raka? Udah ada kabar dari dia?" tanya Rafa kepada teman-temannya. Ia berusaha membuka topik, agar teman-temannya tidak terus menggodanya, dan berpikiran macam-macam.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang