"Mas, aku nggak mau periksa ke dokter kandungan. Periksa ke bidan saja kalau begitu." Andin pura-pura kesal kepada Rafa.
Andin, dan Rafa memang sedang berada di dalam mobil. Mereka hendak menuju ke rumah sakit yang ketiga. Karena rumah sakit yang pertama, dan kedua tidak jadi untuk periksa kandungan. Tentu saja karena dokter kandungannya seorang laki-laki.
Flashback
Andin, dan Rafa sudah sampai di rumah sakit yang kedua. Walaupun membutuhkan waktu yang lama. Ketika mereka hendak menuju dokter kandung tiba-tiba langkah kaki Rafa terhenti, dan hal itu membuat Andin mengernyitkan dahi.
"Kenapa Mas?"
"Ayo, kita pergi cari rumah sakit lagi."
"Eh! A-pa? Lagi?"
Andin hanya bisa menganga atas ucapan Rafa. Padahal mereka baru saja sampai. Bahkan, ia belum duduk mengantri, tetapi Rafa sudah menyuruhnya untuk pergi lagi.
"Kamu lihat dokter di sana?" tanya Rafa kepada Andin. Ia menunjuk seorang dokter yang berada di depan sana.
"Iya, kenapa?" Andin mengikuti arah telunjuk Rafa. Ia mengernyitkan dahi.
"Dokter itu baru saja masuk ke dalam ruangan itu, Aku juga melihat dokternya menyapa, dan tersenyum ramah kepada para Ibu hamil yang sedang menunggu antrian. Bahkan, kepada suster itu."
Rafa terlihat kesal ketika ia menyadari bahwa dokter kandungannya seorang lelaki. Ya, ia sangat yakin ketika dokter itu hendak memasuki ruangannya.
"Mas, bagaimana kamu tahu? Kita saja belum bertanya. Siapa tahu dia hanya seorang teman dokter kandungan, dan ingin bertemu dengannya."
"Aku nggk bisa. Kita harus pergi dari sini."
Tanpa menunggu jawaban dari Andin, Rafa langsung saja menarik lengan Andin untuk pergi mengikutinya. Lagi, dan lagi Andin hanya bisa pasrah ketika Rafa menarik pergelangan tangannya pergi menuju parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomantizmPerjodohan yang sudah ada sejak lahir, sepasang sahabat menjodohkan anak mereka jika mereka sudah bertumbuh dewasa. "Senyum dikit kek kaku amat kek triplek," Andini Putri Hermawan. "Diam, atau lo mau gue cium," Rafa Fauzan Kamil. WARNING! 🚨 SUKA ME...