CHAPTER 39

18.4K 1.1K 63
                                    

"Kenapa gue akhir-akhir ini cengeng baget ya? Hahaha." Andin tertawa sambil menghapus air matanya setelah melepaskan pelukannya dari Rafa.

Rafa hanya terdiam dan memperhatikan Andin yang menghapus air matanya bahkan untuk menghapus ingusnya menggunakan baju yang ia kenakan. Ia tidak merasa jijik. Ia sudah terbiasa dengan kelakuan Andin.

Sebenarnya ada keinginan didalam dirinya untuk menghapus air mata Andin menggunakan ibu jarinya, tetapi ia urungkan.

"Apa lo baik-baik saja?"

"Hmm." Andin mengangguk atas ucapan Rafa.

"Bohong."

Rafa langsung saja menoyor dahi Andin yang membuat Andin cemberut sambil mengelus dahinya.

Rafa tahu Andin tidak baik-baik saja. Kenapa ia berpura-pura seperti itu, tetapi Rafa juga merasa senang akhirnya Andin putus juga dengan pacarnya itu.

"Gue hanya merasa jahat aja sama Reza."

Rafa terdiam. "Apa lo nyesel putus sama dia?"

Rafa melihat Andin terdiam atas ucapannya. Bodoh sekali ia menanyakan pertanyaan seperti itu.

"I don't know, but inside I feel relieved." Andin tersenyum kepada Rafa.

"Really?'

"Hmm." Andin menganggukkan kepalanya.

"Gue senang mendengarnya."

Rafa mengelus puncak kepala Andin dengan lembut dan tidak lupa dengan senyumannya. Ia tidak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya. Tangannya seolah bergerak sendiri.

Andin mendongak. "Apa karena gue sudah mengungkapkan yang sebenarnya? Jadi kayak merasa plong aja gitu. Serasa nggak ada beban."

Rafa mengangguk dan tersenyum geli atas ucapan Andin. Bahkan tangannya masih mengelus rambut Andin dengan lembut.

"Raf, ayo, kita mulai semuanya dari awal."

Rafa yang awalnya sedang mengelus puncak kepala Andin terhenti. Ia menatap Andin syok. Ia tidak percaya dengan apa yang Andin katakan.

"Gue serius." katanya kembali.

Rafa diam. Ia menatap Andin. Sepertinya ada yang salah dengan Andin. Bahkan, tadi pagi saja ia juga terkejut dengan ucapan Andin yang dimana ia memilih dirinya dibandingkan pacarnya Reza.

"Gue udah memilih lo dan gue akan memutuskan Reza."

Rafa masih ingat ucapan Andin pada saat itu. Ucapan yang membuat Rafa seolah berhenti bernapas. Ada apa dengan dirinya.

"Kenapa lo nggak jawab? Gue udah putusin Reza sesuai kemauan lo dan lo hanya di—"

"Baiklah. Ayo, kita mulai semuanya dari awal."

Rafa langsung saja memeluk Andin dan membawa Andin kedalam pelukannya. Ia memeluk Andin erat dan dibalas pelukan oleh Andin tidak kalah erat. Rafa mencium puncak kepala Andin.

"ASTAGA, RAFA!"

Rafa kaget atas teriakan tiba-tiba Andin. Dengan segera ia melepaskan pelukannya dan menatap Andin khawatir.

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?"

"Kalung Reza!" pekik Andin. Ia menatap Rafa kaget.

Rafa ingat kalung itu. Kalung yang berbentuk bunga yang dimana kalung itu pemberian dari Reza. Rafa masih ingat ekspresi wajah Andin yang sangat senang dan bahagia pada saat itu.

"Astaga... Lupa dibalikin. Bagaimana ini Raf."

Rafa hanya diam ketika Andin yang terlihat panik itu.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang