"I-ini kan?" Reza mengangguk dan tersenyum simpul kepada Andin.
Andin pikir Reza akan membawanya ke taman kampus, danau atau tidak ke suatu tempat yang dimana banyak makanan, tapi Reza membawa Andin ke rumahnya. Astaga, Andin tidak bisa berkata-kata.
Andin awalnya sudah mulai curiga ketika mereka mengendarai mobil dan menuju ke arah perumahan yang dimana Firman juga tinggal di sana. Kemana lagi jika bukan ke rumah Reza. Rumah Firman dan Reza satu komplek hanya saja berbeda gang.
"Iya, rumah aku." Andin syok dengan apa yang Reza ucapkan.
Tentu saja Andin tahu bahwa ini rumah Reza karena Andin pernah diajak kerumahnya, tapi kenapa Reza mengajaknya kembali setelah sekian lama. Jika dipikir kembali setelah Andin menikah ia sudah mulai jarang bersama Reza karena Andin akan pulang selalu bersama Rafa.
"Ru-rumah kamu? Ke-kenapa kita kesini?"
Astaga! Kenapa Reza ngajakin gue ke rumahnya sih?! Andin berteriak di dalam hatinya
"Ayo, turun," ajak Reza kepada Andin dengan senyumnya.
"Pu-pulang aja yuk, teman-teman aku pasti lagi menunggu aku di rumah."
Andin menggenggam sebelah tangan Reza erat. Ia merengek minta dipulangkan.
"Nggak bisa sayang, Bunda aku sudah menunggu kita di dalam." Andin menggigit bibirnya. Andin dibawa ke rumah Reza setelah sekian lama.
"A-apa? Ki-kita?" tanya Andin horror.
"Hmm, Bunda aku kangen sama kamu katanya pengen melihat mantu sudah lama nggak ketemu kamu." Reza tersenyum geli jika memikirkan ucapan ibunya. Sementara Andin ia syok dengan apa yang Reza ucapkan.
"Ma...ntu?" tanya Andin kaget. Reza mengangguk dan tersenyum hangat.
"Kamu ini kenapa sih? Bukannya kamu sudah sering aku ajak kesini. Lalu kenapa reaksi kamu seolah-olah baru pertama kali kesini." Reza mencubit pipi Andin gemas.
"Bukan seperti itu, hanya saja aku... Aku..."
Reza mengelus kepala Andin setelah itu ia keluar dari mobil.
"Tu-tunggu!"
Andin menghela napas kasar. Begitu ia melihat Reza sudah keluar dari mobil.
"Ayo." Reza mengulurkan tangannya ketika ia sudah membuka pintu mobil yang dimana Andin duduki.
Andin tersenyum walaupun dipaksakan. Ia menerima ukuran tangan Reza.
"Astaga, kamu sudah lama sekali tidak main ke rumah Tante."
Andin yang baru saja menginjakkan kakinya di pelataran rumah Reza sudah disambut antusias oleh ibunya Reza.
"A-apa kabar Tante?" tanya Andin sambil membalas pelukan ibu Reza. Ia menatap Reza bingung yang dibalas oleh gelengan kepala dan senyum manisnya.
"Kabar Tante baik dong sayang, kabar kamu bagaimana?" jawab wanita paruh baya yang masih terlihat muda itu. Ia melepaskan pelukan Andin.
"A-andin juga baik tante." Andin tersenyum manis walaupun di dalam hatinya ia merasa gelisah.
"Aduh... Sudah lama sekali ya, sayang kamu tidak main kesini." Andin hanya tersenyum atas ucapan ibu Reza.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomancePerjodohan yang sudah ada sejak lahir, sepasang sahabat menjodohkan anak mereka jika mereka sudah bertumbuh dewasa. "Senyum dikit kek kaku amat kek triplek," Andini Putri Hermawan. "Diam, atau lo mau gue cium," Rafa Fauzan Kamil. WARNING! 🚨 SUKA ME...