CHAPTER 2

48.2K 2.1K 279
                                    

Setelah pelajaran pertama dan kedua selesai, disambut dengan pelajaran ketiga. Berhubung pak Tanto dosen galak itu tidak masuk, dikarenakan ada tugas di Bogor, jadi hanya pengumpulan tugas saja yang minggu lalu diberikan.

"Kalian mau langsung pulang atau main dulu?" tanya Andin kepada teman-temannya.

"Main lah, baru jam sebelas kurang terlalu pagi untuk pulang," jawab Kayla. Ia ini pacar Diki teman Rafa.

"Bener banget, kalau pulang sekarang yang ada nanti gue di sangka kagak kuliah lagi sama nyokap," balas Sarah si gadis tomboy.

"Mending ke kantin dulu yuk, mana tadi pak Rizal langsung masuk," lanjut Andin, "coba kalau sama Bu Diah, pasti perut kita udah kenyang sebelum makan siang."

Bu Diah dosen yang mengajar filsafat analitik ini memang terkenal baik. Sebelum pelajarannya dimulai, ia pasti akan menanyakan kepada mahasiswanya. Apakah langsung belajar sekarang, atau kalian mau makan dulu?

Berbeda dengan pak Rizal. Dosen itu tiba-tiba saja masuk, mau ada dosen dikelas masih ada atau tidak ada, ya, waktunya pelajaran dia ya, harus dia, sampai dosen yang masih di kelas aja sampai buru-buru membereskan buku ke dalam tasnya karena ia merasa tidak enak.

"Tahu ihh gue juga kesal sama ntuh dosen."

"Bentar, kita tunggu Sherly sama Lisa dulu, dia lagi di toilet soalnya." Semua mengangguk setuju atas ucapan Kayla.

Tidak membutuhkan waktu lama Sherly dan Lisa akhirnya muncul.

"Nah mereka sudah datang, yuk guys kita meluncur," seru Andin semangat.

"Kemana?" tanya Sherly dan Lisa penasaran.

"Kantin, habis itu kita main," terang Kayla. Sherly dan Lisa hanya ber-oh riya.

Andin dan teman-temannya segera bergegas ke lantai dasar karena berhubung kelasnya ada dilantai 3 bersebrangan dengan perpus.

Its the love shot na nanana nananana

"Eh ... hp siapa itu?" tanya Sarah kepada teman-temannya.

"Hp gw hehe."

"Andin!!!" teriak Kayla dan Sarah kesal. Berbeda dengan Sherly dan Lisa mereka hanya tertawa. Andin memberikan isyarat kepada temannya untuk diam.

"Halo?"

"Hallo sayang, kamu masih di kelas kan?"

"Nggak, ini aku mau turun."

"Turun? Kamu mau kemana? Bukannya kamu masih ada kelas hari ini?"

"Nggak, udah pulang dong, hihi."

"Kok bisa? Baru juga aku mau ke kelas kamu. Yasudah sekarang kamu ke taman dekat fakultas kedokteran, ya. Aku tunggu kamu disini, aku punya sesuatu buat kamu."

"Iya, sayang, bye," ucap Andin mengakhiri panggilan, tidak lupa ia tersenyum yang di tatap jijik oleh teman-temannya.

Sesuatu? Apa itu. Gue jadi penasaran, Batinnya.

"Andin astaga, apa-apa an nada dering begituan, jiwa liarku meronta-ronta," ucap Sherly heboh.

"Astaga gue jadi ngebayangin part lagu ketika dancenya. Hayati lemah." Andin tertawa retceh. Berbeda dengan Kayla dan Sarah mereka hanya mendengkus.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang