"Heh! Dia ...."
Andin tidak menyangka bisa bertemu kembali dengan seseorang pria di pernikahan kakaknya. Yang dimana lelaki itu tinggal satu apartemen dengannya. Ah, tidak. Lelaki itu tinggal satu lantai dengan sahabatnya, Raka.
"Hey … akhirnya kita bertemu kembali."
Andin masih ingat dengan jelas wajahnya terlihat senang dan berseri ketika ketika lelaki itu bisa bertemu kembali dengan dirinya dan Rafa. Pada saat itu ia memang tidak mengenalinya, tetapi sekarang ia sudah ingat dan mengenalinya. Ya, lelaki itu bernama Alvin. Lelaki tampan yang tentu saja masih tampan-an suaminya, Rafa.
Ia melihat Alvin sedang mengobrol dengan beberapa tamu yang lainnya. Ia membaur dan mengobrol dengan beberapa tamu di sana. Lihat, kepribadiannya sama seperti Firman. Ia mudah akrab dengan semuanya.
Berbicara tentang Firman. Sahabatnya itu tidak lama datang kembali setelah pergi menyusul Sarah dan Ia kembali dengan perasaan tidak semangat. Sepertinya memang sesuatu terjadi diantara mereka dan tidak lama semua teman-temannya juga pulang. Mereka meminta maaf karena tidak bisa menemani Andin hingga malam hari.
"Apa dia di undang juga sama Abang Al?"
Andin bertanya-tanya di dalam hatinya, tetapi tidak lama ia merutuki dirinya karena ia lupa bahwa Alvin lelaki itu bukan orang biasa.
"Sebenarnya saya masih ingin mengobrol dengan kalian, tetapi setelah ini saya masih ada urusan."
Andin masih ingat. Jika dipikirkan ia memang terlihat sibuk dan tergesa-gesa ketika ia terakhir kali bertemu dengannya. Yang dimana pada saat itu ia dan Rafa sedang berada di depan pintu apartemen Raka. Ia akan disidang karena tidak memberitahukan bahwa ia dan Rafa sudah menikah.
"Dia udah punya pacar belum ya ...," gumam Andin. Ia melihat Alvin masih mengobrol dengan beberapa tamu yang lainnya.
Andin ingin sekali menanyakan pertanyaan itu, tetapi entah kenapa ia selalu lupa. Astaga, Andin sangat berharap bahwa ia masih jomlo. Jika memang seperti itu ia tidak akan ragu lagi untuk memperkenalkannya dengan Lisa.
Saking seriusnya Andin memperhatikan Alvin. Ia sampai tidak menyadari bahwa Rafa yang berada di sampingnya sedang menatapnya dengan perasaan kesal.
"Ckk!" decak Rafa. Ia bahkan sampai menghabiskan minumannya dengan satu kali tenggak. Entah kenapa ia merasa panas.
"O-oh, astaga!"
Andin membelalakkan kedua matanya. Bahkan ia sampai menutup mulutnya menggunakan kedua tangan lentiknya. Ia terkejut atas apa yang ia lihat. Di depan sana Alvin sedang mengobrol dengan Salsa. Mereka terlihat sangat dekat.
Kemana Abang gue?! Masa bininya ditinggal sendirian dan sedang ngobrol dengan lelaki lain, batinnya.
"Kenapa udaranya sangat panas disini?!" kata Rafa tiba-tiba. Ia bahkan membuka kancing tuxedo yang ia kenakan dengan tidak sabaran. Setelah terlepas. Ia menghela napas kasar.
"Heh! Apa?" Andin mengerjap kedua matanya atas ucapan tiba-tiba Rafa.
"Di sini sangat panas," ulang Rafa sambil menekankan semua kata-katanya.
Dahi Andin mengernyit atas ucapan Rafa. "Heh! Panas? Aku nggak merasa panas." .
Kenapa Rafa bilang panas. Sejujurnya Andin tidak mengerti atas ucapan Rafa. Acara pernikahan kakaknya memang di dalam gedung dan disini sudah dilengkapi ac dan sangat mustahil bahwa akan kepanasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomancePerjodohan yang sudah ada sejak lahir, sepasang sahabat menjodohkan anak mereka jika mereka sudah bertumbuh dewasa. "Senyum dikit kek kaku amat kek triplek," Andini Putri Hermawan. "Diam, atau lo mau gue cium," Rafa Fauzan Kamil. WARNING! 🚨 SUKA ME...