"Rafa, kamu sudah datang? Kok berangkatnya siang sih? Aku kan dari tadi nunggu kamu tahu." Gladys langsung saja merangkul tangan Rafa yang membuat Rafa kesal. Rafa berpikir sejak kapan Gladys sudah ada disampingnya.
"Bukan urusan gue."
Rafa berusaha melepaskan rangkulan tangan Gladys yang melingkar ditangan kirinya, tetapi tidak bisa karena Gladys seperti biasa merangkul dengan sangat kencang.
"Rafa, kamu lagi ngelihatin siapa sih? Serius banget."
Gladys tidak suka Rafa mengacuhkan dirinya dan lebih fokus dengan seseorang yang Rafa perhatikan dari jauh. Setelah ia tahu siapa yang Rafa perhatikan sedari dari tadi, Gladys mendengus. Ternyata Rafa sedang memperhatikan Andin dari kejauhan yang sedang di tarik-tarik oleh kedua temannya dan kedua temannya lagi sedang marah-marah yang entah tahu mereka bicarakan.
"Kenapa? Kamu nggak suka ya, Andin di tarik-tarik seperti itu oleh teman-temannya?"
Rafa tidak menjawab pertanyaan Gladys, tetapi ia hanya menatap Gladys dengan tajam. Lalu setelah itu ia melihat Andin kembali dari kejauhan.
Rafa hanya khawatir. Ya, ia menyakinkan dirinya bahwa ia hanya khawatir ke Andin. Semenjak kejadian sewaktu SMA Rafa lebih menjaga dan memperhatikan Andin dengan orang-orang yang ingin mengganggu, ataupun menyakiti sahabat kecilnya itu yang sudah berubah status menjadi istrinya sekarang.
Rafa melihat keempat temannya tidak sengaja bertemu Andin yang sedang di tarik-tarik oleh teman-temannya itu. Bahkan Rafa mendengar dengan jelas teriakan mereka.
"WOY! ITU TEMAN GUE MAU PADA BAWA KEMANA?" teriak Brian.
"EH, TEMAN GUE ITU!" timpal Firman.
"GUYS, TOLONGIN GUE!" Andin meminta bantuan ke Firman, Diki, Raka dan Brian. Ia menatap mereka memelas.
Rafa mengepalkan tangannya di kejauhan ketika Andin di ujung sana meminta bantuan ke teman-temannya dengan wajah yang memelas seolah Andin benar-benar ingin di tolong.
"Ckk!" Rafa berdecak yang membuat Gladys menatap Rafa bingung.
Jika seperti ini Rafa seperti gagal menjadi laki-laki, ia tidak bisa berbuat apa-apa ketika teman-teman Andin membawa Andin dengan paksa, tetapi itu juga bukan sepenuhnya salah Rafa bukan? Rafa sudah ingin membantu Andin, tetapi Andin mencegahnya. Ya, sudah Rafa bisa apa.
"Udah diam, ayo, cepat jalan." Sherly menyuruh Andian diam yang membuat Andin mendengus kesal.
Rafa tahu teman-temannya itu menatap kepergian Andin dengan sejuta pertanyaan yang berada di dalam otak mereka. Tidak beberapa tatapan Rafa dan Raka bertemu. Raka tersenyum tertahan dan Rafa mendengus. Sepertinya Rafa tadi tidak menyadari jika Raka diam-diam diujung sana sedang memperhatikan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomancePerjodohan yang sudah ada sejak lahir, sepasang sahabat menjodohkan anak mereka jika mereka sudah bertumbuh dewasa. "Senyum dikit kek kaku amat kek triplek," Andini Putri Hermawan. "Diam, atau lo mau gue cium," Rafa Fauzan Kamil. WARNING! 🚨 SUKA ME...