CHAPTER 6

27.4K 1.6K 98
                                        

Setelah dari rumah Rafa, Andin bergegas pulang ke rumah, untuk memastikan apa yang dikatakan ayah Rafa itu benar bahwa kakaknya akan pulang hari ini.

Ketika sampai rumah, ia di buat terkejut. Ia melihat kakaknya Aldi sedang menonton tv dengan santainya. Ternyata benar kakaknya akan pulang hari ini.

Bugh bugh

Andin memukul lengan Aldi dengan keras, yang membuat Aldi kesakitan.

"Kampret sakit," seru Aldi. Ia terlihat kesal.

"Bagus ya lo, pulang nggak bilang-bilang gue," ucap Andin marah. Sementara Aldi hanya cengengesan.

"Gue tampol juga nanti muka lo, Bang," geram Andin.

"Setdah, jahat amat lo, Dek. Sini peluk Abang. Kagak kangen lo sama gue? haha."

Walaupun ia terlihat kesal, dan marah kepada kakak laki-lakinya itu. Tetap saja kangen. Bagaimanapun juga kakaknya sudah lama tidak pulang ke rumah.

"Kangen." Andin memeluk kakaknya erat. Sementara Aldi tertawa mendengarnya.

"Tumben pulang?" tanya Andin yang masih memeluk kakaknya.

"Gue pulang dibilang tumben, gue kagak pulang dikatain anak durhaka. Mau lo apa sih, Dek?!" Aldi kesal kepada adiknya ini.

"Hehe iya-iya gitu aja ngambek," canda Andin. Ia tertawa di pelukan kakaknya. Sementara Aldi menggelengkan kepalanya sambil mengelus puncak kepala adiknya

"Bang, entah kenapa hati gue ngerasa nggak enak. Terus dugun-dugun juga," ucap Andin resah sambil melepaskan pelukan dari Aldi.

"Hah! Dugun-dugun apa?" Aldi tidak mengerti dengan ucapan Andin.

"Deg-deg gan, Bang. Ah, elah ...."

Andin memutar bola mata malas.

Pletak!

Jitakan mendarat mulus di kepala Andin.

"Ngomong itu yang bener," ucap Aldi gemas.

"ih ... Abang!" seru Andin kepada kakaknya.

Aldi hanya tertawa yang mendapat pelototan oleh Andin.

"Bisa gelo nanti gue dijitakin mulu." Andin mempautkan bibir kesal. Aldi tertawa Renyah.

"Balik lagi sana lo ke Bandung jangan kesini."

"Gue kesana nanti lo kangen hahaha."

Andin memutar bola mata malas.

"Btw hati lo katanya nggak enak, ayo sini cerita sama gue."

Andin menceritakan kembali dengan perkataan Aluna dihalaman rumah Rafa. Entah kenapa ia merasa kedatangan Rama dan istrinya mendadak, ditambah dengan kedatangan kakak laki-lakinya.

Rama dan Sindy memang pernah bilang bahwa mereka akan melahirkan, tetapi itu masih lama, sekitar lima bulan lebih lagi.

"Hmm ternyata benar, sekarang waktunya ya," gumam Aldi yang masih didengar oleh Andin.

"Apa Bang? Sekarang waktunya apa?"

"Nggak apa-apa, udah cepat lo mandi nanti keluarganya Rafa mau kesini. Jangan sampai Bunda nyariin lo terus lo belum mandi. Bae-bae nanti kena omelan Ibu negara."

Andin hanya memutar bola mata malas.

----

Malam ini sesuai perkataan, Rafa dan sekeluarga datang ke rumah Andin. Andin masih kesal dengan keluarganya, ditambah dengan kakak laki-lakinya tersebut.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang