Aku berlari ke arah Simon, meninjunya sekuat tenaga. Kali ini Simon mengeluarkan isi perutnya.
"Kamu tahu apa yang paling tidak kusukai?"
"Orang-orang yang tertawa, hanya menonton tak membantu!"
"Kamu pikir orang seperti apa yang paling menjijikan, orang-orang yang hanya diam menonton." Kupukul wajahnya berulang kembali.
Aku duduk di atas perutnya dan menekan kedua tangannya dengan kakiku. Amarahku meledak. Apa yang dia tahu?
Tubuhku berdiri, ku seka darah di mulutku. Ini tak sakit sama sekali. Ini seperti terkena goresan pisau saja. Aku berjalan kembali, aku tak mau memukulnya lagi. Ini sudah cukup!
Brukkk...
Rasa hangat menjalar ke leherku. Apa ini? Aku memegang kepalaku? Darah? Tubuhku jatuh dan mengelap. Sadarlah! Kamu cukup kuat!
"Hey, Bajingan!!! Aku pertama ini bicara kotor, semoga dosaku hilang. Kamu berani melempar ini?" Aku tersenyum melihat sebuah batu besar menjadi dua bagian.
"Hahahaha... sialan, sakit tahu!"
Detik berikutnya aku sudah tak sadar apa yang kulakukan.
🍁🍁🍁
"Trea!"
"Hmm..."
Kepalaku sedikit pusing, aku diberi perban yang melilit kepalaku. Apakah aku mengalami gagar otak?
"Kamu sudah bangun?" Dion menyenteriku .
"Silau!"
"Oh, oke."
"Apa yang kamu rasakan?" Tanya Dion membuka sebuah layar.
"Baik, hanya mengantuk. Dimana si bajingan itu?"
Jika Simon masih hidup aku ingin menghajarnya sekali lagi. Terdengar bahwa aku menjadi psikopat gila. Bila di bumi aku akan ditangkap oleh polisi.
"Mati!"
"Hah?"
Benarkah? Aku sungguh-sungguh melakukannya, sih.
"Dia berada di ruang sebelah, sepertinya dia akan masuk ruang kesehatan lagi."
"Hah, jika membunuh orang tidak dosa aku akan membunuhnya."
"Sepertinya Blackland memiliki temperamen buruk."
Aku tak merasa sakit, seperti di awal rasa amarahku yang membuatku tak sadar diri. Aku hampir membunuh Simon sebelum aku dihentikan paksa dengan alat listrik. Tentu saja aku pingsan, tapi aku sadar saat itu. Rasa puas dan senang saat tahu Simon kalah denganku.
"Hahaha... Dimana dia?"
"Cukup Trea, tekan rasa marahmu. Ini akan memperburuk kepribadian mu!"
"Tidak, ini menyenangkan bos!"
"Lihat, kamu merasa senang saat memukulnya bukan? Sisimu ini harus kamu tekan, jangan sampai kamu berubah menjadi mereka!"
"Baiklah, bangunkan aku. Nanti aku normal lagi kok."
Aku mencoba tertidur, ini bukan Trea. Ini bukan Trea!
Semoga saja keberanian ini terus ada didiriku.
🍁🍁🍁
Aku terbangun, kali ini aku melihat beberapa orang datang. Aku duduk dan orang-orang seakan terkejut aku terbangun.
Omong-omong aku masih hidup dan bernapas.
"Kamu haus?" El menawar minum.
Aku cukup haus dan lapar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Ficção CientíficaTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...