Aku memilih banyak buku, ada beberapa yang membuatku penasaran. Asal muasal Archi dan pertemuan mereka dengan manusia bumi.
"Kamu akan disini, Trea?"
"Hmmm..."
"Baiklah, aku akan menghubungi teman-temanmu."
Ada banyak yang menulisnya dari mana nama kota dan sebagainya. Namun tak ada yang menulis bagaimana terbentuknya Archi, siapa mereka? Harusnya ada kan. Aku jadi sangat penasaran. Mungkin saja aku menemukan fakta yang bisa membantuku. Siapa tahu aku memiliki kemiripan dengan seseorang.
Ku habiskan membaca buku sampai rasanya kepalaku sudah tak dapat menampung. Tak ada yang menjelaskan apapun, hanya buku tentang terbentuknya Greenland seperti sekarang. Aku butuh informasi mengenai Archi.
Dimana?
Aku mencari buku lain yang mungkin saja ada seuatu didalamnya.
"Ini sudah malam, kamu ingin menginap?"
"Boleh?"
"Tidak! Kita bisa kemari besok, mereka menyuruhmu pulang dan makan malam."
Aku juga tak dapat apapun, apa Whiteland tahu sesuatu. Mungkin mereka tahu darimana asal usul ku kan. Sejak awal mereka mengincar ku. Aku harus segera kesana. Ada sisi Whiteland yang harus ku gali sedemikian rupa. Benar, aku harus selesaikan ujiannya dan kesana. Kuharap Demoter tidak melakukan apapun juga. Mereka pasti akan datang mencari kami lagi.
Aku diantar Aswin, dia punya mobil yang lebih canggih lagi. Aku terpana melihat bintang diatas sana. Mobilnya transparan, tapi dari luar akan terlihat hitam. Ada bulan yang sangar besar dan terang.
"Apa yang kamu cari?"
"Suatu hal, aku bertanya-tanya akan banyak hal."
"Contohnya?"
"Hmm, kamu tahu siapa penduduk asli Archi?"
"Yah, Whiteland."
Itu klasik.
"Tapi ada beberapa orang yang tidak merimanya, karena Whiteland juga bukanlah satu-satunya penduduk asli. Singkatku ada beberapa orang, mereka mendiami wilayah-wilayah. Baru warga bumimu datang kemari. Banyak dari mereka membaur dan jadi seperti sekarang."
"Kamu tahu darimana?"
"Kami sekolah."
Aku mengangguk, kenapa tidak ada dibuku ya. Atau itu hanya pembicaraan biasa?
"Siapa yang memberitahumu itu?"
"Guruku, namanya Tuan Caiden."
Tuan Caiden?
Haruskah aku menemuinya?
"Kamu juga campuran?"
"Hmm, ayahku seorang Blackland dan ibuku seorang Greenland. Mereka tinggal disini."
Rambut Aswin berwarna hitam pekat sama seperti aku saat berada di Blackland. Sedangkan matanya berwarna hijau gelap. Jika orang melihatnya warna matanya hitam. Tapi jika terkena cahaya semburat hijau terlihat. Dia campuran. Kepalaku pusing, mungkin banyak hal yang memang tak perlu kupikirkan.
"Kuharap mereka tak marah. Silahkan turun!" Aswin membukakan pintu. Aku melihat El dan Dion berdiri di depan pintu.
Mereka menungguku?
"Mampirlah!" Ajakku.
"Tidak, ini sudah malam. Selamat malam, Trea."
Aswin membungkuk dan pergi. Aku berjalan ke dalam melewati El dan Dion. Kenapa mereka masih disana? Bion duduk diam dimeja makan, aku mencium aroma masakan enak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
Science FictionTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...