Wajahku memerah dan menatap Dion tak percaya.
"Bagaimana bisa?"
"Aku pernah mengalaminya, lebih parah mungkin. Kamu berhalusinasi ingin menciumkukan?"
"Hah?"
"Itu terjadi karena ikan itu meningkatkan libidon ditubuh, merangsang anggota tubuh dan memberikan halusinasi. Itu baru tingkat terendah, tingkat tertinggi itu lebih buruk."
Wajahku memerah mendengarnya, lalu bagaimana bisa aku bertahan seharian.
"Tenang saja, El sedang mencarikanmu obat. Kamu hanya perlu bertahan sebentar lagi."
"Kurung aku di kamar!"
"Tak bisa!"
"Arghttt..."
Tubuhku panas dengan kaki lumpuh, rasanya aku ingin berendam di air dingin. Dion masih setia menemaniku tanpa memberikan reaksi apapun.
"Apa kamu sedang mengamati sebuah objek penelitian?"
"Hmm, ini menarik karena kamu perempuan."
"Apa bedanya, ya ampun. Aku akan berhalusinasi sepertinya!"
Benar, sekarang aku melihat Dion mirip Coin sedang berbicara.
"Kamu seperti Coin!"
"Lalu!"
Dion berganti dengan wujudku. Aku melihat diriku sendiri.
"Kamu mirip aku!"
"Terus Trea! Kamu harus berbicara padaku!"
Wujud selanjutnya membuatku terdiam cukup lama. Sangat lama sampai pingsan adalah pilihan terbaik. Otakku rusak atau ini efek sampingnya.
"Dion tolong, itu mengerikan!"
"Kenapa?"
"Aku melihat seorang anak terluka, kepalanya penuh darah."
Anak itu mendekat, dia memberikanku sebuah mangkuk darah. Sepertinya enak, aku sangat ingin meminumnya.
"Minum!"
"Hah? Ini darah!"
"Minum!"
Aku menggeleng, anak itu mencengkram mulutku dan memberikan darah itu tanpa henti. Perutku mual dan memuntahkan segala isi dalam perutku. Perlahan penglihatanku semakin membaik. Seseorang berada disampingku sedang memijat leherku. Elang memberikanku air putih.
"Racun itu sudah keluar, kamu tidur saja setelah ini."
🍁🍁🍁
"Hahahaha, halusinasimu itu?" Bion tertawa mendengar ceritaku.
"Kenapa?"
Kami sedang bermain game terbaru, bukan dengan orang dari Blackland itu. Ini hanya game dari bumi.
"Itu lucu, kamu suka kakakku?"
"Tidak, sungguh itu entah kenapa!"
"Bukannya aku tak suka kamu dengan kakakku. Hanya saja, itu pasti membuat Dion besar kepala."
"Kamu menggodaku!"
"Hehehe... Kamu masih terlalu muda dan polos. Jangan sesekali mengenal cinta, itu membutakan!"
"Baik, kakak."
"Bagus, adik manisku."
"Apa menurutmu aku bisa melawannya Coin?"
"Tergantung!"
Kami berganti game dengan game lebih berbahaya, game dengan cerita hantu membuatku mengingat Coin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfare ( END )
خيال علميTrea harus merasakan berbagai kejadian-kejadian di luar pemahamannya. Semuanya terkuak satu demi satu sampai akhirnya dia menerima fakta bahwa dia adalah Sioner. Hidup dalam pengejaran dan diburu. Bahkan dia tak tahu dunia apa yang menantinya nanti...