Bab 76 : Lihat

119 23 0
                                    

"Apa yang terjadi?"

Master G. menatap garang pada orang-orang di belakang ku. Dion berlari dan membisikan sesuatu padanya.

"Trea, masuklah istirahat. Aku akan membicarakan ini pada mereka dengan Dion."

Aku mengangguk dan masuk, tubuhku sudah lelah. Ditambah aku harus berurusan dengan sekantor keamanan Viki. Mereka terus menerus membuatku harus berbicara dengan tumbuhan. Dari yang ingin tanamannya ikut bicara pada mereka, bonsai yang ingin berbentuk binatang, atau ingin tanaman mereka subur. Aku menjadi ahli tanaman jika terus menerima keinginan mereka. Sayangnya Dion langsung menghentikan sebelum aku menjadi gila karena berbicara dengan tumbuhan tanpa henti. Para tanaman juga tak masalah tapi mereka ingin bebas saja daripada di dalam pot. Lagipula mereka juga tak bisa makan dan minum dengan benar selama ini.

"Trea!!!" Dion berteriak memanggil ku.

"Dion, ada apa? Bagaimana Master G.?"

"Pria tua itu marah-marah, aku langsung kesini supaya kamu bisa menghentikannya."

"Jangan bilang dia memukuli mereka?"

"Tidak, pokoknya kesana saja."

Apa lagi ini?

Aku berlari sekuat tenaga dan melihat orang dari pihak keamanan sedang melakukan push up bersama-sama. Kalau ini sih aku tidak akan menghentikannya.

"Master G?"

"Bukannya aku sudah menyuruhmu istirahat?"

Ini kan karena Dion yang memintaku datang. Aku juga tak bisa istirahat jika mendengar Master G. berbuat sesuatu pada keamanan disini.

"Benar, tapi apa ini tidak masalah. Nanti kalau mereka mengadukan pada Jackson? Pasti kita dalam masalah kan?"

"Dia sendiri yang mengusulkan bahwa Sioner akan bekerja di sini tanpa diganggu. Tapi mereka saja tak tahu apa-apa mengenai kita. Aku akan memberitahu Jackson jika dia kembali. Masalah ini harus dituntaskan saat kita berada disini."

"Jadi jika aku meneliti lebih banyak, aku tak akan ditangkap lagi kan?" Dion pasti sangat syok saat berada di penjara.

Aku sih sudah pernah malah sudah merasakan kurungan penjara. Ini bukan masalah bagiku untuk tidur di lantai berlumut lagi.

"Tidak, istirahat lah kalian. Ini adalah urusanku sebagai pemimpin Sioner. Aku tak akan tinggal diam kelompokku diperlakukan tidak adil."

Dion melirikku, aku tahu ini sebuah kekaguman sebagai anggota Sioner. Master G. sangat bisa diandalkan untuk sebuah pemberi hukuman. Aku juga tak akan mengganggu acarnya.

"Baiklah, selamat bersenang-senang."

🍁🍁🍁

"Jadi, apa yang kalian temukan?"

Kami duduk di meja makan yang disediakan Jackson. Aku masih penasaran kenapa dia tak menunjukkan diri pada kami. Kata Master G., Jackson lebih sibuk mengurusi urusan bangsa Viki dari ujung kota ke ujung lainnya. Aku dan Dion masih penasaran seperti apa dia.

"Unsur tanah di Viki berbeda dengan tanah di tempat lain. Bion memberiku sampel di tanah pusat dan semuanya berbeda. Disini unsurnya lebih kuat dan bisa kembali ke wujud tanah asli. Tumbuhan juga mengalami hal yang sama. Jika kita menggali kemungkinan tanah di bawah justru punya tanah asli."

"Apa itu bisa membantu bangsa Viki? Jika ada tanah asli, mereka bisa menanam sesuatu di sini tanpa harus membelinya dari negara lain. Apa kita akan mencobanya di bangsa ini dulu?" Tanyaku antusias. Pasti para tanaman akan sangat senang mendengar ini.

Bertahun-tahun mereka menginginkan kemerdekaan mereka tanpa ada yang paham. Jadi, bila bangsa Viki bersedia kami bisa membantu mewujudkan mimpi itu.

"Itu ide bagus, bagaimana menurutmu Dion?" Master G. melihat Dion.

"Hmm, aku perlu beberapa bahan dan alat untuk menyeterilkan tanah. Apa bisa?"

"Dimana didapatkan?" Aku siap mengangkat barang.

"Tentu saja di Greenland. Aku akan meminta tolong Aswin. Mungkin kita bisa dikirimkan alatnya kemari."

"Panggilkan sekarang, aku juga harus tahu kabar El."

"Bilang saja kamu ingin melihat Aswin."

Dion entah kenapa menjadi mirip saudaranya.

"Kita akan melakukan panggilan nanti. Sekarang tuntaskan makanan kalian. Satu jam lagi kita berkumpul di kamar." Master G. mengomando.

"Oke."

Harusnya aku meminta satu alat untuk berkomunikasi. Sayangnya alat itu hanya ada dua yang dipegang Dion dan Bion. Satu jam setelah makan malam aku datang ke kamar Master G. dan Dion. Mereka sudah bersiap dan telah melakukan panggilan terlebih dahulu.

"Trea!!! Tolong aku, aku mau ikut kalian saja. Mereka disini tak ada yang mau main game!" Bion berteriak keras.

"Diamlah Bion! Kamu sendiri yang tak mau kesana!" El menarik Bion untuk menjauh.

"Apa kabarmu Trea?"

Wajah Aswin terpampang di layar, kenapa perasaanku dia menjadi lebih kurus?

"Kamu baik disanakan Aswin? El tidak mengganggumu kan?"

"Hey! Bukan aku ya!" El berteriak membela dirinya.

"Hahaha... Aswin mu diganggu para sepupumu." Bion menyembulkan kepalanya di layar.

Sepupuku? Yang mana lagi?

Jika aku kembali nanti mereka harus siap menerima ganjaran dariku bila menganggu Aswin.

"Aku baik-baik saja. Bagaimana disana?"

"Kami sedang menyelidiki tanah dan tumbuhan disini. Ada perbedaan, aku sudah menyuruh Bion mengirim sempel tanah disana dan aku ingin mengubah unsur tanah disini. Jadi aku ingin meminta tolong padamu untuk mengirim alatku dari laboratorium Greenland." Dion menjelaskannya.

"Aku akan meminta akses pada Caiden. Mungkin dua hari alatnya sampai disana."

"Oh ya, aku punya satu hal yang ingin kukatakan. Mesin di bawah Whiteland ternyata berada di waduk perbatasan Redland. Dibawah air sana, mesin itu dikelilingi besi yang tak bisa ditembus. Pohon memintaku untuk menghancurkannya sejak dulu. Tapi itu pasti menimbulkan masalah untuk dua negara." Info ini harus kubagikan pada mereka semua.

"Hmm, waduknya memang sangat besar. Akan sulit menghancurkan ditengah dua negara." Master G. juga setuju. Sulit bila berada di tengah dua negara.

"Jika kamu kesana kamu harus ke rumahku ya! Ada banyak bendaku disana." Bion masih mengingat itu. Atau aku harus mengambil Amber?

"Jangan membuat adikku kemana-mana. Sudah untuk urusan mesin kita sampingkan, kita perlu lencana milik Whiteland untuk menghancurkannya." El memukul kepala Bion.

"Aduhhh, Trea!!!! Kuharap kalian cepat kembali."

"Hmm, oh ya. Kamu sudah mencari informasi mengenai anak Weldorm dan panti asuhannya?" Aku perlu informasi mengenai hal itu.

"Datanya akan kukirimkan." Bion bisa diandalkan untuk hal ini.

"Bagus sekali. Aku tunggu."

"Baiklah, kalian tahu berapa persen suara kita?"

Memangnya sudah keluar?

Bahkan kami baru beberapa hari melakukan ujiannya. Apa bisa secepat ini?

"Berapa persen?" Tanyaku ingin memastikan.

"35%."

🍁🍁🍁

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Fanfare ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang